18. Wife

812 136 12
                                    

"Mama, ayo masuk aku yakin Papa belum datang. Apa mama tega membiarkan aku sendirian dirumah?"

Rosé baru membelokan mobilnya keperkarangan komplek tempat jeongwoo tinggal, tapi anak itu sudah menatapnya sembari mengeluarkan puppy eyes andalannya.

Rosé dan jeongwoo baru pulang menghabiskan waktu bersama, setelah dari cafe rosé mengajak jeongwoo menuju museum untuk belajar dan anak itu cukup gembira.

Saat ini jam baru menunjukan pukul tujuh malam, rosé tentu tidak akan mengantarkan jeongwoo terlalu larut karena besok anak itu masih harus pergi kesekolah.

"Bukannya rumah kalian dekat dengan rumah paman dokyeom?" Rosé menoleh, jeongwoo sendiri bersedekap sembari memalingkan wajahnya.

"Paman dokyeom juga tidak ada dirumah." Jeongwoo menjawab cepat padahal anak itu belum tentu jawaban pastinya juga.

Rosé terkekeh kemudian mengacak rambut anak itu dengan gemash. "Baiklah, Mama akan mampir." Dan jeongwoo bersorak senang.

Rosé memarkirkan mobilnya, rumah yang ditingali oleh jeongwoo dan Wonwoo cukup strategis, lampu rumah sudah dinyalakan tapi rosé tahu jika didalamnya tidak ada seorangpun.

Wonwoo memang hanya tinggal berdua dengan jeongwoo, pembantu dan tukang kebunnya hanya datang dipagi hari dan pulang saat sore. Wonwoo memang tidak suka tinggal bersama dengan orang asing, apalagi pemuda itu cukup menyukai keheningan.

Rosé membantu jeongwoo melepaskan seatbelt, gadis itu turun sembari mengengam tangan milik jeongwoo. Keduanya masuk dengan riang, jeongwoo menunduk yang membuat rosé sempat terkejut, ternyata anak itu mengambil kunci yang memang selalu disimpan dibawah keset.

Setelah pintu terbuka jeongwoo dengan semangat menarik lengan rosé untuk masuk, "Jeongwoo ingin mandi."

"Ingin mama mandikan?" Pertanyaan dari rosé itu langsung disambut gelengan oleh Jeongwoo. "Aku ini sudah besar!" Ujarnya dengan cemberut.

Rosé refleks mencium pipi jeongwoo karena gemash. "Baiklah, Mama akan membuatkan sesuatu untuk makan malam selagi jeongwoo mandi."

Jeongwoo setuju, anak itu langsung menuju kamar mandi, rosé ikut masuk. Dirinya membantu jeongwoo untuk menyiapkan air hangat, dirinya tidak mungkin mengizinkan jeongwoo mandi mengunakan air dingin. Bisa - bisa besok anaknya itu sakit.

Setelah menyiapkan pakaian untuk dipakai oleh jeongwoo, rosé berjalan keluar dari kamar itu. Dirinya menatap sekeliling rumah dengan perasaan resah, entah mengapa tempat ini terasa familiar padahal ini adalah kali pertamanya berkunjung.

Langkahnya membawa menuju dapur, rosé sempat merinding karena bisa menebak dapur rumah ini dengan benar. Rumah ini sendiri tidak bisa dikatakan kecil, kamar jeongwoo saja ada dilantai dua bersebelahan dengan kamar Wonwoo.

Kakinya langsung melangkah membuka kulkas, kulkasnya terisi dengan penuh seakan - akan baru saja diisi. Tangannya mengambil Ayam yang ada di freezer, satu bungkus sosis, sayur kol, kentang, wortel, dan bahan lainnya. Dirinya akan membuatkan sop untuk jeongwoo.

Menarik apron dan mulai melaksanakan ritual memasaknya, dirinya sudah seperti pemilik rumah ini sekarang.

Rosé mengambil sendok dan mengambil satu wortel untuk dia rasakan teksturnya, apakah sudah empuk atau masih keras.

"Apakah itu enak?"

Rosé ganoir saja melemparkan sendok yang dia pegang, jujur dirinya kaget saat melihat tiba - tiba saja Wonwoo sudah ada dibelakangnya.

"Kapan kau pulang? Aku tidak mendengar suara mobil." Rosé bertanya sembari memperlebar jarak diantara keduanya.

Wonwoo tidak menjawab, dirinya justru mendekat dan membalik tubuh rosé menjadi membelakanginya, tangannya dengan terampil mengambil semua helai rambut blonde milik rosé kemudian mengikatnya menjadi satu.

Where Is My Mom✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang