GUE LUPA ALURNYA, AWOKAWOK. Maaf ya, gais, efek mikirin Renjun ya begini, semuanya terlupakan.
•
•
•
Di atap Kostnya, Joselyn duduk sambil menikmati hembusan angin sore hari setelah hujan mengguyur Kota. Rambut panjangnya menari-nari mengikuti gelombang angin yang menyapu, hal itu juga yang membuat hatinya seakan-akan terbang membawanya pergi jauh dari realita. Realita bahwa dirinya sekarang sama sekali tak punya siapa-siapa lagi. Happy benar-benar menjauhinya setelah obrolan mereka beberapa hari yang lalu di koridor Sekolah, Raja dan dirinya juga sudah tak terlalu sering bertemu karena sudah tak lagi terikat dengan kegiatan latihan, orang tuanya pun tak ada kabar usai Joselyn memutus hubungan dengan mereka. Kini orang terdekat yang Joselyn punya hanya penghuni Kost, dan mereka pun juga sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Sebenarnya jika harus jujur, Joselyn benar-benar bingung dengan hidupnya yang bisa langsung terbalik 180 derajat ketika semua yang harusnya tak muncul malah menampakkan presensi mereka di depannya. Seperti mamanya dan Raja. Jika saja Joselyn tidak terhubung dengan keduanya mungkin semuanya masih seperti awal dimana ia dan Happy masih berteman baik. Tapi apakah dekat dengan Raja juga sebuah kesalahan? Dipikir-pikir lagi, lelaki itu banyak membawa sebuah kesenangan dalam hidupnya selama 1 bulan ini. Berbagi cerita, pergi kesana kemari, mengubah pandangan gadis itu pada Raja, hanya saja 1 hal yang menyebalkan adalah perasaannya. Sudah tau Happy suka dengan Raja, tapi Joselyn justru juga menyimpan rasa pada lelaki itu.
Lantas yang harus disalahkan siapa? Joselyn atau perasaannya? Atau justru takdir yang membingungkan itu?
"Cielah, ada yang lagi galau, nih."
Asik melamun, suara pemilik singgahan di atap itu tiba-tiba masuk ke indra pendengaran Joselyn. Gadis itu mendengus sebal karena ketentramannya terganggu oleh Raya.
Raya mengeluarkan permen kaki dari sakunya dan menawarkannya pada Joselyn, "biar gak galau."
"Orang mah ngasihnya coklat," cibir yang lebih muda namun sambil menerima pemberian Raya.
"Orang mah kalo dikasih bilangnya makasih," sindir Raya balik.
"Sama-sama," balas Joselyn asal.
Raya menatap gadis itu tidak percaya dan seketika menyesal sempat merasa kasihan pada Joselyn. Tau gitu dia toyor dulu aja tadi baru dikasih permen.
"Ngapain lo di sini? Biasanya juga ngurung diri di Kamar." Raya pun akhirnya bertanya setelah sekian lama hanya bisa mencari Joselyn lewat pertanyaan yang ditujukan pada Lia.
"Nyari angin."
"Angin kok dicari," dengus Raya lalu mengucap setelahnya, "pacar lo, tuh, nyariin."
"Gue gak punya pacar."
"Si bocah gak mau ngaku."
"Beneran, anjir!"
Raya berdecak, "terus cowo yang kemarin ngapain bolak-balik ke Kost nyariin lo buat ngasih makan kalo bukan pacar???"
Joselyn terdiam, Raja? Nyariin dia?
"Suka ama gue kali," Joselyn mengendikkan bahu, berusaha tidak peduli dengan perlakuan lelaki satu itu yang membuatnya akhir-akhir ini sedikit gila.
"TERUS LO NGAPAIN MASIH DI SINI!!"
Joselyn mendelik terkejut, "emang gak boleh??"
"Lo dikejar cowok, Jos!" Raya frustasi rasanya melihat Joselyn yang kelewat tidak peka, "Cowok effort, ganteng, dan perhatian. Lo nunggu apaan lagi??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You
FanficAt first we walked on rocks, then it all flattened out so i could run chasing you. © goldenjun, 2024 1st in #mochibie 25 January 2024 1st in #jisungyuna 21 February 2024 1st in #yunasung 21 February 2024 1st in #yoonseeun 27 February 2024 1st in #oh...