Bab 3 H-1

580 69 2
                                    

Happy Reading

🩸🩸🩸

Keesokan paginya

Cassandra dan Casey sedang sarapan roti yang sudah di siapkan oleh pamannya. Cassandra memakai celana cullote hitam yang dipadukan kaos putih yang tertutupi kemeja berwarna hijau army dengan headphone yang berada di lehernya. Sedangkan Calsey memakai celana jeans hitam dengan crop top putih yang diluarnya dilapisi sweater abu-abunya.

Cassandra sedang mengoleksi roti dengan selai coklat dengan hati-hati. Calsey yang berada di depannya juga sedang mengoleksi rotinya dengan selai. Yang membedakan, Calsey memakai selai strawberry yang merupakan kesukaannya. Mereka mengambil satu roti lagi untuk menutupi roti yang sudah di olesi selai. Memakan dengan tenang tanpa adanya pembicaraan selama sarapan. Di samping piring sarapan mereka sudah tersedia minuman kesukaan mereka, yaitu susu coklat dan strawberry. Minuman itu juga sudah di siapkan oleh pamannya.

Pamannya, Charlie, sedang di depan rumah memeriksa kendaraan mobilnya dan mobil akan digunakan oleh Cassandra dan Calsey. Apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak. Untuk menghindari kecelakaan seperti waktu lalu.

Calsey telah menyelesaikan sarapannya. Ia membawa piring dan gelas yang ia pakai untuk dicuci. Mereka sudah sepakat untuk urusan cuci dan membuat sarapan. Untuk bagian cuci, mereka akan melakukannya sendiri. Sedangkan untuk membuat makanan, sesuai jadwal atau siapa yang sedang longgar.

Calsey kembali ke meja makan setelah menyelesaikan piring dan gelas. Ia melihat kakaknya yang kembali mengolesi roti, menumpuknya dengan roti lain, dan memakannya dengan hati-hati. Duduk di tempatnya tadi, ia membuka ponselnya dan melihat jam yang menurutnya sudah hampir terlambat. Ia melihat ke depan, ke arah kakaknya dengan raut wajah kesal.

"Oh my god, Cassie cepatlah! Kau mau kita terlambat?"

Cassandra atau keluarganya yang kerap memanggilnya Cassie, hanya memutar kedua bola matanya mendengar hal itu. Ia melanjutkan sarapannya dengan gerakan yang sama.

"Uncle, lihat apa yang dilakukannya!" Calsey mengadukan tingkah kakaknya kepada pamannya saat melihatnya memasuki rumah dengan seragam polisinya.

"Kalian tenanglah!" Charlie melewati keduanya dan menuju kulkas di dapur untuk mengambil topinya yang tertinggal.

"Bagaimana bisa tenang, Uncle? Kakak sangat lambat." Calsey masih tetap dengan protesannya.

"Calsey, masih ada banyak waktu untuk sampai ke sekolah," Cassandra membalas ucapan adiknya dengan raut wajah yang tidak bersalah. Ia kemudian melanjutkan menghabiskan rotinya.

"Uncle Charlie!" Calsey membalikkan badannya sedikit ke samping untuk menghadap pamannya yang sudah kembali dari mengambil topinya di dapur. Pamannya datang dengan topi yang sudah terpasang.

"Okay, aku selesai!" Cassandra terpaksa menyudahi sarapannya agar adiknya yang banyak bicara itu tidak terus menerus mengganggu pamannya. Ia membereskan peralatan makannya dan menuju dapur untuk mencucinya.

"Apakah Bella benar akan datang besok, Uncle?" Calsey bertanya sembari menunggu kakaknya selesai dari dapur. Masih dengan posisi menghadap pamannya.

"Tentu. Besok aku yang akan menjemputnya," Charlie, pamannya terlihat bahagia karena mendengar anaknya, Bella, akan tinggal bersamanya.

"Bolehkah aku ikut, Uncle?" Calsey menunjukkan puppy eyes-nya agar diizinkan untuk ikut.

"Baiklah. Besok kau izin ke sekolah," Charlie membalasnya dengan masih menunjukkan raut wajah bahagianya. Ia mengijinkan Calsey untuk ikut dengannya menjemput Bella dengan syarat harus izin ke pihak sekolah.

"Uncle, kita berangkat!" teriak Cassandra yang ternyata sudah berada di luar rumah. Calsey yang mendengar hal itu segera mengambil tasnya dan berlari keluar rumah untuk menyusul kakaknya.

"Lo ngapain ikut jemput Bella, hah?" tanya Cassandra saat Calsey sudah di hadapannya. Ia sempat mendengar permintaan Calsey yang ingin ikut bersama pamannya menjemput sepupu mereka, Bella.

"Ya gue mau liat langsung gimana karakter favorit gue," Calsey menjawab dengan senyum sumringahnya. Ia melupakan jika ia sempat kesal kepada kakaknya tadi.

"Lo harus inget, kita bukan dari dunia ini!" Cassandra mencoba memberi peringatan Calsey dengan suara pelan. Telunjuk kanannya juga menunjuk Calsey untuk menegaskan peringatannya.

"Emang kita bukan dari sini. Tapi yang gue heran, kenapa lo tetep jadi kakak gue?" Calsey menaruh telunjuk dan jempol kanannya di dagunya. Mengelus-elusnya seolah berpikir.

"Karena gue cocok jadi kakak," Cassandra menjawab dengan mengibaskan sebelah rambutnya ke belakang.

"Sombong amat. Dahlah, gue mau berangkat," Calsey pergi memasuki mobil mendiang ibunya yang masih terawat dengan baik di kediaman pamannya.

Cassandra yang melihat itu hanya bodoh amat. Lalu ia menyusul adiknya. Duduk di kursi samping pengemudi dan mengambil earphonenya untuk mendengarkan musik. Membiarkan adiknya, Calsey, mengendarai mobil.

Seperti yang diucapkan Cassandra -mereka bukan dari dunia ini- memang benar adanya. Karena mereka hanya jiwa yang tidak sengaja menempati dua raga yang entah kebetulan atau takdir, memiliki ikatan saudara atau bisa dibilang adik kakak.

Mobil mereka keluar dari perkarangan rumah dan berjalan di jalan raya untuk menuju ke sekolah. Ternyata sekolah kedua raga ini tidak berada di sekolah yang akan di tempati oleh si pemeran utama dalam film ini. Hanya kota yang sama-sama berada di Forks. Berbeda dengan sekolah. Mereka berdua sekolah di tempat lain yang masih satu kota.

Bukan berarti mereka sekolah di penampungan seperti yang dilakukan Jacob dan yang lain. Mereka tetap di sekolah yang dihuni manusia biasa. Sekolah yang berisi dengan kegiatan seperti biasanya. Pelajaran, meminta absen kehadiran, tugas, ulangan yang diadakan dadakan maupun tidak, dan kegiatan yang lain.

Mereka sudah kembali bersekolah sejak minggu lalu. Terhitung sejak mereka sudah diperbolehkan pulang dan dinyatakan tidak mengalami cedera yang serius. Waktu yang juga mereka gunakan untuk mencoba memahami keadaan saat itu.

Meski untuk awal-awal mereka seperti orang linglung yang baru memasuki sekolah, tetapi mereka dengan cepat memahami situasi yang ada. Ditambah dengan kehidupan mereka di dunia nyata yang sudah memasuki kuliah meskipun baru semester dua dan empat.

Sepertinya mereka berdua akan meminta pamannya untuk memindahkan mereka berdua ke sekolah yang akan di tempati oleh sepupu mereka. Yang mana ini akan menjadi hari terakhir mereka bersekolah di sekolah itu. Dan untuk Calsey, sepertinya bukan hanya surat izin tidak masuk yang akan ia beri ke sekolah. Melainkan surat pindah sekolah yang akan ia beri ke pihak sekolah.

Mereka ingin melihat dengan jelas dan dengan kedua mata mereka bagaimana adegan demi adegan terjadi di depan mereka. Pasti akan berbeda dengan yang mereka lihat di televisi. Mereka tidak sabar dengan yang terjadi ke depannya. Tidak sabar untuk bertemu dengan idola mereka yang belum mereka temui selama mereka menempati raga dan dunia ini.

Penjagaan dari pamannya Charlie yang berdalih mereka tidak boleh berpergian jauh-jauh untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, membuat mereka beristirahat di rumah. Keluar saat mereka bersekolah atau saat mereka bertiga ingin makan di luar.

Itu juga yang membuat Cassandra dan Calsey meminta pamannya u tuk mengijinkan mereka bersekolah kembali. Di samping untuk memahami keadaan si pemilik raga, mereka juga berharap akan bertemu salah satu tokoh idola mereka. Tapi itu tidak terjadi. Entah karena mereka yang datang di tempat yang salah atau memang belum waktunya mereka bertemu makhluk yang menurut warga hanya dongeng belaka. Mitos, itu yang sering mereka katakan jika mendengar makhluk yang hanya berada di dongeng atau cerita.

🩸🩸🩸

Up up up!!!

Yuk beri dukungan berupa vote dan komen biar semangat nulisnya

See u

"TWILIGHT" Transmigration (Reader's ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang