"Aku bosan, disini tidak ada haruto." Jeongwoo menidurkan kepalanya di kedua lengannya yang sengaja ditelungkupkan.
Saat ini dirinya sedang berada diruang tamu kediaman keluarga Choi, rosé sedang ada urusan dengan seseorang ditelpon, jadi disinilah jeongwoo yang kebosanan sendirian diruang tamu.
"Rosé belum selesai dengan urusannya?" Jeongwoo berdiri tegap saat melihat Scoups yang berjalan mendekat kearahnya, jangan salah meskipun kadang membangkang pada Papa atau pamannya, Jeongwoo ini takut pada Scoups karena kakak dari mamanya itu jarang sekali tersenyum.
Jeongwoo menggeleng, memilih tidak membuka mulut.
"Aku boleh duduk disini?"
Lagi dan lagi jeongwoo memilih mengangguk daripada mengeluarkan sepatah kata "iya"
Scoups langsung saja duduk disebrang Jeongwoo, mereka duduk lesehan karena memang tadi disini Jeongwoo sedang belajar mengambar ditemani oleh rosé sebelum akhirnya gadis itu pergi karena menerima telpon yang katanya penting.
Hening kemudian. "Kau takut padaku?"
Jeongwoo tanpa sadar menggangguk, sadar apa yang dilakukannya jeongwoo buru - buru menggelengkan kepalanya, Scoups terkekeh melihatnya sedangkan Jeongwoo hanya termenung melihatnya, ternyata pamannya satu ini bisa juga tertawa.
Scoups mengacak rambut Jeongwoo dengan gemash, sedangkan jeongwoo diam - diam tersipu salah tingkah.
"Bukankah ulang tahunmu sudah dekat? Ingin sesuatu?" Jeongwoo tampak berpikir sebentar sebelum mengucapkan keinginannya dengan ragu.
"Bisakah paman seungcheol membiarkan Mama datang ke pesta ulang tahunku nanti? Aku ingin tiup lilin ditemani Mama dan Papa, aku belum pernah melakukan itu." Jeongwoo berkata dengan nada mencicit diakhir.
Scoups sempat terdiam sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk. "Adiku akan datang, aku yang akan memastikannya." Jeongwoo tersenyum mendengarnya, tanpa sadar bocah itu berdiri kemudian menghampiri Scoups dan memeluknya. "Terima kasih paman!"
"Kenapa tuyul ini ada disini?" Scoups dan Jeongwoo menoleh secara bersamaan dan menemukan presensi Jisung yang baru saja pulang bermain futsal, Jeongwoo menatap sinis jisung kemudian menjulurkan lidahnya kepada pemuda itu.
Jisung sendiri hanya melotot kaget. "Wah, kau tidak sopan sekali." Jisung melepaskan tas dan sepatu yang dia jingjing sebelumnya kemudian berlari mengejar jeongwoo yang sudah berlari terlebih dahulu.
"AAAAA AKU DIKEJAR ZOMBIE TOLONGG!!" Jeongwoo berlari memutari meja, sedangkan Jisung yang mendengar dirinya disebut Jeongwoo makin kesal, dirinya makin mempercepat larinya agar bisa menangkap jeongwoo.
Scoups sendiri yang melihatnya hanya memijit kepalanya pusing sebelum memilih berlalu, meningalkan keduanya.
Ujung mata jeongwoo menangkap kehadiran rosé yang turun dari tangga, dirinya kemudian langsung berlari menghapiri rosé dan bersembunyi dibelakang gadis itu, rosé sendiri hanya menatap bingung jeongwoo dan jisung kemudian menatap jisung dengan galak.
"Ada apa ini? Kenapa berlari dalam rumah, kalian ingin dimarahi?" Rosé berkacak pinggang, Jisung menggaruk kepalanya yang tak gatal sementara jeongwoo masih setia bersembunyi dibelakang sang ibu.
"Maaf noona, aku bercanda tadi." Jisung tersenyum kemudian buru - buru masuk kedalam kamarnya setelah mengambil kembali tas dan sepatu yang asal dirinya simpan.
Jeongwoo menatap penampilan rosé yang cukup rapih, "Mama mau kemana?" Tanyanya penasaran, rosé berjongkok kemudian mencubit hidung anak itu sebentar.
"Aku akan bertemu dengan seseorang, jeongwoo tidak apa - apa dirumah bersama paman seungchol kan?" Jeongwoo cemberut, bocah itu menggeleng kemudian bersedekap dada.