Tawaran Pekerjaan

14 6 0
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung... Jangan lupa
tandain typo dengan '⚠️⚠️'!!

Oke... Happy Reading kawan-kawan...

***

DUA minggu sudah berlalu setelah acara kelulusan itu. Kini Hengky benar-benar sibuk membereskan berkas-berkas untuk pendaftaran kuliah yang beberapa bulan lagi akan di lakukan.

Hengky kali ini sungguh berharap agar ia dapat kuliah dan kemudian meraih cita-cita yang sangat ia impi-impikan itu. Cowok itu sungguh memiliki semabgat yang sangat luarbiasa. Semangatnya tak henti-hentinya berkobar dalam jiwanya.

Meskipun, ia tau bahwa kemungkinan ekonomi keluarganya tidak akan mencukupi untuk ia kuliah nanti, semangatnya tak kian memudar. Sungguh laki-laki yang sangat di idamkan para kaum perempuan.

"Meh nyari kerja. Tapi neng ndhi, ya?" pikirnya.

Hengky pikir, ia memang harus mencari penghasilan saat ini untuk di tabung sedikit demi sedikit untuk ke depannya. Sebenarnya ia memiliki bakat bernyanyi dan gitar, tapi apakah ia harus menjadi seorang pengamen? Yang benar saja, ia tidak mau melakukannya.

Hengky berjalan keluar dari kamarnya dengan membawa gitar tua peninggalan Mbah nya sebelum meninggal. Mbah memberikan gitar itu kepada Hengky karena mbah tau kalau Hengky itu pandai bernyanyi.

Suasana malam lumayan ramai karena banyak anak-anak yang sedang bermain di luar rumah di jam-jam sehabis Maghrib ini. Suasana riuh dan candaan menusuk indra pendengaran milik Hengky.

"Rame men! Ono opo sih?" gumam Hengky heran.

Hengky bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju jalanan yang ramai dengan anak-anak yang sedang bercanda gurau. Hengky melihat ke arah jalanan, yang benar saja ternyata bocil-bocil kampung sedang bermain petasan gasing.

"Mercon, toh jebul. Pantesan rame!" gumamnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Lapo, Heng?!"

"AAAA!! Bapak!! Ngagetin Aheng wae! Tak kiro bapak wewe gombel seng meh nyolong Aheng wae!" protes Hengky terkejut dengan kehadiran bapak yang di kira wewe gombel.

"Yeu... Wewe gombel ndhi seng meh nyolong kamu? Paling gak doyan!" ucap bapak.

"Habisan bapak lapo, sih ngagetin Aheng?!"

"Tv mu kalo durung bok matiin" ucap bapak duduk di kursi samping Hengky yang ada di teras rumah. "Aheng gak nonton tv ah, Pak. Codot paling.." ujar Hengky. Ya, memang benar sedari tadi Hengky berada di teras rumah dan bukan menonton tv di dalam. Menurutnya acara di tv sungguh membosankan.

"HEH!! SOPO SENG MATIIN TV HEH?!" murka Ibuk dari dalam rumah.

"Aduh! Mati aku, Heng!" ujar bapak sambil memukul dahinya pelan.

"BAPAK, BUK SENG MATIIN!!" cepu Hengky yang kemudian tersenyum miring ke arah bapak.

"Heh!! Kok malah ngomong!!" geram bapak.

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang