Season 2: CHAPTER 45

2.4K 386 58
                                    

Rembulan malu-malu menunjukkan dirinya, banyak kumpulan awan yang menutupi langit, hanya terdengar bunyi percikan api lilin yang menerangi ruangan sunyi, tidak terasanya hangat makanan yang sedap, bungkamnya semua mulut, atmosfer yang tercipta dari kesunyian tanpa hangat kekeluargaan hanyalah kedinginan. Malam yang buruk.

Semuanya terlalu tercengang dengan apa yang terjadi. Aku pun ikut terkejut melihat reaksi mereka yang seakan baru tahu tentang hal ini, diangkatnya Erletta ke dalam keluarga.

"Aku tidak menyetujuinya! Bagaimanapun diriku mencoba menahan diri, aku tetap tidak bisa melihat seorang anak bangsawan Kekaisaran masuk ke dalam keluarga ini dengan begitu mudah!" Merletta meledak begitu melihat kehadiran orang asing.

Semua orang termasuk aku terkejut dengan bentakan Merletta kepada Merikh. Hampir tidak ada dari kami yang pernah melihat Merletta secara langsung melawan Merikh di depan semua orang.

Jika Merletta yang terkenal akan cintanya pada Merikh itu meledak di depan kami, maka Merikh telah melewati batas.

Sayang sekali Merletta diabaikan oleh Merikh yang memilih menatap lurus Erletta yang kebingungan. Sifat paling menyebalkan milik pria bangkotan yang entah dipelajari dari mana itu membuat Merletta semakin naik pitam.

"Kau tidak bisa terus-menerus mengabaikan diriku, Merikh! Kau tidak bisa mengambil seorang anak seperti mengambil anak kucing di pinggir jalan begitu saja tanpa bicara padaku terlebih dahulu."

BRAK! Wanita tua itu menggebrak meja dengan begitu kuat sampai satu meja terlonjak. Napasnya memanas dan memburu di setiap helaannya.

"Apakah kau tidak malu?! Bisa-bisanya kau mengangkat anak dan memasukkannya ke dalam keluarga dengan begitu mudah, di saat anak-anakmu harus berdarah-darah hanya untuk diakui! Kaltain tidak selembut itu, Merikh. Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan sehingga mengangkat anak, apalagi anak dari seorang bangsawan Kekaisaran yang sedang bersitegang dengan kita." Dengan nyali yang besar Merletta menunjuk wajah Merikh dengan murka.

Setiap kata yang dikeluarkannya dipenuhi dengan emosi yang terpampang jelas, penuh penekanan. Jelas sekali dia benar-benar tidak sudi menerima Erletta.

Di sisi lain aku sendiri terbingung situasi yang ada di depanku. Mereka tidak mengetahui bahwa Erletta diangkat sebagai anak? Setelah setahun dia berada di sini?

Kupikir seisi kastil telah mengetahui keberadaan Erletta yang menjadi anak angkat. Pantas saja diriku merasa aneh mengapa Erletta baru diperkenalkan di saat seharusnya sudah setahun dirinya di sini.

Apa yang terjadi? Apakah alur novelnya berubah? Atau mungkin ...

Ah. Aku lupa. Erletta memang dibawa ke mari oleh Merikh tanpa persetujuan siapapun di kastil. Kurasa pria bangkotan itu memang berpikir bahwa kekuasaannya mutlak dan tidak akan ada yang membantah apa yang ia putuskan.

Pantas saja Erletta dan Perseus tidak bertemu di Kaltain.

Sejauh yang kuingat, Merikh hanya membawa dan mengangkat anak itu tanpa diketahui oleh seisi kastil. Bahkan di dalam novel, Oryn pun pernah terkejut melihat keberadaan Erletta di paviliun paling ujung.

Entah apa yang ada dalam benak Merikh saat membawa Erletta ke wilayah Kaltain. Sudah hilang akalmu, Merikh. Sang Kepala keluarga yang berpikir memiliki kekuasaan absolut, bukankah kau terlalu congak?

Dia dengan mudahnya tanpa berpikir membawa anak dari Kekaisaran yang sedang memiliki konflik dengan Kaltain. Entah Erletta dibawa sebagai upeti atau bukan, dia benar-benar memulai kekacauan hidupnya sendiri.

Apalah yang direncanakan oleh pria itu? Seharusnya dia tahu betul bahwa kelakuannya ini dapat membuat seluruh Kandidat menentang kekuasaannya.

Tidak akan ada yang mempersalahkannya jika dia mengabaikan satu Kandidat, tapi jika seluruh anggota keluarga? Gila, dia menggali kuburannya sendiri. Lalu baru kali ini aku menemukan lelucon terkonyol selama diriku bernapas di dunia ini. 

THE DEMONIC YOUNGEST DAUGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang