annyeonghaseyo yeoleobun, jeulgeoun dogseo doeseyo😘😘...
Nitip vote ama komennya dung...Oke... Happy Reading kawan-kawan...
***
KAK Indah sedang menyuapi Ratu makan malam. Hanya sebatas lauk tempe dan sayur sop, namun itu menjadi makanan favorit Ratu sedari kecil. "Kak, aku dadi kangen temen-temenku seng neng sekolah khusus dulu" ucap Ratu sambil mengunya makanannya.
"Mereka mesti udah pada bahagia, Tu. Kamu gak usah khawatir" timpal Kak Indah.
Ratu hanya manggut-manggut menanggapinya. Ia rasa ucapan Kakaknya ada benarnya juga. Toh, itu udah dari 9 tahun yang lalu. Pasti mereka sudah bahagia dengan hidupnya masing-masing.
"Oh, ya Kak! Surat e kemaren udah bok kasihin ke Hengky belum?" tanya Ratu.
"Belum, Tu. Kakak kan gak tau omah e Hengky neng ndhi" jawab Kak Indah. Ratu hanya manggut-manggut menanggapi omongan Kak Indah. "Titipin Husen aja, Kak. Aku pernah denger dia bawa temen namane Hengky" saran Ratu.
"Mosok! Yaudah nko tak omong ne"
Selesai dengan aktivitas menyuapi adiknya itu, Kak Indahpun keluar rumah dengan membawa sebuah kertas. Ia berniat untuk menitipkan kertas itu ke Husen untuk di berikan ke Hengky.
Saat itu juga, malam itu juga Husen tengah berada di luar rumah. Sendirian, itulah yang ia rasakan saat ini. Tidak ada kedua orang tua membuatnya harus kerja di toko roti Kak Indah untuk memenuhi kebutuhannya. Bukan hanya itu, ia juga di landa kesepian setiap hari. Untung saja dia masih punya teman seperti Hengky dan Riki. Bukan hanya itu, dia juga masih punya Kak Indah yang selalu menjadi tempat curhatnya.
"Sen!" panggil Kak Indah.
Husen hanya menoleh dan enggan menjawab panggilan dari Kak Indah. Sebagai gantinya, ia hanya tersenyum simpul. "Sen!" panggil Kak Indah sekali lagi.
"Opo, Kak?"
"Nganu. Aku ini, aku meh nitipin ini ke kamu. Tolong kasih no si Hengky, ya?" ucap Kak Indah.
"Hengky sopo, Kak? Di sekolahan ku Hengky ki akeh" tanya Husen mengoreksi.
"Hengky Albaran. Kancamu toh?"
Husen melongo tak percaya. Kak Indah suka sama Hengky? Pikirnya. "HAH?! KAK INDAH SENENG KARO HENGKY?!" tanya Husen dengan muka tak percayanya.
"HEH! Lambemu! Ora, ya!! Wes pokok e kek no Hengky!"
Husen hanya manggut-manggut meng iya kan. "Ojo di bukak! Opo maneh di baca! Tak sleding koe nko!" peringat Kak Indah.
"Ih. Ge-er e poll!! Lapo aku meh bukak iki!"
***
Pagi-pagi sekali Hengky sudah berangkat ke sekolah. Ia hari ini berniat untuk piket kelas dan sarapan di kantin sekolah. Bahkan, Adit adiknya saja di tinggal berangkat.
"Hengky!!" panggil Husen dari kejauhan.
"Nopo?" jawab Husen.
"Widih!! Tumben pagi-pagi mangkat mu. Ke sambet opo kue?" canda Husen.
"Ke sambet matamu! Aku dino iki ada piket kelas. Makane aku berangkat pagi" jawab Hengky sedikit emosi.
Husen hampir saja lupa akan perintah Kak Indah. Ia hampir saja membiarkan Hengky berjalan menuju ke kelasnya tanpa memberikan titipan dari Kak Indah.
"Eh, Heng! Bentar!" panggil Husen.
"Opo maneh, Sen? Aku wes meh neng kelas iki, lho" ucap Hengky.
"Sek! Iki lho ono titipan sokoh Kak Indah" ucap Husen sembari menyodorkan sebuah kertas.
"Hah? Opoan iki?"
"Aku po reti. Wong Kak Indah gak ngebolehin aku bukak surat e"
"Hm. Yoes makasih, ya Sen!"
Husen manggut-manggut sebagai jawaban. Tak lama kemudian Hengky berlalu dari pandangan Husen. Ia sambil membuka sebuah amplop warna hijau kuno dari Kak Indah. Ia membacanya dengan seksama.
"Hai Hengky!!
Ini aku Ratu. Aku gelem kok jadi temenmu. Kamu
gak usah khawatir. Aku gak tersinggung karo
perkataanmu kok. Ini juga seng nulisin surat e
Kak Indah. Jadi sekarang iki kita udah temenan,
ya? Salam kenal temanku! Selamat mejalani hari
yang baru!"Itu adalah jawaban Ratu dari surat Hengky kemarin. Ia sangat senang hari ini. Hari ini hatinya terasa berbunga-bunga. Bahkan ia senyum-senyum sendiri saat ini. Ia sangat senang bisa berteman dengan Ratu. Begitupun sebaliknya. Ratu juga sangat senang bisa berteman dengan Hengky.
Menurut Hengky, Ratu itu sangat keren. Mentalnya sungguhlah kuat. Ia tak pernah menemui seseorang yang memiliki mental sekuat Ratu. Meskipun seorang tunanetra sepertinya itu sering di caci maki oleh orang-orang di sekitarnya, namun bagi Hengky itu sangat tidak adil.
Orang tunanetra itu adalah makhluk tuhan paling sempurna. Tuhan kan maha sempurna. Dia nggak pernah menciptakan makhluknya jelek, semuanya sempurna. Begitulah menurut Hengky.
***
Duhh... Maaf, ya baru update.. Beberapa hari ini lagi ada masalah di duni K-pop ku😞😞. Bahkan aku aja mau nyerah bikin cerit ini. Tapi gak jadi.. Segini dulu, ya.. Papayy👋👋..
—02-06-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Demak Tells a Story [ HIATUS ]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *Author tidak memaksa. Tentang dia, pemilik senyuman paling indah. Tentang seorang laki-laki yang ingin sekali meraih impiannya menjadi pilot, yang kemudian di pertemukan dengan gadis buta pemilik mata yang indah. UPDATE TER...