Nasihat Bapak

7 4 0
                                    

annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...

Nitip vote ama komennya dung... Jangan lupa
tandain typo dengan '⚠️⚠️'!!

Oke... Happy Reading kawan-kawan...

 Happy Reading kawan-kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo-ayo... Yang baca dapet Riki... Eitzz... Bercanda 🤗😉...

***

DI sudut kota Demak terdapat sebuah desa yang sangat ramai dengan anak-anak yang bermain dan bersenang-senang. Di mana lagi kalau tidak di Desa Kalikondang.

Hengky keluar dari rumahnya setelah ia menunaikan sholat Isya'. Ia keluar dari rumahnya dengan membawa gitar tua mikiknya itu. Ia mulai memainkan not not dari gitar tua itu.

"Ini adalah lagu dari Nidji Hapus Aku" gumamnya sendirian di teras rumahnya.

"Tuliskan kesedihan
Semua tak dapat kau ungkapkan
Dan kita kan bicara dengan hatiku...

Buang semua puisi
Antara kita berdua
Kau bunuh dia sesuatu
Yang ku sebut itu cinta...

Yakin kan aku tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu
Waktu..
Hapus aku..

Sadarkan aku tuhan
Dia bukan milikku
Biarkan waktu
Waktu..
Hapus aku.."

Itu adalah lirik dari lagu yang ia nyanyikan malam ini. "Suka Nidji, Heng?" tanya bapak di ambang pintu depan rumahnya. "Hehe.. Bapak. Gak, Pak. Aheng gak suka Nidji. Aheng suka e Peterpan" ujar Hengky.

"Peterpan... Ariel itu?" tanya Bapak.

"Iyo, Pak!" jawab Hengky antusias.

Bapak hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya. Ia tau bahwa anaknya itu adalah fans terberat Peterpan. Salah satu Grup Band Indonesia yang di fokali oleh Ariel itu sangatlah ramai penggemarnya.

"Oh, ya Heng! Kamu beneran meh pergi kuliah? Berarti kamu kudu siap ninggalke Bapak karo Ibuk. Karo Ratu juga mestine" goda bapak.

"Yeu... Bapak! Aku wes ngomong karo Ratu, kok. Kata ne Ratu gapapa, tapi Aheng yakin neng jero atine Ratu mesti terselip rasa tidak terima" ujar Hengky.

"Lha iku tau. Tetep meh bok tinggalin?" tanya Bapak sekali lagi. Hengky hanya terdiam. Kepalanya kini menunduk sangatlah dalam. Mungkin tak dapat di pungkiri jika ia sangatlah tidak ingin perpisahan ini terjadi secepat yang ia pikirkan. Antara impian dan cinta. Harus pilih yang mana?

"Sini Bapak nasehatin" ujar Bapak sambil merangkul bahu putranya itu.

"Nasehat Bapak, ya Heng. Cinta bisa nanti-nantinan, impian dulu yang terpenting. Tapi sebelum nanti kamu berangkat kuliah habisin waktu kamu itu sama Ratu, deh. Ngomong juga sama Ratu nek kamu suka sama dia. Jangan ngasih harapan terus tiba-tiba ngilang" nasehat Bapak.

Demak Tells a Story [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang