chapter 24

632 15 1
                                    


                   @savikawina_487

Sesampainya dirumah orang tua zahra, mereka berdiri didepan pintu dan mengetuk pintu sembari mengucapkan salam.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan mengucap salam, akhirnya tuan rumah pun keluar dan membukakan pintunya.

"Walaikumsalam" jawab mama ratna, yang membukakan pintu.

"Loh, kalian datang kok nggak bilang bilang, kan bisa mama siapkan sarapan tadi" ujar mama ratna, sedangkan zahra dan gus azzam bergantian menyalami tangan sang mama.

"Nggak apa apa ma, lagian azzam cuma ngater zahra aja, habis itu azzam pergi lagi" jawab gus azzam seadanya.

Mama ratna merasa aneh dengan sikap anaknya yang sedari tadi hanya diam tidak seperti biasanya kalau ketemu sama ratna.

"Yaudah mari masuk, nanti mama buatin sarapan"

"Ee nggak usah ma, lagian azzam juga mau pamit pulang dulu, azzam cuma anterin zahra aja, kangen katanya"

"Ooh gitu ya nak, yaudah kamu hati hati dijalan ya" sebelum pergi tak lupa gus azzam menyalami tangan mertuanya itu, namun disaat gus azzam ingin mengulurkan tangannya kepada zahra, zahra lebih dulu pergi masuk kedalam rumah, dan meninggalkan mereka disana.

Mama ratna ditambah bingung dengan kelakuan zahra yang tidak biasanya seperti itu.

"Nak azzam, kalian ada masalah ya?" mama ratna mencoba bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya.

"Nggak apa apa ma, cuma salah paham aja" jawab gus azzam.

"Nak, kalian harus mempertahankan rumah tangga kalian, jangan sampai gara gara hal sepele kalian bubar"

"Insyaallah ma, yaudah azzam pamit dulu ya, assalamualaikum" ucapnya dan pergi.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" mama ratna menatap menantunya itu dari kejauhan, dan mengeluarkan napas panjang.

Mama ratna masuk dan menghampiri zahra yang sedang duduk disofa ruang tamu.

"Nak, kamu sama nak azzam ada masalah ya, kenapa kamu tadi nggak nyalami tangan suami kamu?"satu per satu pertanyaan keluar dari mulut mama ratna.

"Nggak ma, zahra cuma ingin pulang aja ketemu mama sama papa, oh ya papa belum pulang kerja ma?" tanya zahra mengalihkan pembicaraan.

"Belum, palingan bentar lagi juga pulang"

"Assalamualaikum" belum beberapa menit ratna bilang itu, terdengar suara yang mengucapkan salam dari luar rumah.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab orang di dalam rumah.

Sampainya Farhan di ruang tamu, ia terkejut melihat putrinya yang sudah berada disamping istrinya.

"Loh, ada tamu tuh" ucap farhan menghampiri zahra dan mengulurkan tangannya di hadapan zahra.

"Papaaa, kok tamu sih" rengek zahra, bermanja pada papanya.

"Iya, kamu itu sekarang kalau dirumah orang tua kamu, akan dianggap sebagai tamu, sedangkan dirumah mertua kamu, kamu dianggap sebagai orang asing" jelas farhan, dan wajah zahra semakin murung.

Ratna dan farhan ketawa melihat ekspresi anak semata wayangnya itu.

"Pah, kamu mandi gih, mama mau masak dulu untuk makan nanti" farhan mengiyakan ucapan istrinya itu, dan pergi sambil meledek putrinya.

Zahra semakin marah dan melipat kedua tangannya diatas dada sembari memanyunkan bibirnya.

"Zahra ayo bantu mama buat makanan nya" ucap ratna dan diangguki oleh zahra.

Mereka pergi memasak didapur, untuk dihidangkan makan nanti.

Makanan sudah disiapkan dan sudah di letakan diatas meja makan,"nak, coba panggil papa kamu makanannya sudah siap"

"Iya ma" zahra pergi mengusuli papanya yang sedang bersiap siap.

Sesampainya zahra didepan kamar mama papanya, ia mengetuk pintu kamar.

Tok!
Tok!
Tok!

"Pa, papa dipanggil mama tuh, makanan nya sudah jadi, ayo makan" ucap zahra sedikit berteriak dibalik pintu.

"Iya nak, kamu duluan saja, nanti papa nyusul" ucap farhan, dan zahra pergi dari depan kamar itu.

Zahra turun dari tangga dan berjalan ke dapur untuk makan malam bersama orang tuanya.

"Kata papa, nanti dia nyusul ma" zahra segera duduk disamping mamanya.

"Yaudah kita makan aja dulu" zahra mengangguk.

Tak lama farhan pun tiba dimeja makan, dan langsung duduk dikursi utama.

Sedang asiknya mereka makan, tiba tiba farhan membuka suara.

"Papa rasa, nak azzam sudah banyak mengubah kamu nak" ucap farhan di pertengahan makannya.

"Mengubah apa pa?" tanya zahra yang kurang ngeh dengan pernyataan papanya.

"Iya, yang dulunya kamu itu cuek, nggak mau bantuin mama kamu masak, dan nggak pernah nurutin perkataan papa sama mama, dan sekarang kamu lakukan segalanya"

"Itu biasa aja pa, zahra sadar kalau zahra itu kurang perhatian sama mama dan papa, zahra tu merasa menjadi anak yang durhakan sudah membantah perintah papa mama"

"Itu bagus nak, kamu sadar atas kelakuan kamu yang salah selama ini"

"Iya pa"

"Lalu kapan kamu mau ngasih mama sama papa cucu?" Pertanyaan yang membuat zahra tersedak saat memakan makanannya.

"Kok-kok mama nanyain soal itu sih, zahra kan jadi malu"

"Udah nggak usah malu, mama cuma mau gendong cucu juga nak seperti teman teman mama, yaa kamu kan sudah menikah, dan seharusnya ngasih mama sama papa cucu kan" zahra termenung dan melamun.

"Udah lah ma, nggak usah bahas soal itu lagi, lanjut makan aja" ucapnya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Jangan lupa vote yaa
Lanjut pert berikutnya.

Dijodohkan Dengan Gus Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang