Seharian Takkan Terlupakan

14 4 0
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung... Jangan lupa
tandain typo dengan '⚠️⚠️'!!

Oke... Happy Reading kawan-kawan...

***

HARI ini adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh kedua insan yang saling mencintai. Keduanya kini sedang berada di pengkang sambil menikmati sinar matahari pagi yang sangat menyegarkan. Pengkang itu semacam jalanan yang di kanan, kirinya terdapat sawah, dan tidak ada rumah sama sekali. Itu di Kota Demak di namakan pengkang.

Udara sangat segar. Semua lelah yang mereka rasakanpun sirna begitu saja. "Iki neng ndhi, Heng? Kok seger banget?" tanya Ratu sambil menghirup udara yang dapat di simpulkan sangatlah segar.

"Neng pengkang, Tu. Emang e kenopo?" tanya Hengky.

"Gakpopo. Aku gak pernah keluar rumah sebelum e. Jadi iki to rasane nikmatin kesegaran alam" jawab Ratu sambil menarik nafasnya dalam, dan lalu membuangnya. Ia melakukan hal yang sama berkali-kali.

"Gimana? Seneng, kan?" tanya Hengky. Perempuan itu hanya mengangguk pelan dengan senyuman manis terukir di bibirnya.

"Eh, Tu!! Tetep neng kono ojo gerak!!" ujar Hengky histeris saat melihat pemandangan yang begitu indah  di arah bagian timur.

"Nopo, Heng?! Ono oponan?!" tanya Ratu merasa kaget saat mendengar ucapan dari Hengky tadi. Ia takut terjadi apa-apa nantinya.

"Aku meh ngambil foto kamu, Tu. Di belakangmu tepat e neng arah timur di mana matahari terbit, pemandangan e cantik banget, Tu. Makane aku meh ngambil foto kamu" ujar Hengky sambil mempersiapkan kamera tua milik bapak itu.

"Ya Allah, Heng. Ngono tok sampek bikin aku khawatir. Tak kiro kamu kenapa-napa" ujar Ratu menanggapi ucapan dari Hengky barusan.

"Hehehe... Maap, Tu. Ayo, Tu pose seng bagus. Meh tak jepret iki" ujar Hengky sambil bersiap-siap untuk menjepret Ratu.

"Pose pie, Heng? Aku gak pernah poto" ujar Ratu. "Senyum dulu" ujar Hengky. Menurut dengan ucapan Hengky, Ratu pun labtas tersenyum manis menghadap ke arah Hengky. Meskipun tatapan perempuan itu kosong, itu tak mengurangi kecantikan dari dirinya.

"Sak iki ganti tengok ke arah kiri, Tu" ujar Hengky.

"Siji! Loro! Telu!"

Cekrek

"Gantian noleh kanan, Tu. Senyum!" ujar Hengky lagi. Laki-laki itu sangatlah antusias saat ingin mengambil foto Ratu. Semuanya ia lakukan agar jika nanti ia sudah kuliah dan jarang bertemu dengan Ratu, itu bisa menjadi obat atas rasa rindunya terhadap gadis itu.

"Wes lah, Heng. Kebanyakan kui" ujar Ratu sambil merapikan rambutnya yang di terpa angin. "Lanopo? Kan bisa buat kenang-kenangan, Tu" ujar Hengky.

"Kenang-kenangan buat apa? Kita, kan bakalan terus sama-sama. Iyo kan, Heng?" tanya Ratu memastikan.

"Gak ono seng tau, Tu. Bisa aja nanti aku jadi mangkat kuliah. Aku, kan jadi jauh sama kamu. Nah, potomu iki bisa jadi pengobat rasa rinduku ke kamu, Tu" ujar Hengky sambil memegangi kamera tuanya itu.

"Bener juga, Heng. Tapi nko nek aku kangen karo kamu, oponan seng iso gawe aku ngobati rinduku neng kamu?" tanya Ratu.

"Bentar" ujar Hengky menyuruh Ratu menunggu sebentar.

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang