Titipan

11 5 0
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung... Jangan lupa
tandain typo dengan '⚠️⚠️'!!

Oke... Happy Reading kawan-kawan...

***

SUDAH sekitar 4 bulan Hengky berkuliah di universitas itu. Semuanya berjalan dengan lancar tanpa halangan sedikitpun. Baguslah. Semesta sudah berperilaku baik kepadanya.

"Ayo, Rik!! Telat nanti!!" teriak Davin dari ambang pintu kamar kosnya.

"Sabar, Vin!! Kuasku nggak ada!!" ujar Riki.

Riki dan Davin memang satu jurusan. Tapi, tidak dengan Hengky. Jika anak itu ingin menjadi seorang Pilot, maka ia menambil kelas teknik penerbangan.

"Nggak usah di cari nanti telat!! Aku punya dua. Nanti pinjem aku aja!!" ujar Davin.

"Iya-iya, Vin!! Tunggu!!"

"Heng! Kamu nggak ada kelas, kan hari ini?" tanya Davin.

"Nggak, tuh" jawab Hengky sambil mengedikkan bahunya.

"Moca jangan lupa di kasih makan, ya Heng!! Aku sama Riki berangkat dulu Assalamualaikum!!"

"Wa'alaikumsalam!!"

Melihat kepergian pungung Riki dan Davin, ia kemudian beralih menatap kucing Davin yang bernama Moca itu.

"Udah kayak kopi aja di namain Moca" gumam Hengky sambil menatap kucing itu sekilas dan kemudian memberi makan kucing itu.

"Makan! Kalo nggak makan ntar Davin marah! Aku yang kenak ntar!" gumam Hengky sambil mengelus puncak kepala kucing berwarna abu-abu muda itu.

Kringgg~ Kringg~

Hengky kini tertuju ke arah telepon yang berbunyi itu. 'Siapa? Pagi-pagi banget nelpon?' batin Hengky sambil menautkan kedua alisnya.

"Assalamualaikum! Halo siapa, ya?" tanya Hengky pada seseorang yang tengah ada di balik telepon.

"Wa'alaikumsalam! Ini Ratu temennya Hengky. Hengky nya ada?"  ucap orang yang ada di balik telepon itu. Hengky yang mendengarnya pun lantas tidak percaya. Ia masih tidak menyangka jika ini adalah Ratu.

"Ini aku, Tu. Hengky" ujar Hengky sambil mengukir senyuman di bibirnya. Tidak dapat di pungkiri. Hengky, ciwok itu benar-benar rindu dengan kehadiran gadis itu. Ia benar-benar rindu dengan tawa gadis itu. Ahh..., bukan cuma twanya, ia rindu dengan gadis itu secara keseluruhan. Sangat rindu.

"Ini Hengky? Tenan?!"  tanya Ratu masih tidak percaya jika yang ia telpon barusan adalah Hengky.

"Iyo, Tu. Gimana kabar e? Sehat?" tanya Hengky. Jujur saja, belakangan ini ia sering khawatir dengan keadaan gadis itu. Sekarang ia tak tau mesti tentang keadaan gadis itu.

"Allhamdulillah sehat, Heng. Kamu dewe pie kabar e?"  tanya Ratu menanyakan kembali kabar Hengky.

"Sama, Tu. Cuman agak kangen sama kamu" jawab Hengky secara jujur. Cowok itu benar-benar rindu dengannya

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang