23

399 57 3
                                        

Sholeh masih tidak percaya, kenapa juga ia harus membawa Marsha ke apartemennya. Namun lihatlah, suara orang mandi dari kamar mandi di kamarnya berkata lain. Ia memegangi rambutnya, sedikit Frustasi tentang langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Dia sedikit bersyukur, sepertinya Adel memang sudah terlelap sejak kejadian itu, handphone-nya tidak ada notifkasi apapun.

Tiba-tiba wangi sabun yang biasa ia kenakan tercium ke seluruh ruangan. Sholeh sampai heran, rasanya tiap ia mandi wanginya tidak seperti ini.

"Leh, boleh pinjem baju?" tanya Marsha.

"Bol-" Sholeh yang refleks memalingkan wajahnya ke sumber suara, langsung menutup matanya dengan kedua tangan "-Kak Marshaaa kalau cuma andukan jangan keluar duluuu, kan bisa aku ambilin pas masih di dalem" wajah Sholeh memerah.

"Oh hahaha maaf-maaf, kebiasaan di apart sendiri begini" kekeh Marsha, gadis itu langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi "Aku udah di dalam, tolong ambiliin!" teriak Marsha.

Sholeh bergegas mengambil bajunya yang sedikit oversize berwarna putih dengan tulisan 'Free Palestine' dan Logo semangka kecil di tengha-tengahnya. Serta celana basketnya sudah sedikit dekil, rasa-rasanya celana itu harus meminta maaf pada Paha Marsha. Ia lantas mengetuk pintu kamar Mandinya. Tak lama Marsha menjulurkan tangannya dan berterimakasih pada baju serta Celana yang Sholeh berikan.

"Kak Marsha tidur di kasur aku ya, aku di sofa bed situ" ucap Sholeh setelah Melihat Marsha keluar dengan baju yang ia berikan. Sholeh sendiri baru selesai merapikan kasurnya. Ia saat ini sedang memeriksa beberapa kerjaan di meja kerja deket jendela yang posisinya berhadap-hadapan dengan kasur.

Tiba-tiba Sholeh merasakan tangan lembab Marsha yang baru saja mandi mengalung di lehernya. Gadis itu meletakkan dagunya di bahu Sholeh, ikut memperhatikan kerjaan yang Sholeh sedang kerjakan.

"Sholeh belum ngantuk?" tanya Marsha, nafasnya terasa begitu dekat, menerpa leher Sholeh.

"Ehm belum" Sholeh berusaha menahan debar aneh di dadanya "Kak Marsha tidur duluan aja, pasti capek" ucap Sholeh.

"Mau tidur gini aja" Marsha malah menyenderkan kepalanya di bahu Sholeh.

"Ehhh jangan, yakali tidur sambil berdiri" kekeh Sholeh.

"Mhmmm, gamau tidur kalau ga sama kamu, kalau kamu masih mau kerja, aku tidurnya gini" ucap Marsha lantas memenjamkan matanya.

Sholeh menghela nafasnya pasrah, lantas menyelesai kerjaannya yang memang sisa sedikit lagi. Setelah itu lantas Sholeh me-sleep Laptopnya.
"Yuk tidur!" Sholeh pun menuntun Marsha untuk tidur di kasur. Saat Sholeh sudah menyelimuti Marsha, ia pun bergerak menuju sofa, namun tertahan, saat ia melirik, ternyata Marsha menahan tangannya.

"Tidur situ aja, jangan di sofa, keras" ucap Marsha sembari menunjuk sisi sebelah kasurnya yang masih lega.

"Mmm, takut Kak Marsha ga nyaman, aku di sofa aja" ucap Sholeh.

Tiba-tiba Marsha menarik tangannya, dan menutup mukanya dengan selimut. Sholeh menganggap itu sebagai bentuk 'yaudah' dari Marsha. Akhir  ia membawa bantal ke sofanya, setelah mulai merasakan posisi yang nyaman. Sholeh pun membuka gawainya, ia mengabari Adel bahwa dia sudah sampai dan baru saja selesai mengerjakan sisa pekerjaannya, dan akan tidur. Ia mendoakan kebaikan masa depan mereka, lantas mengirimkan tombol kirim. Saat sudah bersiap tidur, ia mendengar isak dari kasurnya. Sholeh langsung bergegas mendekat.

"Kak, are you okay?" tanya Sholeh.

Tidak ada jawaban.

Sholeh pun memberanikan diri menarik selimut yang menutupi wajah Marsha. Terlihat gadis itu meringkuk, sembari memeluk dirinya erat. Airmata mengalir dari mata gadis anime itu.

Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang