Bab 27

289 20 6
                                    

Saint mengerjapkan matanya, melihat jam diding yang masih menunjukkan jam 02.00 pagi. Saint ingin melanjutkan tidur tapi sungguh rasa lapar lebih mendominasi. Saint melihat perth yang masih terlelap tidur dengan memungungnginya. Saint berhati hati beranjak dari ranjangnya supaya tak membangunkan perth. Berjalan hati hati tanpa menimbulkan suara keluar dari kamar seperti maling.

Sampai dapur saint segera membuka kulkas untuk mencari makanan apa yang bisa ia makan atau bahan apa yang bisa ia masak. Saint melihat lihat bahan bahan yang ada tapi tak membuatnya bersela. Lalu tak sengaja saint melihat bungkus mie instan di tempat sampah membuat saint terseyum karena tahu ia akan makan apa. Saint mencari dirak rak mencari sebungkus mie dan dia menemukanannya. Tanpa basa basi saint segera memasaknya, selang beberapa menit mie sudah tersaji membuat saint segera menyantapnya.

Ketika ingin menyendok mie yang sudah saint buat, seseorang tiba tiba menarik mangkuknya.
"Kau tidak boleh makan makanan instan saint"
"Aku sudah memasaknya perth kemarikan"
Perth mengahalagi tangan saint yang ingin mengambil mangkuk mie. Dengan cepat perth membuang mie di waltafel membuat saint melotot tak menyangka.
"Perth makananku"
"Akan ku masakkan yang lain"
"Aku hanya ingin itu perth"
"Tidak"
"Ya sudah ku masak lagi gampang kan"
"SUDAH KU BILANG TIDAK YA TIDAK SAINT KAU BISA MENGERTI TIDAK SIH HAH!" bentak perth membuat Saint terdiam. Melihat terdiamnya saint, perth menghembuskan nafasnya merendamkan emosinya.
"Duduklah dimeja makan aku akan memasak" ujar perth halus.
"Tidak usah aku tidak selera lagi" jawab saint segera berlari kembali kekamar.
"Jangan berlari saint!" teriak perth memeringati saint yang berlari menuju kamar mereka diatas.

Dikamar Saint menggeruti kesal dengan perth dengan memukul mukul bantal untuk menjadi pelampiasannya.
"Ai sat Kau perth sungguh aku membencimu" ujar saint.
"Jangan mengumpat sayang bayi kita bisa mendengar" ujar tiba tiba perth datang membawa nampan.
" Cihh"
"Makanlah kau lapar bukan"
"Siapa bilang aku lapar"
"Jika kau tak lapar kenapa masak mie instan?"
"Ouh terserahku aku yang masak"
"Saint"
"Apa?"
"Makan lah"
"Sudah ku bilang aku tak berselera perth aku hanya ingin mie instan dan aku juga sudah lama tidak memakannya"
"Saint kau sedang mengandung, dan dokter tidak memperbolehkan makan makanan itu"
"Jangan pakai alasan dokter kau saja yang tidak memperbolehkannya"
"Saint mengertilah"
"Terserah kau perth aku ingin tidur" ujar saint final. Meninggalkan perth menatap dalam sikap saint.

Keesokan paginya suasana pagi masih terasa dingin. Saint dan perth tetap perang dingin. Clara dan Bua yang melihat dua sejoli hanya bisa menghela nafasnya. Tiba tiba seseorang datang membawa sesuatu ditangannya.
"Selamat pagi family tanapon" sapa mean yang sudah dengan setelan jasnya.
"Selamat pagi mean ada apa?" tanya perth.
"Ouh aku hanya mengantarkan pesanannya" Jawab mean membuat semua orang menatap saint.
"Kenapa kalian semua menatapku begitu? seperti aku tersangka saja" ujar saint lalu menghampiri mean.
"Mana?"
"Nih"
" Terimakasih banyak sahabatku seketarisku uangnya kau tahukan ambil dimana"
"Iya aku tahu" jawab mean kesal, karena pagi pagi saint menelfon seperti orang kesatanan membuat mean harus bangun sangat pagi saking sangat paginya ia mataharipun belum terbit.
"Ya sudah aku pergi, Family tanapon aku permisi dulu"
"Iya mean hati hati" ujar clara.
"Baik bibi"

Setelah mean pergi saint segera membuka tote bagnya. Dan menghirup aoram wangi yang begitu menaikkan nafsu makanannya.
"Kau pesan apa?" tanya perth dingin.
"Makanan"
"Kapan?"
"Ketika kau tidur"
"Makan dulu makananmu"
"Tidak mau aku tidak ingin makan itu aku ingin makan ini saja" ucap saint segera pergi ke dapur mengambil wadah.

Semua orang melihat saint yang menyajikan makanan kewadah membuat semua orang menyium baunya. Warna merah pekat berminyak dan bau pedas membuat perth emosi karena suami hamilnya itu tidak memahami keadaannya sekarang yang sedang mengandung.
Saint tanpa ragu kembali kemeja makan tanpa rasa takut. Clara, Bai hanya terdiam melihat suasana ini.
"Mom makanan apa itu bau cabenya sangat menyangat"
"Ouh benarkah padahal ini tidak pedas loh"
"Benar mom"
"Mommy coba dulu"
"Mmm ..tidak ae tidak pedas"

"Ae makanamu sudah habis bukan?. Segera berangkatlah" ujar perth dingin. Clara yang melihat wajah sang putra sangat merinding.
"Yes daddy"
"Mom aku berangkat dulu"
"Iya son"

Cup

Cup

Sudah menjadi runitas Ae jika berangkat akan mencium pipi mommynya dan sebaliknya.
Setelah Ae pergi perth menatap tajam saint. Ketika saint ingin makan sesendok perth lagi-lagi merebut sendok saint dan mangkuk saint.
"PERTH"
"Apa lagi ini saint ha, apa kau begitu ingin membunuhnya Hah"
"Apa maksudmu aku hanya makan makanan itu tidak akan bisa membunuhnya"
"Jika kau terus makan makanan itu kau akan membunuh bayiku saint" ucap tinggi perth entah kenapa kata terakhir membuat hati saint begitu sakit.

"Bayimu, aku yang mengandung kenapa hanya bayimu, lagi pula bukan hanya aku yang menginginkan dia juga menginginkannya jika nanti dia ileran jangan salah kan aku itu salah mu karena kau tak menuruti kiinginannya dan jangan salah aku juga jika dia nanti diejek tuan tanapon yang terhormat" ujar marah saint membuatnya nafas tak teratur karena bernada tinggi dan mengeluarkan kata banyak.
"Huff huff astaga lelah sekali berbicara panjang" ujar lirih saint dengan menyenderkan punggungnya dikursi.

Perth yang mendengar ucapan panjang saint membuatnya terdiam dan mecerna semua perkataan saint.
"Saint ucapan mu tadi bisakah kau ulangi lagi"
"Ucapan yang mana apa kau sekarang  telinganmu sudah bermasalah perth, chekk kau masih rumayan muda tapi pendengaranmu sudah terganggu"
"Sayang."
"Apa lagi? Sudah lah aku tak ingin mengulanginya lagi lebih baik kau berikan makananku"
"Tidak kau bisa makan yang lain tapi tidak dengan ini"
"Kau mau dia ileran terus nanti hah"
"Jangan marah marah sayang dia bisa mendengarkan"
"Biarin biarkan dia tahu jika Daddynya tidak menurutinya" ujar saint kesal dengan bersedekap dada. Perth terseyum lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan sang suami yang duduk dengan merajuk. Perth mennggeser kursi saint dan menghadapkan kearahnya. Perth mendekatkan wajahnya didepan perut sang suami dan saint membiarkan kelakuan perth entah apa yang dia akan lakukan.
"Nak anak daddy dan Mommy yang baik jangan makan makanan itu ya, makanan itu tak baik buat kesehatan kamu dan Mommy. Daddy mohon ya nak.."
"Dia tetap ingin makan itu" ucap saint.
"Sayang"
"Bukan aku dia jangan hanya menatapku tajam, tatap tajam saja dia"
"Nak daddy mohon ya.."
"Sudah ku bilang perth permintaannya tidak mau ditolak cepat panaskan lagi pasti makanannya sudah dingin"
"Huff ok hanya setengah"
"Setengah tidak bisa membuat kenyang"
"Setuju atau tidak sama sekali"
"Chekk terserah lah percuma jika harus berdebat dengan mu"
Perth terseyum lalu mencium kening sang suami.
"Terima kasih banyak sayang kau sudah menerimanya"
"eumm"

Mendengar jawaban sang suami perth terseyum bahagia karena saint telah menerima bayi mereka.





Selamat membaca....🖤❤🖤❤🖤❤

I'm Always By Your Side "Tanapon" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang