Bab 13

218 20 3
                                    

Perth beyenderkan kepalanya pada kursi kebesarannya hari ini cukup melelahkan bagi perth, karena hari ini adalah peluncuran proyek terbaru perusahaan perth.

Tok tok

Perth yang berawal memajamkan matanya untuk menetralkan sakit kepalanya, suara suata ketukan pintu membuatnya membuka matanya.
"Masuk" teriak perth dingin, seseorang yang begitu perth ingin temui ternyata dengan sendirinya ia datang.
"Perth aku bawa makanan dari resto terbaru Forth jadi aku sekalian mampir" ucap saint segera meletakkan kantong makanan diatas meja.
"Kemarilah sayang"
"Ada apa?" tanya saint dengan wajah polos membuat perth yang menatap saint terasa gemas.
"Kemari saja"
"Cheks kau ini ditanya kenapa malah tidak menjelaskan" gerutu saint kesal dengan melangkahkan kakinya kearah dimana perth duduk.
"Kenapa sih?"
Perth terseyum melihat wajah gemas suaminya. Perth menarik tubuh suaminya duduk diantas pangkungannya, perth memeluk istrinya sebagai penambah daya untuknya.
"Perth...nanti ada yang masuk"
"Tidak ada yang masuk sayang, kau tenang saja pintunya sudah ku kunci otomatis"
"Chekss perth... posisi ini sangat aneh bagiku"
" Sekarang kau harus terbiasa dengan posisi seperti sayang karena aku akan sering memelukmu dengan posisi ini"

Selang berapa menit saint dan perth terdiam dan tak ada yang berbicara. Untuk mencairkan suasana Saint mengajak perth mengobrol.
"Kata mean kau sedang meluncurkan proyek terbaru"
"emmm"
Tak ada lagi yang dibahas saint dan perth terdiam. Saat mata saint melihat sekantong makanan ia jadi teringat jika didatang kesini hanya mengatarkan makanan dan memastikan perth memakannya.
"Perth...makanannya"
"Nanti saja"
"Tidak tidak sudah cukup, sekarang waktunya makan, makanannya pasti sudah dingin" ujar saint segera pergi dari pangkungan perth. Perth menurut apa yang diucapkan saint, dan segera duduk disamping sang istri yang membuka makanan untuk perth.
"Nih makananlah, ini menu baru yang tidak ada dilestoran manapun"
Perth menerima makanan yang telah disodorkan suaminya, tanpa basa basi perth segera melahapnya.
"Enak?"
"emmm"
"Ya sudah aku pulang dulu" ucap Saint.
"Kenapa tak pulang bersama tunggu aku, pekerjaanku akan selesai sebentar lagi"
"Aku harus kembali kekantor perth Mean terus menelfonku karena sebentar lagi aku harus bertemu dengan klien"
"Oh"
"Irit sekali" ucap saint lirih setelah mendengar perth yang mengucapkan oh saja.
"Ya sudah aku pergi bye" ucap saint tapi belum saint melangkahkan kaki seseorang sudah mencekal tangannya. Saint menatap seseorang yang mencekal tangganya.
"Why?"
"Kau lupa sesuatu sayang" ujar Perth
Saint mengeryitkan dahinya bigung, ia sedang mengingat apa yang sedang ia lupakan. Saint menatap perth karena tak menemukan jawabannya.
Melihat suaminya yang menatapnya bigung perth menunjukkan bibirnya.
"Cheks perth hanya itu, kukira apa bikin ku berfikir keras sekali" ucap saint kesal. Membuat perth terseyum
"Ya sudah kau tutup mata"
"Kenapa harus tutup mata"
"Turuti saja cepat"
Perth pun menutup mata sesuai dengan permintaan suaminya.

Cup

Ciuman kilat saint di bibir perth dan saint segera kabur keluar dari ruangan perth karena malu dan pastinya pipinya yang sudah memerah seperti tomat. Perth membuka matanya dan tak menemukan saint yang sudah pergi keluar. Perth terseyum bahagia karena inilah ciuman pertama yang dilakukan oleh suaminya.

Sampai perusahaan suppa saint tak sengaja bertemu mean di depan life. Mean tertawa setelah melihat wajah saint memerah seperti tomat.
"Kau kenapa saint kenapa wajahmu merah"
"Tidak kenapa-kenapa"
"Tidak mungkin kau tidak kenapa-kenapa wajahmu merah seperti tomat menahan malu"
"Tidak siapa juga yang malu"
"O..ya bukankah kau baru saja bertemu perth apakah muka malumu itu ka...."
Belum meyelesaikan ucapannya Mulut mean sudah disumpal sapu tangan oleh saint.
"mmmm."
"raisain kau mean" ucap saint lalu masuk kedalam life tanpa menunggu mean.
"Kurang ajar kau saint untung saja sapu tanganku" ujar mean menyusul saint yang sudah berada didalam life.




" Apa kau sudah mencari tahu dimana anak itu?" ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah beranjak 49 tahun.
"Sudah Nyonya"
"Bagus..siap kan semuanya"
"Tapi nyonya dia...dia.." ujar si anak buah takut pada sang Nyonya jika ia mengatakan yang sebenarnya.
"DIA APA?"
"Anak yang anda cari sebenarnya telah tiada"
"APA MAKSUDMU DIA TELAH TIADA?"
"Saya telah mendapatkan informasi bahwa dia tiada karena penyakit yang selama ini dia derita"
"Chekk kalau dia tiada percuma aku, aku tak akan mendapatkan uang"
"Tapi nyonya sebelum dia telah tiada ia mempunyai Toko Dessert terkenal yang sekarang dikolala oelh kekasihnya"
"Ah jadi dia meninggalkan sebuah usaha yang sekarang dikelola oleh kekasihnya"
"iya nyonya"
"Ehmm ok toko Jika toko itu sangat terkenal tandanya keuntangan yang didapat selama ini banyak, chekks enak sekali kekasihnya menikmati toko yang dibangun oleh putriku"
" Tapi Keuntungam yang selalu didapat dari toko itu selalu disumbangkan kepada panti asuhan Nyonya"
"Enak saja bagamaina bisa begitu, putriku masih punya seorang ibu seharusnya keuntungannya harus diberikan oleh ku"
"Siapkan semuanya Mereka harus mengembalikan keuntangan yang sudah mereka berikan kepadaku dan setiap keuntangan sekarang mereka harus menyetorkan kepadaku kau mengerti"
"Mengerti Nyonya"

Setelah peninggalan Anak buahnya siwanita paruh baya menyesap gelas anggurnya yang sudah ia tuangkan tadi.
"Anak perempuanku yang malang...seharus kau menajadi mesin penghasil uangku tapi sayang kau telah mati. tapi tak apa untung saja kau meninggalkan sebuah warisan." ujarnya.







Kalau ada banyak typo maklumi ya..nanti kalau cerita udah selesai aku benerin..hehe 😁Selamat membaca...

I'm Always By Your Side "Tanapon" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang