Sore menjelang malam pun tiba dengan begitu cepat, mau tak mau aku harus bangun dari tidurku yang nyenyak. Roux membangunkanku karena katanya aku harus menghadiri makan malam bersama hari ini.
Akh, sialan. Aku tidak mau bertemu dengan bajingan itu. Ck.
Makan malam biasanya dilakukan seminggu sekali, dan aku jarang menghadirinya meskipun diundang. Makan malam di ruangan itu tidak pernah menyenangkan, apalagi harus melihat wajah Merikh.
Bajingan itu mengurungku selama empat tahun lamanya dan dia masih punya muka untuk mengundangku, bukankah dia pria yang hebat? Hahaha.
Aku melewatkan Perang Kaltain karna dikurung, oleh sebab itu juga rencanaku untuk berkontribusi besar di perang itu sia-sia. Berbulan-bulan aku mempelajari semua hal yang berkemungkinan membantuku di perang itu, berakhir hanya asa.
Diriku melatih fisik dengan berlebihan, menerima misi sulit, dan sebagainya; kulakukan demi mendapatkan posisi tinggi saat perang itu berlangsung. Setidaknya aku berpikir aku akan menerima posisi penyerang utama.
Yah.. Dipikir-pikir lagi pun, aku masih tidak tahu kenapa aku sangat ingin memiliki kontribusi besar di keluarga ini.
Aku tak begitu kecewa.
Diriku sudah enam belas tahun secara fisik, dan tentu Erletta telah masuk ke keluarga ini setahun lalu. Selama setahun tidak adanya diriku, dia menjadi putri bungsu di sini.
Aku penasaran, seberapa jauh dirinya telah merebut hati keluarga ini? Meskipun aku telah mendapatkan gambaran besarnya, setidaknya aku masih ingin tahu apakah kedekatanku dengan dua bersaudara itu melonggar atau tidak semenjak kehadirannya.
Luell dan Zagreus, sampai akhir pun mereka tidak menemuiku. Semenjak aku dihukum, sama sekali diriku tidak menerima kabar dari mereka. Bahkan sekarang pun tidak.
Yah, mungkin mereka sedang bersenang-senang dengan adik baru mereka.
Erletta yang lembut dan ceria, menjadi musim semi bagi keluarga yang bagai musim dingin abadi. Dengan parasnya yang konon bisa menandingi bidadari, orang mana yang tidak akan terpikat dengannya? Pemeran utama yang ditakdirkan menjadi Saintess dan penyelamat dunia itu pasti telah mengambil hati Luell dan Zagreus dengan mudah.
Sifat mereka bertiga sebelas dua belas. Sama-sama menjunjung keadilan. Bertolak belakang denganku yang sama sekali tidak memedulikan orang lain, apalagi keadilan khalayak.
Jika mereka sungguh mengabaikanku juga aku tidak akan begitu terkejut. Melihat mereka yang tidak ada di saat diriku dihukum, aku bisa mengira hal ini.
Tapi tetap saja ... Mengecewakan.
"Nona, gaun seperti apa yang ingin Anda kenakan?" Haemal bertanya selagi memilah-milah gaun untukku.
Mau apapun yang kupilih pun, dia akan memilih opsi lain. Entah kenapa dia tidak pernah suka dengan pilihan gaunku.
"Yang tidak membuatku kesulitan bergerak dan tidak berat." Aku menjawab sembari mengelap wajah basahku dengan handuk.
Aku baru saja mandi sore, dan aku merasa jengkel. Bagaimana tidak? Baru kali ini aku mandi super intens. Aku tahu diriku sudah empat tahun tidak mandi, tapi tetap saja semua air sabun dan wewangian itu berlebihan.
Diriku diberi sabun berkali-kali dan kulitku berkali-kali dipijat dengan berlebihan menggunakan wewangian, bahkan rambutku yang telah sangat panjang ini harus dicuci oleh tiga orang.
Ya, Haemal memanggil Pelayan Umum untuk membantunya memandikanku selagi dirinya mereparasi gaunku yang kekecilan. Gaun-gaun yang dibeli dengan membabibuta itu kebanyakan dibuang karena tidak lagi muat karena dibeli saat diriku masih berusia dua belas tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEMONIC YOUNGEST DAUGHTER
FantasyLibitina Kaltain, karakter fiksi figuran yang berada di novel jadul bertajuk 'Survive In Kaltain' yang kubaca secara kebetulan di perpustakaan umum kota karena memiliki sampul buku yang unik. Libitina adalah putri bungsu dari Kaltain yang terkenal s...