Sabria duduk di antara teman sekelas Nayaka bernama Arini dan istri Rasyid, Neva, yang sedang menyuapi anaknya dengan brownies buatannya. Rasyid menikah segera setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan, itu sebabnya Nami sudah duduk di bangku TK A. Jika kalian mengira nama putri mereka mirip dengan salah satu tokoh di anime bajak laut, memang benar, karena pasutri ini sama-sama wibu. Hari ini saja, Rasyid memakai kemeja hijau terang, sementara Neva dan Nami memakai dress hitam dan bando berbentuk telinga kucing khusus Nami. Dilihat dari konsep berpakaian mereka, Sabria bisa menyimpulkan jika mereka sedang cosplay SPY × Family.
"Enak lho kuenya," puji Neva. "Sasa bikin sendiri apa nggak lama?"
"Iyakah? Teriam kasih, Mbak Neva," balas Sabria. "Nggak susah kok, tinggal di-mixer sebentar terus tuang ke cetakan. Karena di rumah Mas Yaka ada oven yang gede jadi bisa oven beberapa loyang sekaligus antara 30 sampai 35 menitan."
"Mixer-nya lama nggak? Sampai sejam?"
"Enggak kok, Mbak, cukup sampai gulanya larut aja, 3-5 menit udah cukup."
Karena orang-orang di sini rata-rata sebaya Nayaka, maka mereka jelas lebih tua dari Sabria. Namun, teman-teman Nayaka menyambutnya dengan tidak kalah hangat dan ramah, sehingga rasa canggung yang semula melandanya kini perlahan sirna.
"Aku ya suka bikin-bikin kue, tapi nggak punya oven jadi palingan ya brownies kukus atau itu lho, basque cheesecake yang viral di TikTik dan bikinnya pake merek keju spread yang itu, terus manggangnya di air fryer. Kukira bakal seenak apa, ternyata b aja."
"Kalau nggak punya oven bisa pakai oven tangkring dulu, aku juga pakai itu dulunya sebelum beli oven gas. Tapi, bisa juga untuk bikin cookies lho, Mbak," usul Sabria. "Bisa di-frozen juga adonannya, tinggal panggang seperlunya aja."
"Duh, aku nggak telaten bikin gituan. Aku nggak punya mixer juga soalnya," tepis Neva. Nami sudah menghabiskan dua potong brownies tanpa disadari oleh mamanya.
"Pakai whisk biasa bisa juga. Aku sendiri malah jarang pakai mixer kok, karena pakai listrik kan, dan dapur di rumahku tempat colokannya agak jauh jadi aku malas duluan kalau harus masang kabel sambungan buat colokin mixer-nya."
Neva mengibaskan tangannya sekali lagi, "Kalau kamu nanti menikah sama Yaka dan mau jualan kue di daerah Sukoharjo dan sekitarnya, aku pesan di kamu aja deh. Nggak suka ribet aku orangnya. Mana sambil ngurus anak gini repot kalau disuruh duduk diem di depan oven nungguin kue mateng." Sadar jika anaknya sudah makan banyak kue, Neva menjauhkan Nami dari piring tempat brownies Sabria disajikan. "Cokelatnya kamu pake yang apa? Kok enak, nggak serik di tenggorokan."
"Aku pakai couverture chocolate-nya Callebaut, kebetulan pas kapan hari belanja bahan-bahan kue sama Mas Yaka, aku nemu itu jadi aku beli aja mumpung ada."
"Itu cokelat apa? Kok aku baru dengar. Bukan cokelat batangan biasa yang kayak di minimarket-minimarket itu? Kayak merek Kolata atau Tulio gitu, yang aku pernah beli kalau pengin banget bikin kue."
"Oh, beda, Mbak. Compound chocolate atau cokelat batangan yang biasa dijual itu kekurangannya lebih lama leleh dan biasanya rasanya udah sedikit manis. Sedangkan couverture lebih cepat leleh dan perlu lewat proses tempering dulu biar hasil cokelatnya nanti bisa glossy, terus rasanya lebih cokelat banget karena kadar cocoa butter-nya lebih tinggi dari compound chocolate."
Arini yang sejak tadi cuma menyimak obrolan antara Sabria dan Neva kini ikut berceletuk, "Kamu pernah belajar atau sekolah kuliner, Mbak Sasa?"
Sabria tergeragap ditanya begitu. Apakah omongannya yang barusan terkesan terlalu menggurui? Sabria mungkin tidak pernah menempuh pendidikan formal di bidang patisserie, meski pernah ikut kursus membuat kue yang biayanya juga tidak murah untuk durasi beberapa jam pertemuan. Namun, ia sama sekali bukan ahlinya jika ditanya tentang kue dan dasar keilmuan di balik proses pembuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Tangan Bu RT
RomanceAda sebuah pepatah mengatakan, 'the way to a man's heart is through his stomach'. Cara mengambil hati seorang pria adalah lewat makanan. Namun, Sasa tidak percaya dengan pernyataan tersebut. Sabria Maharani, perempuan lajang di usia kepala tiga, su...