20. Complicated

812 116 29
                                    

Wonwoo turun dari mobilnya, menghampiri Scoups yang sudah terlebih dahulu datang dan berdiam diri menatap danau didepannya dengan tenang.

Keduanya memang memutuskan ditempat terbuka akan tetapi sepi seperti ini, Scoups tidak yakin mereka akan berbasa - basi sampai harus membooking sebuah restoran.

Tempat seperti ini adalah tempat paling cocok, bahkan mungkin sangat cocok untuk berkelahi jika percakapan keduanya  tidak selaras.

Lima belas menit berlalu, kedua pemuda berbeda usia itu masih tetap diam. Tidak ada yang mau membuka suara seorangpun, keduanya masih dengan tenang menatapi danau didepannya.

Wonwoo tiba - tiba saja menarik sebelah bibirnya. "Aku tidak tahu orang sibuk sepertimu bisa menyia - nyiakan waktu seperti ini." Wonwoo berujar sarkas sembari melirik Scoups sekilas.

Scoups menoleh sebentar sebelum kemudian kembali menatap danau dihadapannya. "Sudah sejauh mana?"

Pertanyaan yang terdengar ambigu, tapi Wonwoo bisa mengerti jika pertanyaan itu ditunjukan untuk rosé, Scoups bertanya kepadanya sudah sejauh mana dirinya bertindak mengali informasi mengenai adiknya itu.

"Aku rasa kau juga tahu sejauh mana aku bertindak."

Scoups terdiam. "Mundurlah, dia akan menikah kurang dari sebulan dari sekarang."

Pernyataan Scoups itu tanpa sadar membuat Wonwoo mengepalkan kedua tangannya, menarik nafas untuk tenang tiba - tiba saja ponselnya bergetar mengambilnya sebentar sebelum menolak psnggilan itu dan mengaktifkan mode Dnd.

Yang menelponnya adalah sang anak, tidak ada yang perlu dikhawatirkan mungkin anaknya itu sedang menanyai akan menjemputnya atau tidak. Adiknya—dokyeom yang akan menghandle itu.

Wonwoo berjalan mendekat kearah Scoups, yang tadinya bersandar menjadi diam beberapa meter dihadapan Scoups.

"Bagaimana mungkin dia bisa menikah, sedangkan dalam hukum dia masih sah sebagai istriku?" Wonwoo bertanya dengan tenang.

Scoups menegakan tubuhnya, mengelilingi mobil dan mengambil sebuah map untuk akhirnya ditandatangani oleh Wonwoo.

Wonwoo tidak langsung mengambil map itu, pemuda itu diam menatapi map berwarna biru itu sebelum tangannya terulur mengambilnya.

"Tidak perlu menghawatirkan hal itu, aku sudah mengaturnya. Dia bukan istrimu jika kau menandatanganinya."

Kuku - kuku jari milik wonwoo mengempal, tidak butuh waktu lama untuknya merobek map yang diberikan oleh Scoups kemudian melemparnya begitu saja. Tanpa dibuka juga dirinya sudah tahu, isi dari map yang diberikan oleh Scoups.

"Apa kau memang sejahat ini? Bagaimana bisa? Tujuh tahun lebih kau menyembunyikan istriku, tujuh tahun juga kau memisahkan seorang anak dari ibunya. Apa kau tidak merasa berdosa sedikitpun? Dimana hati nuranimu?" Wonwoo berujar dengan nada yang cukup mengintemidasi. Tetapi ini adalah Scoups— pemuda itu tentu saja tidak akan terintimidasi.

"Kau membicarakan soal nurani di waktu yang tidak tepat, sekarang biar aku yang menanyaimu balik. Dimana nuranimu saat istrimu mengemis untuk tidak pergi dan kau tidak mendengarkannya sama sekali? Dimana nuranimu saat kau meningalkan istrimu yang sedang hamil besar demi uang? DIMANA NURANIMU DISAAT ISTRIMU AKAN MELAHIRKAN DAN KAU MALAH BERSELINGKUH DENGAN WANITA LAIN?!!!" Scoups menarik kerah Wonwoo.

Wonwoo tidak menjawab. "Aku sudah berkata beribu kali jika aku menyesal, sampai kapan kau akan ikut menghukum diriku? Asal kau tahu, aku ikut mati saat mendengar kabar mengenai istriku waktu itu."

Scoups melepaskan tarikannya, kemudian berbalik menendang sebuah krikil kecil. "Sial!"

Scoups terkejut saat tiba - tiba saja Wonwoo berlutut dihadapannya.

Where Is My Mom✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang