Bab 20

208 15 0
                                    

Sampai di perusahaan saint berusaha berjalan seperti biasa. Rasanya masih sedikit ngilu tapi saint berusaha berjalan biasa dan menahan ekspresi.
Saint menghela nafasnya karena telah berhasil masuk keruangannya. Tiba - tiba seseorang masuk tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Siapa pagi kalau bukan sahabat laknat saint.
"Apa?" tanya saint sinis pada mean.
"Bagaimana bulan madumu?"
"Bulan madu apa aku menghadiri acara keponakanku"
"Masak ..seharusnya ada adengan bulan madu sih.."
"Terpalu mengkhayal cepat katakan apa masalahnya?"
"Tenang dong sensii amat karena disuruh cepat pulang"
"Cepat Mean.." ujar saint dengan menatap mean tajam. Mean yang melihat saint menatapnya segera memberikan berkas. Saint meneliti semua laporan yang terjadi pada perusahaan yang diberikan pada mean.
"Apa kau sudah cari masalah udang di balik batu ini, dari rangkuman laporan yamg kau berikan seperti ada penghianat yang berhasil membuat perusahaan kita huru hara."
"Kau benar saint aku sudah meneliti laporan dari 3 tahun yang lalu jika ada yang memanipulatifkan laporan barang - barang kita."
"Apa kau sudah menduga siapa dia?"
"Belum ...penghianatnya sangat rapi melakukannya"
"Walaupun sangat rapi pun jika dihadapkan denganku dia tetap tak bisa lari"
"Oh ya ada kabar tak menyenangkan dari kepolisian katanya Ibunya Orn sudah 2 x ketahuan kabur"
"Lalu apakah dia dipindahkan?"
"Eumm bahkan tahanannya lebih ketat"
"Bagus"
"Kau tak kasian Sa.."
"Oh ya selidiki lebih lanjut aku ingin besok kau sudah menemukan hasil lebih maju dan kabari pihak marketing untuk tetap mempertahankan konsumen bagaimanapun caranya" ujar Saint mengalihkan pertanyaan Mean. Setelah kepergian Mean, Saint membuka lacinya dan menemukan sebuah foto dengannya dam Orn. Saint mengambil foto itu, mengusap foto itu lembut.
"Sayang ibumu pulang ibu yang telah meninggalkanmu sekarang telah kembali, apakah keputusanku memenjarakannya benar sayang? Tapi dia ingin mengambil semua yang telah kau bangun dengan susah payah..." ucap Saint pada foto mantan kekasihnya.
"Sebentar lagi hari ulang tahunmu kau ingin aku bawa bunga apa sayang?, datang lah kemimpiku Na..jika kau ingin bunga yang berbeda" ujar saint seyum. Saint tak sadar seseorang telah mendengar ucapannya.
Mean hanya mengehla nafasnya ketika mendengar ucapan saint, saint belum melupakan matan kekasih padahal dia sudah punya suami. Jika perth mendengar saint masih mendengar saint memangil Orn dengan panggilan sayang mungkin perth akan sakit hati akhirnya terjadilah huru hara di rumah tangga saint, dan Mean tidak mau sahabatnya hancur lagi. Mean masuk tiba - tiba keruangan saint membuat saint menghampus Air matanya.
"Sampai kapan saint sampai kapan kau akan seperti ini jika perth lihat dia akan kecewa"
Saint diam mendengar ucapan Mean, Saint berfikir jika ucapan Mean benar jika perth tahu hati saint masih dipenuhi oleh Orn pasti Perth kecewa.
"Tapi..aku sudah berusaha Mean"
"Berikan foto itu kepadaku aku akan menyimpannya, dan sekarang mulai lah memikirkan perth cari tahu apa kesukaan perth hobinya dll. Aku nyakin jika sampai detik ini kau belum tahu apa - apa tentang perth" tanya Mean dengan menyipitkan matanya.
"Kalau iya kenapa?"
"Saint - saint itulah penyebabnya, Saint dengarkan aku sekarang mulailah cari tahu semua tentang perth apa yang disuka apa yang tidak, sering seringlah bersama perth, ajak dinner kek kencan kek terserah. Sebenarnya kau sudah sedikit menyukai perth tapi kau tidak sadar saja, jadi ya lakukan itu jika kau tidak ingin perth cintanya hanya tepuk sebelah tangan saja"
"huff aku akan lakukan"
"Kau harus serius, jadi berikan sekarang"
"Mean tapi sebentar lagi ulang tahun Orn"
"Kau bisa mengunjunginya tapi jangan sering"
"Hmm nih" jawab saint dengan menyodorkan bikai foto dirinya dengan Orn.
"Tapi jaga baik baik"
"Iya tuanku" jawab Mean lalu melenggang pergi.
Saint memikirkan cara apa untuk mengetahui semua itu. Apa dia harus menelfon mertuanya atau adik iparnya tapi dia tidak ingin menerima ejekan dari mereka. Saint mengusap wajahnya karena bigung tiba - tiba seseorang muncul dalam pikirannya. Saint segera menghunbunginya dan mengajak bertemu disuatu tempat.

Setelah pertemuan saint dengan Mark saint menjadi tahu tentang perth. Saint berfikir jika dia tak sia - sia menelfon Mark. Dirumah dengan segera saint kedapur untuk memasak kesukaan perth tapi kepala pelayan menjegahnya sampai - sampai saint tak pergi dari dapur akan melaporkan pada perth jika dilaporkan rencana membuat kejutan untuk perth gagal. Saint pun dengan kesal menuju kamarnya dan perth. Saint melempar jasnya keranjang.
"Aku merasa jika aku bukan tuan mereka. Mereka mengusirku seperti orang lain chekk Ai sat" gerutu Saint mengeluarkan kata kata mutiaranya untuk sang kepala pelayan.

Makan malam keluarga tanapon disuaasanai dengan sebuah keheningan. Bahkan perth sejak tadi bigung membatin karena melihat sang suami tidak seperti bisanya. Bahkan tadi saint tak mengambilkan lauk pauk seperti tugas biasanya. Selesai makan saint tanpa berbicara segera kekamarnya. Perth mengeryitkan dahinya bigung dengan tingkah sang suami.
"Marah tuh karena tadi dilarang masak sama bibik" ucap clara menjawab kebingungan perth. Setelah makanannya habis perth segera menyusul suaminya. Dan menghela nafasnya ketika melihat sang istri yang pura pura tertidur.
"Sayang ada apa denganmu katakan apa yang mengganggu pikiranmu" tanya Perth supaya suami tercintanya berbicara.
"sayang"
Saint pun membuka selimutnya lalu duduk menyeder pada kepala ranjang dengan wajah kesal.
"Gara - gara peraturanmu itu kepada pelayan aku tidak bisa memasak di dapur rumah sekarang"
"Sayang aku tidak ingin kau lelah"
"Hanya memasak perth bukan pekerjaan berat jangan lebay"
"Aku tidak Lebay sayang..emang kau mau masak apa hmm..?"
"Masak makanan kesukaanmu" 
Mendengar jawaban suaminya perth terseyum karena Saint mengetahui makanan kesukaannta bahkan saint ingin memasak sendiri menbuat perth semakin mencintai sang suami.

Cup

Cium perth pada bibir sang suami. Lalu mengusap pipi sang suami.
"Tak perlu sayang..kau bilang saja ke mereka, mereka akan membuatkannya"
"Tapi kan beda perth cheks kau tak mengerti sana pergilah" ucap saint segera kembali berbaring dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Sayang.."
"Pergilah perth aku malas berbicara denganmu"
"Huff ok aku pergi na ke ruang kerja ku tidur yang nyenyak ya sayang semoga mimpi indah"

Cup

Cium perth pada kening sang istri lalu melenggang pergi. Saint yang tak mendengar suara perth segera membuka selimutnya. Menatap kesal pada pintu yang baru saja perth lewat.

"Dasar suami tak peka" ucap saint dengan mengerucutkan bibirnya.







Selamat membaca...Bye bye..❤🖤


I'm Always By Your Side "Tanapon" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang