Pulang Kampung

26 4 0
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung... Jangan lupa
tandain typo dengan '⚠️⚠️'!!

Oke... Happy Reading kawan-kawan...


***

LIBURAN sudah datang. Setelah ini Hengky akan segera wisuda dan menggapai impiannya itu. Suasana Kota Demak yang saangat ia rindukan. Ia sangat merindukan segala kenangan di Kota Wali ini.

Hengky sudah sampai di depan rumahnya dengan senyuman yang tak kunjung pudar. Ia melepas helmnya itu dan mulai mengetuk pintu rumah lamanya itu.

Tok~ Tok~

"Assalamu'alaikum!" ucap Hengky memberi salam. Ia sangat rindu dengan orang-orang rumah.

"Wa'alaikumsalam!" jawab seseorang dari dalam rumah. Pintu tua itu kemudian terbuka menampakkan seorang anak laki-laki yang perkiraannya berumur 16 tahun.

"Mas Aheng!!" pekiknya tak tertahan dan kemudian memeluk mas nya itu. "Codot!!" pekik Hengky kembali. Ia tak menyangka adiknya sudah sebesar ini.

"Sopo, Dit?!" tanya Ibuk dari dapur dan berjalan keluar untuk menghampiri Adit.

Ibuk lantas menjatuhkan sepatulanya kala melihat kepulangan Hengky. Ia kemudian memeluk anak sulungnya itu sambil terisak penuh bahagia.

"Aheng? Iki kamu, Heng?" tanya Ibuk seakan tak percaya.

"Nggih, Buk. Iki Aheng. Hengky Albaran" jawab Hengky sambil tersenyum manis ke arah wanita paruh baya itu.

"Ya, Allah..." ujar Ibuk sambil memeluk Hengky kembali.

Rasa rindu tak dapat di hindari di antara keduanya. Airmata bahagia tak mampu di bendung oleh sang Ibu. Wajar saja bila rindu. Sudah hampir 1 tahun tidak bertemu dengan anaknya dan sekarang sudah bertemu kembali.

"Kok gak ngomong nek meh balik?" tanya Ibuk sambil melepas pelukannya.

"Kejutan, Buk. Ben seng liane kaget, hehehe..." jawab Hengky sambil tertawa. Lantas ibuk mencubit bahu Hengky lumayan keras yang membuat cowok itu beraduh kesakitan.

"Aduh! Buk! Sakit!" jerit Hengky. Adit yang melihatnya pun lantas meringis perih. Huh! Pasti sakit sekali.

"Yowes! Kono bersih-bersih terus makan" suruh Ibuk yang langsung di beri anggukan oleh Hengky.

"Habis bersih-bersih, makan terus ketemu karo Ratu, deh!" gumam cowok itu kala memasuki kamar mandi. Senyumnya tak kian pudar sedari tadi.

Ia sangat rindu akan kota ini. Begitu pun penduduk yang ada di dalamnya. Hengky sangat merindukan Kota Wali ini. Semua tentang kota ini sangat mampu membuat Hengky mengeluarkan kata rindu dari mulutnya.

Hengky selesai bersih-bersih dan lalu lanjut memakan masakan ibunya yang sangat ia rindukan itu. Di Semarang, ia hanya memakan masakan ibu kantin dan para pedagang kaki lima saja, dan itu cukup membuatnya muak dengan makanan yang hanya itu-itu saja.

"Aheng? Kamu kok wes pulang?" tanya Bapak kala memasuki rumah.

"Eh, Bapak? Wes, Pak. Bentar lagi meh wisuda" jawab Hengky sambil menyalimi tangan Bapak.

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang