8. sebuah janji

971 145 9
                                    

sudah lebih dari lima belas menit rosé duduk dengan kaku di sofa yang ada diruang kerja sang kakak.

lima belas menit itu pula scoups hanya diam sembari menatap kearah rosé.

Tadi saat mendengar suara sang kakak yang sepertinya marah melalui telepon direstoran, rosé tanpa berlama - lama langsung pergi tanpa berpamitan baik kepada jeongwoo maupun wonwoo. Rosé tidak lupa jika sang kakak pernah memperingatinya untuk tidak berhubungan langsung dengan ayah jeongwoo dan dirinya baru saja terciduk makan siang bersama layaknya sebuah keluarga kecil bahagia. Luar biasa sekali bukan?

"Apa oppa tidak lelah terus menatapku seperti itu?" Dengan sisa keberanian yang hanya tinggal 2% akhirnya rosé yang lebih dulu membuka mulut dan ya rosé menyesal karena scoups semakin memicingkan matanya.

"Apa kau sadar kesalahanmu roséanne choi?"

Ini adalah sebuah bencana, kakaknya itu jarang sekali memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu, jika sudah seperti ini sudah pasti scoups sangatlah marah.

"Maaf."  Rosé memilih menundukan kepalanya mengalah, mendebat scoups hanya akan memperparah keadaan.

Scoups bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan mendekat kearah sang adik, "begitu caramu meminta maaf?"

rosé buru - buru mengangkat pandangannya kemudian kembali menunduk. "Maaf,"

"Sebutkan kesalahanmu."

Rosé mengigit bibirnya, "Menemui ayah dari jeongwoo, padahal oppa sudah melarangnya sejak awal." Rosé menjawab dengan nada mencicit.

"jadi bagian mana yang tidak kau paham? kenapa masih melangarnya?"

Rosé terdiam, sebenarnya rosé penasaran hal apa yang membuat kakaknya ini begitu marah saat mengetahui dirinya bertemu dengan Wonwoo, bahkan setahu rosé mereka adalah partner dalam berbisnis bukan seorang rival.

"Sudahlah, kau tidak kasihan dengan adikmu?"

Rosé dan Scoups menoleh secara bersamaan, Jeonghan masuk kedalam ruang kerja milik scoups, melihat rosé kemudian tersenyum tipis.

"Lebih baik sekarang pergi ke kamar dan bersihkan dirimu," Jeonghan mengelus surai blonde milik rosé dengan sayang.

Rosé melirik scoups dengan takut - takut, mengerti kekhawatiran rosé, jeonghan tersenyum. Dirinya kemudian mendekatkan mulutnya kearah telinga milik rosé. "Macan satu ini biar aku saja yang jinakan, serahkan saja padaku," Jeonghan berbisik. Jika saja situasi ini sedang tidak tegang rosé bisa saja langsung menyemburkan tawanya tapi jangankan untuk tertawa menarik senyum tipis saha dia tidak berani, dengan ragu rosé akhirnya keluar dari ruang kerja milik scoups, meningalkan Jeonghan dan Scoups berdua.

Dirinya memegang dadanya dengan lega, tadi itu dirinya benar - benar takut, Scoups memang jarang memarahinya tapi sekali kakaknya itu marah, marahnya benar - benar sangat mengerikan.

"Terimakasih kepada Jeonghan-oppa uang sudah menyelamatkanku." setelahnya rosé dengan cepat berlari menuju kamarnya.

Sedangkan didalam ruang kerja milik Scoups, Scoups terduduk disofa sembari memijit pelipisnya yang tiba - tiba saja berdenyut. Melihat itu Jeonghan ikut menghela nafas.

"Aku gagal, sekarang Wonwoo tahu rosé masih hidup."

Jeonghan terdiam sejenak kemudian ikut duduk disofa. "Mau bagaimana lagi? Kau tidak kasihan pada Jeongwoo? Anak seusianya masih membutuhkan seorang ibu. Jika dipikir - pikir kau ini juga jahat karena memisahkan seorang anak dan ibunya, kenapa dulu kau tidak membawa jeongwoo ikut bersama saja?"

Scoups menoleh kearah Jeonghan. "Kau tahu aku ingin membuat Wonwoo menyesal dan terus terbayang akan dosa yang dia perbuat pada rosé, tapi kau juga yang paling tahu, bukan merasa bersalah dia malah sibuk mengencani banyak wanita, dan sekarang dia ingin mengambil rosé kembali? Aku sudah gila jika membiarkan rosé kembali bersama dengan wonwoo hanya untuk membuat rosé menderita lagi."

Jeonghan menghela nafas, "Otakmu itu sepertinya harus didinginkan dulu, kenapa kau selalu berfikir jahat tentang wonwoo? Wonwoo mungkin merasa menyesal, perihal mengencani gadis kau yang paling tahu jika Wonwoo membutuhkan ibu untuk jeongwoo, kau juga tahu bukan Wonwoo bukan tipe pria yang mudah jatuh cinta?"

Scoups menatap Jeonghan dengan aneh. "Kenapa kau jadi membelanya? Lagipula Wonwoo bisa mencoba belajar menjadi ibu dan ayah sekaligus."

Jeonghan tersenyum sinis, "Kau pikir itu mudah? Dan ngomong - ngomong aku membicarakan fakta, bukan membela Jeon Wonwoo."

Scoups termenung, mereka dilanda keheningan beberapa saat. "Apa sebaiknya aku mempercepat pernikahanmu dengan rosé? Dengan begitu wonwoo tidak memiliki kesempatan untuk bersama rosé kembali bukan?"

****

"AKU TIDAK MAU TIDUR DISINI AKU INGIN TIDUR DENGAN MAMA!" Wonwoo memijat keningnya yang berdenyut sakit, imbas dari rosé yang tiba - tiba saja meningalkan mereka Jeongwoo menjadi sangat rewel malam ini.

Wonwoo bukannya tidak tahu jika Scoups yang membuat rosé pergi meningalkan mereka, hal ini makin membuat rasa curiga pada pengusaha itu meningkat, dirinya akan mencari tahu mengenai Scoups lebih dalam nanti. Sekarang adalah bagaimana cara supaya Jeongwoo tidak lagi merengek.

"Besok!"

Jeongwoo refleks berhenti menendang nendang udara kemudian menoleh kearah sang papa. "Besok?"

"Besok kita akan bertemu dengan mama, tapi untuk hari ini bisakah jeongwoo menjadi anak yang manis dan penurut?" Wonwoo berujar sembari mengusap sisa - sisa air mata dipelupuk mata milik Jeongwoo. Jeongwoo berbinar, dirinya dengan cepat mengangguk, hal ini membuat senyum milik Wonwoo terpanti.

"Anak pintar, sekarang tunggu disini dan Papa akan membuatkan Jeongwoo susu, setelah itu bisakah Jeongwoo pergi tidur?" Wonwoo mengusap rambut milik Jeongwoo, Jeongwoo kembali mengangguk, dirinya akan menuruti perkataan Wonwoo malam ini.

Wonwoo mengernyit saat tiba - tiba saja jeongwoo mengulurkan jari kelingkingnya. "Tolong berjanji dan jangan menginkarinya , aku masih bisa memaafkan papa soal ingkar menjemputku demi berkencan dengan tante Sana, tapi untuk yang satu ini Jeongwoo minta papa benar - benar menepati janji papa."

Wonwoo termenung sesaat sebelum akhirnya ikut menautkan jari miliknya, "Papa janji,"


Tbc

Aku tau ini pendek, jangan marah ya chapter depan aku panjangin lagi (gak janji hehehe)

Bosen gak ges? Alurnya emang agak slow harap dimaklumi

Where Is My Mom✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang