@savikawina_487Pagi yang cerah, tapi tidak dengan zahra
Ia terpaksa harus mendengar omelan pagi ini, karna gus azzam sedang marah dan zahra tidak mau mempedulikan ocehan dari gus azzam."Kamu tu bisa masak nggak sih, kenapa masakan nya asin sekali, ha"
"Maaf gus, tadi aku kebanyakan taro garam nya"
"Alasan aja yang banyak kamu, kamu tuh seharus nya bersyukur, saya sudah mau menikahin kamu. Kalau tidak kamu bisa jadi perawan tua, mana ada yang mau modelan kaya kamu, saya juga terpaksa nikahin kamu" tegas gus azzam. Mendengar perkataan gus azzam itu, zahra merasa tersinggung dan ia melemparkan masakannya ke lantai.
Bruk!
Masakan yang susah payah zahra masak itu, terjatuh dan berserakan di lantai.
"Cukup ya gus, sebenarnya gue juga malas nikah sama orang yang dingin kaya gus, tapi demi orang tua gue, gue rela melakukan apa pun, walaupun taruhannya nyawa gue" sambil nangis zahra ingin melangkah pergi, namun ia berhenti dan membalikan badan.
"Satu lagi, sebenarnya tadi saya mau memperbaiki hubungan kita, tapi melihat gus seperti ini sama saya, hanya gegara masalah sepele, gus berani merendahin saya. Ingat gus, sebesar apa pun dosa saya, tetap saya punya harga diri. Dan saya mau kita akhiri hubungan ini, dan saya mau pisah sama gus" dengan bergelimang air mata, zahra berlari keluar dari pesantren.
Sedangkan gus azzam yang tadinya sangat marah, dan sekarang hanya bisa terdiam ditempat sembari mencerna semua ucapan yang dikeluarkan oleh zahra.
Dan lebih parah nya lagi, zahra minta cerai? dan apa yang ada dipikiran gus azzam sekarang! apa dia juga ingin menuruti permintaan zahra.
Gus azzam sadar atas apa yang ia katakan barusan kepada zahra, seharus nya ia tidak mengatakan seperti itu.
Ia menyesal telah mengatakan hal demikian, ia lalu mencari keberadaan zahra disekeliling pesantren, namun nihil zahra telah pergi dari lingkungan pesantren."Pak, apakah bapak melihat seorang wanita yang keluar dari sini?"tanya gus azzam pada satpam pesantren.
"Tadi ada sih gus, kasian banget tuh cewek dia pergi sambil nangis, saya sudah coba menghalanginya, tapi dia tetap ngeras buat pergi gus"seketika terdiam.
"Lalu kemana wanita itu lari pak"
"Kearah Utara gus, gus kenal sama wanita itu?" pertanyaan satpam tadi tidak digubris oleh gus azzam, dan langsung pergi meninggalkannya.
Disisi lain zahra terus berlari sejauh mungkin dari pesantren, setelah berlari cukup jauh, zahra merasa kepalanya pusing dan kakinya sudah lelah untuk berjalan, tapi ia tetap terus melanjutkan perjalanannya.
Tak beberapa lama ia berlari, akhirnya ia tumbang dan tidak sadarkan diri. Ditempat ia pingsan sekarang tidak ada perumahan, apa lagi orang lalu lalang, jalanannya sangat sepi.
Gus azzam terus mencari zahra dengan melajukan mobilnya.
Dari kejauhan gus azzam melihat seorang perempuan yang tergeletak di jalanan, ia yakin itu pasti zahra, karna ia mengenal pakaian yang dipakai zahra sebelum pergi tadi.
Ia mehentikan mobilnya, dan segera turun.
Ternyata dugaan nya benar itu memang zahra yang sedang pingsan di jalanan yang sepi itu.
"Ya Allah zahra kamu kenapa, zahra, zahra, bangun , saya minta maaf sama kamu, tolong bangun zahra" ucap gus azzam terus dan langsung membawa zahra masuk kedalam mobilnya.
Gus azzam segera melajukan mobilnya kearah pesantren, selama diperjalanan gus azzam terus meminta maaf kepada zahra, sebab karna dialah zahra menjadi seperti ini.
Sampainya di pesantren gus azzam langsung membawa zahra ke ndalem, dan terus membangunkan zahra dengan sebotol minyak kayu putih yang ia pegang.
Selang beberap menit zahra akhirnya bangun, ia heran melihat tempat yang tidak asing menurutnya, padahal tadi sebelum pingsan ia sedang berada di jalanan, tapi mengapa sekarang sudah ada disini, zahra terus membatin.
Gus azzam datang menghampiri zahra, dan bersedekap lutut dihadapan zahra, melihat gus azzam yang seperti itu, zahra hendak pergi, tapi ia tidak terlalu kuat untuk bangun.
"Tenang kamu istirahat saja dulu disini, kamu sekarang aman kok"
"Nggak saya mau pulang, saya nggak mau disini" zahra memberontak.
"Sayang kenapa?"tanya umma hana yang tiba tiba datang.
"Umma hiks_" rengak zahra dan langsung memeluk umma hana.
"Tenang sayang, kamu nggak apa apa disini"
"Tapi umma, zahra mau pulang, Zahra nggak mau disini, zahra mau pulang ummaaaa" tangis zahra pecah.
"Kondisi kamu belum stabil nak, kamu disini dulu ya, nanti azzam akan anterin kamu pulang, ya sayang ya" umma hana mencoba membujuknya.
"Nggak umma, zahra nggak mau sama gus azzam, zahra mau pulang sendiri aja, gus azzam jahat umma"
Umma hana heran mendengar perkataan zahra.
"Jahat?jahat kenapa nak"
"Gus azzam jahat umma, zahra nggak suka"
Umma hana melirik gus azzam, dan mengangkat sebelah alisnya, pertanda menanyakan sesuatu.
Gus azzam menggelengkan kepala sedikit, dan umma mengisiaratkan untuk pergi kebelakang untuk bercerita.
"Sayang, kamu tunggu disini dulu ya, umma mau kebelakang sebentar" zahra melepas pelukannya dan mempersilahkan umma nya pergi.
Sampainya disana umma hana langsung mengdikte gus azzam dan gus azzam menceritakan semuanya.
"Kenapa dengan zahra zam, apa kalian berantem?"
"Maafkan azzam umma, azzam bodoh, azzam sudah menyinggung perasaan zahra, azzam sudah memaki zahra, azzam salah umma, azzam salah"
"Azzam cepat kamu selesaikan urusan rumah tangga kalian secepatnya, umma nggak mau zahra lebih nekat lagi"
"Zahra minta pisah sama azzam umma" umma hana tercengang dan memarahi azzam.
"Astaghfirullah nak, kenapa bisa seperti itu, apa yang sudah kamu lakukan terhadap zahra, sampai dia minta pisah sama kamu. Kamu tau kan, kalau Islam itu melarang perceraian dalam rumah tangga, Allah sangat membenci perceraian, dan lebih baik kamu cepat selesaikan urusan kamu sama zahra, dan kamu harus minta maaf ke dia"
"Iya umma azzam akan usahakan, maafkan azzam umma" umma hana pergi meninggalkan gus azzam sendiri, dengan kekesalannya.
Segitu dulu ya, jangan lupa vote nya ya😁.
Lanjut part berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan Dengan Gus Tampan
General FictionSuatu nikmat yang tak diduga,Gus Azzam bisa menikahi Zahra lewat perantara orang tua nya.awalnya Zahra tidak suka dengan Gus Azzam,tapi pada akhirnya Zahra jadi bucin pada Gus Azzam.