"Gile, abis dari theather lu?" tanya Sholeh pada Chiko "Tumben balik lemes, biasanya seger abis ketemu Oshi"
Chiko yang sedang semangat-semangatnya Ngidol, tentu cukup terpukul, karena dalam tiga kali verif theater, tiga-tiganya ada pengumuman mengenai klarifikasi Golden Rules dari para member yang melanggar.
"KAK FREYA, KAMU GA MELANGGAR GOLDEN RULES KAN? KALAU MAU MELANGGAR SAMA AKU AJA KAKKK!" Teriak Chiko penuh emosi."Walah, udah kena ini mah mesinnya" Sholeh geleng-geleng kepala. Malas menanggapi tingkah edan Chiko, Sholeh kembali ke kamarnya. Sudah pukul 11 malam, baiknya ia tidur karena besok harus ke Rumah Adel untuk acara pengajian keluarga sebelum bulan Ramadhan. Sholeh tersenyum, ini Ramadhan pertamanya berstatus tunangan dengan seseorang, apalagi gadisnya itu Idola ibukota, pasti unik sekali rasanya. Sholeh akhirnya membaca Doa, selepas itu langsung berusaha terlelap.
-0-
"Hah, saya yang ngaji?" tanya Sholeh memastikan.
"Iya, Qori yang biasa tiba-tiba ngabarin kalau sakit perut, efek kebanyakan makan mie gacoan, nak Sholeh bisa kan?" tanya Ibu Adel memastikan.
"Bisa sih, tapi ga sebagus Qori juga Mah" ucap Sholeh.
"Gapapa, yang penting ngaji nak Sholeh, biar berkah, abis itu kan nanti ada ustaz yang ngisi siraman rohaninya" jelas Ibu Adel.
"Oke deh Mah kalau gitu, insyaAllah" Sholeh tersenyum. Ibu Adel pun berterimakasih dan mengusap-usap rambut Sholeh bangga, sudah seperti anak sendiri.
Pagi ini Rumah Adel ramai, semua perwakilan-perwakilan pegawai dari perusahaan yang dibawahi oleh keluarganya hadir untuk ikut pengajian. Daritadi berlalu lalang petugas katering juga melakuan persiapan dengan menata makanan buffet di ruang tengah. Keluarga Adel yang di Jakarta juga semuanya hadir, termasuk sepupu-sepupunya. Semua merubung Sholeh, ingin tahu pria mana yang berhasil membuat Adel menjadi seperti itu. Sholeh tersenyum saja menganggapi satu-satu pertanyaan dari saudara-saudara Adel. Mulai dari kuliah dimana, sampai pakai pelet apa.
Yang mengejutkan tiba-tiba Christian dan Ayahnya hadir, meskipun agama mereka berbeda, tapi mereka tetap datang sebagai bentuk toleransi. Sebenarnya yang diundang hanya Ayah Christian, tapi sang anak merengek minta ikut. Akhirnya dibawahlah anaknya. Sholeh tersenyum simpul melihat itu. Christian sendiri tersenyum remeh, ternyata saingannya hanya sebatas ini saja? Dari wajah, jelas tampan dia, Chindo gitu, Kekayaan? jangan ditanya. Tinggi? ya tinggi Sholeh dikit lah, Kekar? Sholeh karena sering Olahraga terlihat lebih bugar. Agama, agamanya sama kayak Adel, dan orangnya taat, bahkan kabarnya hafal 10 Juz Al Quran. Loh, kok malah gue yang dibikin insecure, batin Christian.
"Christian" ucap Pria itu menjulurkan tangannya pada Sholeh.
Sholeh terseyum dan membalas uluran tangan Christian sembari mengenalkan namanya.
"Jadi kamu ya, yang neflon-nelfon saya?" tanya Sholeh membuka obrolan.
"Iya, biar kamu sadar posisi kamu" ucap Christian dengan nada menyebalkan. "Pada Akhirnya Adel akan milih saya!"
Sholeh tersenyum, dia pernah diancam oleh petugas saat sedang berdemo, mendengar penuturan Christian, rasanya seperti tidak terlalu menakutkan.
"Silahkan saja, saya percaya Adel kok" pria itu lantas berdiri lalu ke arah Dapur, membantu Adel yang sedang membungkus-bungkus bingkisan."Abis ngomong apa sama itu orang?" tanya Adel.
"Dia katanya mau rebut kamu dari aku" jawab Sholeh, matanya masih fokus mengikat-ngikat tali bingkisan.
"Terus?" tanya Adel.
"Ya, aku bilang aja, aku percaya kamu" Sholeh menoleh pada Adel sekilas, lalu kembali fokus pada bingkisan-bingkisan yang jumlahnya lumayan.
"Hmm, thanks" ucap Adel, jujur tubuhnya ingin menghambur dan memeluk Sholeh, entah mengapa kata-kata sederhana seperti itu membuatnya tersanjut, Sholeh begitu mempercayainya, dan Adel tidak akan mengkhiantinya. Rasanya bisa kita sepakati, di titik ini Adel sudah jatuh cinta pada Sholeh, namun masih ketutup gengsi yang cukup besar.
"Aku mau bantu juga dong!" tiba-tiba Christian bergabung dan asal memasukan jajanan dan sembako ke bingkisan ke dalam plastik.
"Heee, Kris, salah itu, udah-udah jangan ngerusuh dah, tunggu di depan aja!" usir Adel sembari berkecak pinggang.
"Aaa Dedel, kenapa sih, kan aku cuma mau bantu" ucap Christian dengan nada diimut-imutkan.
"Mending lu ke depan, sebelum gue tendang!" Ancam Adel, Christian akhirnya menurut, ia mendengus kasar lalu pergi dari dapur.
-0-
Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi
(QS Taha : 77)Adel tidak pernah bosan mendengar lantunan ayat suci yang keluar dari mulut Sholeh. Bacaanya tartil dan enak di dengar, tentu tidak selevel qori-qori dengan nada yang beragam, tapi tetap saja, kesederhanaan itu malah yang membuatnya jadi nyaman di dengar.
Setelah itu pengajian pun dimulai dengan pembahasan terkait keikhlasan. Semua fokus mendengarkan, kecuali Christian, pria berusaha sekali agar bisa caper kepada Adel. Posisi pria dan wanita yang dipisah, membuat Christian cukup kesal, sehingga ia malah bersebelahan dengan orang yang ia anggap saingan daripada dengan Adel. Christian pikir, pengajian itu, syukuran makan-makan biasa.
"Yang anteng Christ" bisik Sholeh melihat pria di sebelahnya seperti gelisah, dan beberapa kali melirik ke arah bagian wanita.
"Berisik, gue lagi nyari Dedel gue, mana ya, kok ga keliatan?" tanya Christian dengan nada khawatir.
"Paling bantu mba di dapur, bagi-bagi snack kan abis ini" ucap Sholeh santai.
Mendengar itu Christian langsung sumringah, ia berdiri dan langsung menuju ke dapur.
"Itu dibiarin aja gapapa?" tanya Robby.
"Biarin aja, ga lama paling balik lagi" kekeh Sholeh.
Betul saja, tak lama Christian sudah kembali dengan wajah ditekuk, tentu saja ia di usir Adel. Bukan hanya ia asal memasukkan snack ke dalam box, dia juga hampir menduduki tumpukan lontong yang sudah siap dipindahkan ke box. Tukang rusuh memang.
"Diem deh!" ucap Christian galak, menyadari tatapan mengejek Sholeh dan Robby. Kedua pria itu hanya geleng-geleng kepala menahan tawa saja.
Bersumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)
FanfictionDi suatu semesta yang lain, Adel sudah terlalu sering membuat resah teman-teman, keluarga dan manajernya dikarenakan sikapnya yang terlalu flirty kepada teman sesama jenisnya. Keluarga dan Pihak manajemen pun memutuskan untuk menjodohkan Adel. Bagai...