04

9.4K 836 93
                                    

Tengkyuuu buat spamnyaa....😘kan seneng kalau gini gk silent riders gitu jadi semangat nulisnya.

Meriahnya karangan bunga bertebaran dengan sorak sorai dan tepuk tangan menandakan kedatangan Raja Cederix dari penaklukan wilayah yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meriahnya karangan bunga bertebaran dengan sorak sorai dan tepuk tangan menandakan kedatangan Raja Cederix dari penaklukan wilayah yang baru.

Genderang bertabuh diiringi terompet membuat suasana semakin meriah. Kereta kuda berhenti tepat di depan pintu gerbang istana yang begitu megah.

Deluna mematung takjub dengan visualisasi game RPG ini. Ia melihat para gadis cantik bak bidadari berjajar menyambut Raja Cederix dengan senyum anggun.

"Psst, Lizy. Apa aku nampak cantik?" Bisik Deluna pada pelayan yang baru ia kenal setelah menempuh perjalanan.

"Selir Deluna selalu tampak cantik dan menawan. Tenang saja, selir Deluna yang terbaik dari yang terbaik." Ucap pelayan yang usianya tak jauh berbeda darinya.

"Sungguh?" Tanya Deluna merasa kurang yakin. Bukankah satu jam yang lalu ia masih tidur ngangkang dengar air liur deras? Seharusnya mukanya saat ini seperti tokek atau biawak.

"Saya berani bersumpah Selir."

Deluna hanya mengangguk mengiyakan. Pandangannya mengarah pada seorang wanita dengan gaya seksi menawan. Memakai mahkota paling tinggi diantara yang lain. Sudah dipastikan wanita itu adalah Permaisuri utama Raja Cederix, Permaisuri Camila.

"Selir, tangan anda." Ucap Lizy mengarahkan tangan Deluna untuk menyambut gandengan Raja Cederix.

Melirik sekilas tangan kokoh pemuda tampan menjulang seperti sutet di sampingnya. Sebelum perlahan menyambut lengan Cederix.

"Emang harus gandengan ya? Kan gue gak buta." Ucap lirih Deluna membuat Lizy meringis.

Deluna mengikuti tradisi pasangan baru dihadapan Permaisuri Camila. Permaisuri itu menatap dengan tajam dan raut sinis. Apa Deluna takut? Biasa saja. Gadis itu hanya bisa menampilkan senyum anak ceria sebelum luntur berganti dengan senyum karir.

"Selir Deluna, sesuai tradisi kami. Silahkan anda memberikan sambutan dan perkenalan pada para rakyat Kerajaan Qordobran." Ucap Permaisuri Camila dengan wajah meremehkan.

Deluna menelan ludahnya melihat semua orang menantikan sambutan darinya. Mau ngomong apa? Dia tidak di brifing sama sekali oleh Cederix. Seharusnya pria itu memberi bocoran tadi, sekarang ia harus apa?

"Ekhem... Eeee.... Haji... Hajimaste. Watashi wa Luna desu. Kiyowa, watashi to... Eeee... Cederix bojo anyar desu. Yorosiku onegaisimasu."

Krik.... Krik.... Krik....

Sussane sudah menangis dipojokan karena terharu dengan khutbah perdana Selir Deluna dihadapan para rakyat. Cederix menepukkan kedua tangannya dengan wajah datar yang sontak membuat seluruh rakyat bertepuk tangan.

"Arigatou.... Arigatou..." Ucap Deluna melambaikan tangannya seraya memberi kecupan jauh yang membuat Sussane gatal ingin  menyeret gadis itu.

Sussane memberi kode pada Cederix agar pria itu segera menyelesaikan upacara dan masuk ke istana.

Selir DelunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang