Rosè sedang disuapi buah - buahan oleh Wonwoo saat mendengar sayup - sayup suara orang bertengkar didepan pintu ruang inapnya. Rosé dan Wonwoo saling bertatapan, berbicara lewat mata sekiranya siapa yang membuat keributan didepan sana.
Jeongwoo yang ada diantara keduanya mengembungkan pipinya kesal, berani sekali mereka menganggu family time mereka bertiga, padahal kan dirinya senang karena akhirnya sepertinya Mamanya mulai luluh pada sang Papa.
Jeongwoo turun dari brankar, hendak dicegah oleh Rosé tapi Wonwoo menggeleng membiarkan anak itu membuka pintu ruangan inap rosé.
Tidak lama kemudian bisa mereka lihat pelaku keributan, Dokyeom dan Lisa yang daritadi berdebat mengenai siapa yang akan masuk terlebih dahulu terhuyung saat tiba - tiba saja pintu terbuka. Lisa yang tidak bisa menjaga keseimbangan refleks menarik Dokyeom yang berakhir keduanya harus mencium lantai.
Jeongwoo sudah terlebih dahulu menepi dan menatap kedua orang itu dengan tatapan datar.
"Aww! Pantatku sakit sekali." Lisa meringis sedangkan Dokyeom mendengus dengan kesal. "Kenapa menarik ku sih? Aku jadi ikut jatuh!" Protesnya.
Jeongwoo sudah kembali naik kebrankar dan duduk anteng disamping rosé. "Papa, jeongwoo ingin anggur."
Tangan Wonwoo refleks terulur kearah jeongwoo sedangkan matanya masih lekat melihat keributan antara sang adik dengan wanita yang dia tahu teman sang istri.
"Jika kalian berdua masih akan ribut lebih baik kalian ribut diluar sekalian, kami tidak segabut itu sampai harus dipertontonkan percekcokan kalian yang tidak berfaedah." Wonwoo berujar dengan dingin dan tegas.
Perkataanya sontak langsung saja membuat kedua orang itu refleks terdiam. Lisa kemudian menatap kearah rosé dan langsung berhambur memeluk rosé, baru beberapa detik saja sebelum jeongwoo mendorongnya dengan pelan.
"Aunty jangan terlalu erat, Mama masih sakit." Peringatnya, Lisa meringis kemudian meminta maaf.
Tatapannya berubah sendu melihat kondisi rosé yang mengalami memar dibeberapa bagian tubuh yang tertangkap matanya. "Aku akan memberi pelajaran pada orang yang membuatmu begini. Katakan siapa dia? Aku akan memastikan dia akan menjadi makanan buaya peliharaan kakakmu." Lisa berkata dengan emosi sedangkan Dokyeom dan Jeongwoo yang mendengar hal itu merespon dengan cepat.
Dokyeom meneguk ludahnya susah payah. "Scoups-hyung memelihara buaya? Buaya asli?" Tanyanya penasaran.
Lisa menatap tidak suka kearah dokyeom. "Kau diam tidak ada yang mengajakmu berbicara!"
Dokyeom berdecak kesal. "Aku hanya bertanya."
"Tidak ada yang mengharapkan pertanyaanmu tuh!"
"Ekhem." Deheman wonwoo lagi - lagi membuat keduanya kicep dan langsung terdiam.
Rosé yang melihatnya otomatis terkekeh. "Kalian lucu, kenapa kalian tidak menikah saja?" Celetuknya asal berbicara. Perkataan rosé itu disambut pelototan horror baik dari Dokyeom maupun Lisa.
"Yang benar saja, kau lupa mingyu-ku lebih tampan dari dia?" Lisa berujar protes sedangkan dokyeom yang akan ikut memprotes menahan protesannya saat mendengar satu nama yang tidak asing.
"Tunggu, mingyu? Maksudmu kim Mingyu? Kau kekasihnya?" Dokyeom bertanya dengan terkejut, Lisa agak tersinggung mendengar perkataan Dokyeom barusan. "Apa yang salah?"
Dokyeom menutup mulutnya kemudian menggeleng. "Aku turut prihatin pada mingyu yang mendapatkan wanita bar - bar sepertimu."
Baru akan kembali membuka mulutnya jeongwoo sudah lebih dulu berteriak dengan kesal. "Jeongwoo pusing mendengar paman dan aunty yang saling berteriak satu sama lain."