11

363 57 10
                                    

"Katanya anaknya sahabat papah yang waktu itu udah mau lamaran ya?" tanya seorang Pria.

"Yang kamu taksir itu? denger darimana?" tanya Pria paruh baya yang sedang menyeruput kopinya.

Ruang tamu yang cukup mewah namun terasa lengang karena hanya ada dua orang saja yang ada disitu. Sang Anak yang kemarin malam tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan sahabatnya tentang perjodohan, menciptakan debar tak nyaman. Sehinga esok harinya harus ia langsung klarifikasi.

"Telfon papah semalem, ga sengaja" Pria itu duduk dan menatap ayahnya lekat, menanti jawaban.

"Iya, tapi itu private party dan informasinya rahasia, karena kamu tau sendiri kan status anaknya" ucap sang Ayah, lalu lanjut menghirup Kopinya "Ga usah mikir aneh-aneh, ikhlasin" ucap sang Ayah menasehati. Dia sudah sangat paham akan tingkah laku anaknya.

"Engga aneh-aneh kok, cuma mau berjuang buat terakhir kali" kekeh sang Pria.

"Christian, Christian, udah jelas-jelas di tolak kok, cari yan lain lah, yang mau sama kamu banyak!" ucap sang Ayah sambil geleng-geleng.

"Cewek emang banyak Pah, tapi yang kayak Adel cuma satu" ucap Christian sembari tesenyum. Tanpa menyadari ayahnya merinding karena kata-katanya yang Cringe dan template itu.

-0-

"Del, gue kadang masih ga nyangka elu dulu pas awal-awal masuk masih kek bocil banget, trus tiba-tiba makin gede makin kayak abang-abang, tapi sekarang, ya Allah, elu cantik banget pake dress gini" ucap Flora, ada sedikit haru dari nada bicaranya.

"Gue juga ga nyangka Flo, dia awal-awal masuk gelondotin gueee terus, kemana-kemana ngikut, udah kayak punya anak, eh malah sekarang dia dulu yang mau bikin anak" Kekeh Oniel.

"Sialan, masih lama yaaa, itu juga kalau jadi sampe nikah, siapa tau dia selingkuh" ucap Adel dengan nada ketus.

"Ish, Ish ga boleh gitu sama calonnya, ga boleh Husnudzon" ucap Fiony sembari geleng-geleng.

"Yang bener Suuzon Cepio, kalau Husnuzon mah prasangka baik" koreksi Adel.

Lulu bertepuk tangan "Baru beberapa bulan gaul sama akhi-akhi, udah makin sholehah aja nih gue liat-liat, lagi memantaskan diri Del?" goda Lulu.

"Yaelah Kak, itu mah bocah SD juga tau bedanya Suuzon sama Husnuzon, Cepio ga tau kan karena dari kecil bukan Islam" Kelit Adel yang dihadiahi tawa teman-temannya.

Shani yang dari jauh memperhatikan, tersenyum dengan tingkah adik-adiknya, dia masih tidak percaya Adel ternyata begitu cantik kalau didandani ala pengantin. Yah, meskipun ini baru lamaran saja. Dia sendiri penasaran, nanti setelah graduate, bagaimana jodohnya nanti, apakah pria yang biasa saja seperti Sholeh, namun hatinya luar biasa? Atau bisa jadi Konglomerat generasi 3, semua kemungkinan bisa saja, apa perlu kita buat spin-off cerita khusus Shani? Lah.

Di tempat yang sama, namun berbeda ruangan, ada sosok pria yang sedang tegang, daritadi kakinya digerak-gerakan tak bisa diam.

"Diem napa itu kaki, kata emak gue kebiasaan orang miskin!" sewot Chiko melihat Sholeh yang terlihat gelisah.

Mastin yang juga ada disana terkekeh mendengar perkataan Chiko, remaja itu sangat paham bahkan kakanya yang terbiasa berbicara di depan ribuan orang, bisa menjadi seperti ini karena ini Cinta.

"Lagian, baru 2 minggu yang lalu tuker cincin, ini mau lamaran, mana di ballroom hotel lagi" Sholeh berkali-kali mengusap mukanya.

"Kalau yu gamau, biar kak Adel tunangan sama gue" goda Chiko.

"Gue siram air zamzam mau lu?" Sholeh berkata dengan nada tinggi.

"Udah-udah, gelut mulu, kak Sholeh mending ngaji kek atau apa biar tenang, kak Chiko ngaji juga, sini gue ajarin" ucap Mastin menengahi, jengah dengan percakapan dua orang yang ada di depannya.

Jodoh Pilihan JOT (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang