Awal Permulaan

70 7 1
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung...

Oke... Happy Reading kawan-kawan...

***

Pagi yang cerah. Hengky bangun dengan seragam putih abu-abu yang sudah melekat pada badannya. Tak lupa juga dengan atribut sekolah yang lengkap, seperti dasi dan ikat pinggang.

Melihat sang ibu yang sedang sibuk di dapur, ia pun menghampirinya dengan niatan ingin membantu sang ibu.

"Ibuk lagi masak apa?," tanya Hengky

"Tempe penyet sama sayur sop, Heng." jawab sang ibu. Hengky hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Oh, iya. Heng, tolong bangunin adekmu. Ibuk tak ngasih makan ayam dulu."

"Nggih, Buk!!" jawab Hengky yang di acungi jempol oleh sang ibu.

Tidak menunggu lama lagi, Hengky akhirnya memasuki kamar adiknya. Seperti yang Hengky lihat, adiknya sekarang masih tertidur pulas. Sepertinya, ia begadang lagi kemarin malam. Batin Hengky.

"Dot, bangun. Udah jam enam!!" tegur Hengky.

Codot adalah nama panggilan yang biasa orang-orang panggil untuk adiknya. Tentu saja adiknya memiliki nama asli. Bahkan nama aslinya lebih bagus dari pada nama panggilannya. - Aditya Henderyana. Itu namanya.

"Halah, ah!! Koe ki ganggu!!"

"Yaudah. Nek kamu telat nggak salahku, ya!!"

"Iyo-iyo aku tangi!!"

Setelah berbasa-basi cukup lama, akhirnya Adit memasuki kamar mandi untuk mandi. Sudah biasa terjadi pertengkaran di antara keduanya. Entah itu karena rebutan makanan, atau rebutan sepeda buat keliling kampung.

Sudah selesai dengan tugasnya, Hengky pun segera duduk di meja makannya untuk menikmati sarapan paginya. "Heng, kamu nanti habis SMA mau sekolah lagi apa langsung kerja?" tanya Bapak.

"Aheng sih pingen kuliah lagi, Pak. Aheng pengen ngejar cita-cita Aheng buat jadi pilot..."

"...Tapi..., kalo Bapak nggak punya uang yo nggak papa. Nanti biar Hengky kerja wae. Itung-itung bisa buat bayar spp ne si Codot," lanjut Hengky di selingi rasa pasrah.

"Nopo gowo-gowo jenengku?,"

"Dih, sopo yang bawa jenengmu, kepedean koe,"

"Udah-udah! Dit, ndang makan! Di tinggal Mas mu berangkat sekolah nanti!" lerai Ibuk.

Keduanya kini diam cepp. Termasuk bapak juga ikut diam. Semuanya dengan aktivitasnya masing-masing. Tidak ada keributan lagi jika Ibuk sudah mengomel, ketiganya tidak ada yang berani melawan.

"Buk, Pak. Aheng mau pamit berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum!!"

"Aku di tinggal!! Pak, Buk!! Assalamualaikum!!"

"Waalaikumsalam!!"

***

Setelah mengantarkan Adit berangkat sekolah, Hengky pun melanjutkan perjalanannya sampai ke sekolah. SMA 1 Demak. Itulah sekolahnya. Sekolah terfavorit yang ada di kota Demak. Hengky sangat beruntung bisa sekolah di sana berkat nilai rapotnya yang mencukupi.

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang