CHAPTER 10

13K 1.1K 2
                                    

Selama tiga pekan aku terus-menerus didorong oleh Zagreus untuk mengembangkan staminaku. Bahkan saat hari libur—sabtu dan minggu—pun dia masih mendatangi kamarku dan menggeretku untuk berlatih.

Tidak ada hari libur untuk bertambah kuat, katanya.

Selama tiga pekan pun aku terus-menerus mengikuti setiap jadwal yang ada. Pengetahuan, sihir, etika, dan pedang. Meskipun jadwalku hanya itu-itu saja, tetaplah melelahkan karena setelah jadwal itu, aku harus mengatur bagaimana menghabiskan uangku. Memikirkan untuk memperbaiki kamarku yang seperti gudang.

Atas seizin Merikh pun aku memperluas kamarku. Meskipun aku benci berhadapan dengan Merikh, aku tetap harus meminta izin kepadanya untuk melakukan sesuatu karena aku masih dalam masa perlindungan.

Selama tiga pekan aku sibuk, tak sesibuk dulu, namun menguras tenaga mentalku karena aku banyak bicara dengan orang.

Aku berada di posisi yang memerintah, bukan yang diperintah. Rasanya lebih melelahkan.

Aku mengikuti setiap kelas yang ada. Luell mengajariku dasar-dasar pengetahuan sihir dan aura karena aku sama sekali tidak mengetahui sesuatu tentang itu. Dia mengajariku sihir dasar dan akan mengajariku menggunakan aura jika aku telah menguasai teknik berpedang.

Luell adalah guru yang secara mengejutkan sangatlah baik. Penjelasannya jelas dan tidak bertele-tele, mudah dimengerti. Aku pun diberi buku tentang sihir dan aura secara cuma-cuma. Meskipun dia menjadi terlalu tegas saat aku membuat kesalahan kecil, dia tetaplah guru terbaik saat ini.

Zagreus pun mulai sedikit demi sedikit mengajariku dasar-dasar berpedang. Mulai dari kuda-kuda, cara mengayunkan dan memegang pedang dengan benar, sekaligus cara menyerang dan menangkis serangan. Aku mengikuti dengan baik kelasnya, sejujurnya semua kelas kuikuti dengan baik.

Aku belajar dengan cepat, kata mereka. Mungkin julukan si Jenius akan kuwarisi.

Tapi mau bagaimana pun dan sekeren apapun julukan itu, aku tidak akan pernah menerimanya.

.

"Dik, kamu lebih baik menggunakan tangan kananmu untuk itu." Luell memberi saran.

Diriku sedang mempelajari kebiasaan bawaan pengguna sihir. Aku harus tahu aku lebih baik menggunakan tangan kanan atau kiri saat menggunakan sihir, meskipun aku bukanlah kidal.

Dan benar apa kata Luell, aku lebih mudah mengumpulkan Mana di tangan kanan.

Mengumpulkan Mana bagi pengguna sihir adalah hal yang penting. Berbeda dengan penyihir yang menciptakan sihir dan memiliki Mana bawaan, pengguna sihir perlu waktu untuk mengumpulkan Mana.

Mana sendiri berada di sekitar layaknya oksigen, sesuatu yang sangat penting dan berlimpah, tersebar luas di mana-mana dan kita harus mengumpulkannya di satu titik.

Ada dua jenis Mana sejauh ini: Mana bawaan dan Mana Alam. Mana bawaan hanya dimiliki oleh penyihir, dapat menggunakan sihir sesuka hati tanpa membutuhkan waktu untuk mengumpulkan Mana dan menciptakan sihir baru adalah keahlian mereka.

Gilanya, mereka tetap bisa menggunakan Mana Alam dan hal itu membuat mereka lebih kuat. Kepekaan Mana milik penyihir memudahkan mereka mengumpulkan Mana Alam tanpa perlu banyak waktu.

Sedangkan pengguna sihir hanya bisa menggunakan Mana Alam atau batu sihir—yang menyimpan berbagai jenis sihir. Kekuatan pengguna sihir ditentukan dari seberapa cepat mereka mengumpulkan Mana dan seberapa banyak sihir yang mereka kuasai.

Aku pernah bertanya kenapa tidak berspekulasi bahwa diriku ini penyihir. Jawaban Luell hanyalah, itu tidak mungkin. Dalam sejarah keluarga Kaltain, tidak pernah terlahir penyihir. Ayah dan ibu kandungmu pun bukanlah penyihir, katanya. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.

THE DEMONIC YOUNGEST DAUGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang