Sabria menggulir pesan obrolannya dengan Nayaka selama beberapa hari sebelumnya, kemudian tersenyum-senyum sendiri membaca interaksi antara mereka. Siapa yang menyangka jika di usia kepala 3, saat Sabria sudah menyerah untuk menemukan pasangan hidup dan ingin fokus pada dirinya sendiri, semesta malah mempertemukannya dengan pria lucu seperti Nayaka.
Pesan baru di ponsel Sabria muncul dan menggeser pesan-pesan lama itu ke atas. Nayaka mengirimi pesan selama setidaknya setiap tiga puluh menit sekali.
'Mbak Sasa sudah sampai mana?'
'Kota Madiun.' Ketik Sabria cepat. Sejak Sabria mengabari jika dia sudah di dalam kereta Sancaka yang berangkat pagi tadi dari Stasiun Gubeng menuju Solo Balapan pukul tujuh pagi, Nayaka tidak henti-henti mengkhawatirkannya.
'Mbak Sasa nggak duduk sebelahan sama orang aneh, kan?'
'Kalau orangnya ibu-ibu, aneh nggak?'
'Maksud aku, kali aja sebelahan sama orang mesum atau apa. Aku khawatir karena sering lihat ada berita nggak menyenangkan yang menimpa penumpang perempuan di transportasi umum. Tahu gitu aku aja yang ke Surabaya.'
'Nggak apa-apa, aku pengin sesekali liburan. Idulfitri kemarin aku enggak mudik, karena keluarga Ibu tinggal di Surabaya semua.'
'Mudik ke Sukoharjo aja nggak apa-apa, Mbak. Ikut keluargaku sini.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Tangan Bu RT
RomanceAda sebuah pepatah mengatakan, 'the way to a man's heart is through his stomach'. Cara mengambil hati seorang pria adalah lewat makanan. Namun, Sasa tidak percaya dengan pernyataan tersebut. Sabria Maharani, perempuan lajang di usia kepala tiga, su...