chapter 6

868 27 0
                                    

                   @savikawina_487

Tak terasa sudah 2 bulan lebih zahra tinggal di pesantren, dan dia dengan tasya sudah sangat akrab, kayak sudah temenan bertahun tahun. Mungkin karena mereka sering bertemu makanya akrab.

Zahra duduk di pinggir kasur sambil membaca Al-Qur'an, dan tasya tiba dengan tergesa gesa.

"Huft...ass...assalamualaikum Ra huftt.." jerih tasya. Zahra menoleh dan menghampiri tasya.

"Walaikumsalam, lo kenapa saya?kayak dikejar setan aja" tanyanya.

"Kamu...kamu..huft...huft"

"Tenang tenang, sekarang lo ikutin gue, tarik nafas buang, sekali lagi tarik nafas buang" zahra memperagakan yang ia ucapkan.

"Kamu dipanggil bu nyai, disuruh ke ndalem sekarang" ucap tasya mulai tenang.

" Yaelah gitu doang, pake ngos-ngosan segala lu" ucap zahra.

"Hehehe, tadi aku lari kesininya, aku kira kamu dapat masalah karna kamu sering berantem sama santri putra tu"

"Zaki maksud lo?"

"Ya iya"

"Nggak lah, dia itu nggak bakalan berani aduin gue ke bu nyai, jelas jelas dia takut sama gue haha" tawanya.

"Ampun suhu" ucap tasya menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Yaudah gue pergi dulu, ntar bu nyai marah lagi kalau gue telat" zahra pergi meninggalkan tasya seorang diri.

Zahra sampai didepan ndalem, lalu zahra mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" salam dari zahra.

"Walaikumsalam" jawab umma hana dari dalam sana. Umma hana membukakan pintu dan mempersilahkan zahra masuk, lalu mereka duduk disofa ruang tamu ndalem.

"Kalau boleh tau, ada apa bu nyai menyuruh zahra kesini?" Tanya zahra.

"Zahra sayang, mulai sekarang kamu jangan panggil bu nyai lagi ya, panggil aja umma kayak azzam manggil umma" ucap umma hana.

"Ba...baik umma" umma hana tersenyum dan memberikan minum ke zahra.

"Nak, umma panggil kamu kesini karna umma ingin membicarakan sesuatu hal yang penting kekamu" ucap umma hana

"Bicara apa umma" tanya zahra pernasaran.

"Abinya azzam berpesan keumma, untuk menyampaikan sesuatu hal ke kamu, karena beliau sedang ada urusan di luar pesantren, dan ini juga pesan dari orang tua kamu"

"Orang tua zahra?" Tanya nya lagi.

"Ini tentang perjodohan kamu dan azzam, apakah kamu sudah memikirkannya" tanya umma hana balik.

"Perjodohan" batin zahra.

Zahra tercengang, dia tidak pernah memikirkan tentang perjodohan nya dengan gus azzam, karna dia berpikir orang tuanya dan keluarga gus azzam sudah melupakan hal tersebut.

"Su...sudah umma" bohongnya.

"Lalu bagaimana, kamu maukanvmenikah dengan anak umma azzam?" Tanya umma hana.

"Maaf umma, bukan zahra menolak ma, tapikan zahra masih sekolah, nanti kalau temen temen zahra tau gimana?" Zahra berusaha memberika alasan. Namun usahanya gagal, umma hana tidak goyah dengan keputusannya.

"Nggak apa apa nak, nanti pernikahan kamu dan gus azzam bisa kita rahasiakan dari seluruh penghuni pesantren"

Zahra bungkam dan tidak bisa berkata kata lagi.

"Iya umma"jawab zahra pasrah.

"Jadi kamu setuju nak?" Tanya umma hana memastikan.

"Insyaallah umma"

"Alhamdulillah, nanti umma akan beritahukan kabar baik ini kepada orang tua kamu ya, dan juga umma kasih tau azzam dan abinya" ucap umma hana senang.

"Eeh umma, kalau nggak ada yang di bicarakan lagi, zahra izin keluar ya umma"

"Iya nak, terima kasih banyak ya, karna sudah menerima azzam"

"Iya umma, zahra permisi dulu, assalamualaikum"

"Walaikumsalam" zahra pergi dari tempat itu setelah mengucapkan salam.

Jangan lupa votenya teman teman.
Lanjut yaa!

Dijodohkan Dengan Gus Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang