.
.
.
.
.
Yes! Hari ini ke restoran Papa! Papa pernah spoiler kalau hadiah ulang tahunku ada diantara salah satu animatronik yang Papa buat! Pasti Ayah kalian gak gini, kan? Hehehe.
"Elizabeth, jangan lompat-lompat. Bahaya"
"Hehe, soalnya Lizzy seneng banget!"
Dipikir-pikir kok malu banget sampe lompat-lompat saking senengnya. Aku melihat ke arah belakang, Hank terlihat sedang memegang kamera pemberian Ibu lalu menyimpannya ke dalam tas.
Hm? Ternyata Hank itu... Kalau dipikir pikir selalu nempel sama Evan ya? Atau mungkin sebaliknya sih... Padahal mereka seumuran. Kok jadi iri ya, aku juga mau jadi orang yang diandalkan!
"Hank? Kau gak papa? Seneng dong! Hari ini kita bakal main!" Ucapku dengan ceria diiringi dengan anggukan Evan. Hank sedikit terkejut lalu tertawa "Haha... Iya"
Uhh, kok ketawanya kayak dipaksain? Gak seru, ah! Aku lanjut berjalan bersama Papa, sedangkan tangan Mama memegang tangan Evan dan Hank. Michael berjalan dengan riang sambil bersiul.
"Wah!"
Mulutku ternganga saat melihat sekelompok animatronik menyanyikan lagu mereka di atas panggung. Ada Bonnie si ungu! Freddy si Beruang! Chika si ayam botak! Terus Golden Freddy... Kok semuanya itu hewan-hewan yang dah pernah Evan gambar di kertas, ya? Rasanya iri...
PLAK! Aku menepuk pipiku gemas. Hei! Hari ini semua orang itu lagi seneng-seneng! Bisa-bisanya aku iri? Hhhhh.... ngerusak suasana banget sih!
"Lihat, tuh! Robot gue!" Michael berpose di sebelah Foxy sambil membuat pose, membuat gerakan tangan seperti tanda centang, menaruh di depan dagunya sambil memperlihatkan gigi taringnya.
Kata Michael ini pose Handsome, ckckck...
"Wah... Keren" Evan menepuk-nepuk tangannya lalu berlari ke arah Golden Freddy, menatapnya dengan mata berbinar-binar. Animatronik itu persis seperti boneka beruang keemasan yang lagi dipegang sama Evan.
Katanya robot Foxy itu hasil collab Michael sama Om Henry, keren ya...
Lagi-lagi Hank, cuma bengong ngelihatin pangggung terus balik lagi minum sodanya Michael. Michael gak suka soda tapi tetep dipesenin sama Papah ('Ini udah satu paket!' Kata Papah) Terus Hank dilarang minum soda sama Papa ('Masih kecil') jadi bisa dibilang mereka win-win solution.
Hank dapet soda, Michael gak dimarahin mamah gegara gak habisin makanan.
Menurutku disini gak ada yang menarik.
.
.
.
.
.
.
"IIIIIIHHHHH!!!!!! INI KEREN BANGET! HANK LIHAT DEH!" Aku mengguncangkan bahu Hank berkali-kali, tapi Hank malah menatap makhluk 'cantik' di depannya ini dengan ngeri. "Bagus banget! Aku jadi pengen jadi penyanyi!"
di depan kami sekarang berdiri sebuah animatronik berwarna putih, mempunyai rambut ginger seperti aku! Baju merahnya juga lucu! Sepertinya boneka ini karakter badut?
"Jangan-jangan..."
"Iya, ini hadiahku untukmu Elizabeth. Belajar rajin-rajin ya?" Ucap Papa sambil tersenyum lembut ke arahku, Aku tersenyum senang. Tentu saja! Aku bakal belajar sebanyak mungkin! Aku mengangguk-angguk senang.
Tapi Hank malah lari ke belakang panggung, sontak Papa mengejarnya, mungkin bahaya? Karena penasaran aku mengikuti Papa.
"Hank? Ngapain?" Aku melihat Hank menatap sebuah animatronik yang terduduk tersender di belakang panggung dengan mata gak ada tenaga. Sepertinya dia badut juga? Badannya belum selesai dirakit, membuat krangkanya kelihatan.
"Hank suka?"
"Jangan ngadi-ngadi, gak mungkin. Itu animatronik yang paling aku benci"
Buset? (Belajar dari Michael) Baru juga ketemu dah benci aja. Aku mengangguk angguk "Ew, itu mah dah jelas" Aku memutar bola mataku dari robot jelek itu lalu berlari lagi memandang Circus Baby.
.
.
.
.
"Boleh"
"Gak"
"Boleh"
"Elizabeth..."
"BOLEH!!"
Aku menghentakkan kakiku.
Pertengkaranku dengan Papa terjadi karena aku melihat Circus Baby yang selesai menyanyi dikerubungi anak-anak lain. Jadinya aku naik ke panggung kan, tapi tiba-tiba Papah menarik tanganku ke belakang terus ngomong 'Gak boleh' 'Jangan' 'Nanti aja'
Aku paling gak suka kalau Papa ngomong gitu. Michael sampe ngatain kalau aku kekanak-kanakan atau apalah itu.
"Nanti Elizabeth"
"Nanti itu kapan? Besok? Seminggu lagi? Setahun? SeAbAd??????" Ucapku dengan menggebu-gebu. Kalau Papa bilang nanti itu artinya 'Gak akan'
".........."
Tuh kan! Aku menatap lantai yang berubin sambil terisak, nahan nangis, ntar dikatain cengeng. Papa juga gak bisa jawab 'Nantinya' kapan.
"Kalau aku sambil nemenin Kak Lizzy gimana?" Tiba-tiba Hank megang erat tanganku sambil senyum ke Papa "Boleh, kan Pah? Hanky jugak mau ngelihat Circus Baby dari jarak dekat! Dia itu cantik banget!" Ucap Hank mengebu-ngebu.
"Tuh, kan! Aku dan Hank aja sependapat!" Aku dengan cepat merangkul bahu Hank, Hank mengangguk, antusias.
Kami sama-sama menatap Papa dengan mata berbinar-binar "Boleh ya Pah?? Pleaseeeee~? "
Papah menghela nafas, kesal "Yaudah, tapi kalian harus pergi berdua. Gak boleh kesana kalau gak bilang-bilang Papa, oke?"
Dengan cepat kami mengangguk "Janji!" Ucapku. Sedangkan Hank akhirnya menghembuskan nafas lega? Sekilas seperti itu.
Seperti lega akan sesuatu... Tapi bodo amat.
Aku segera lari ke atas panggung bersama anak-anak lain dan tentu saja dengan Hank!
Hari ini menyenangkan sekali!
-follow :D
-Komen :V

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dunia yang tidak aku inginkan AU FNAF by Numi_Cakep / HCheese
FanfictionApa yang terjadi kalau kamu tiba tiba pindah server ke game FNAF? Inilah yang dialami oleh Numi, perempuan biasa saja yang berumur 14 tahun, tiba-tiba dilempar ke game FNAF sama author-nya yang kurang kerjaan. "Astogeh, perasaan hidup gw baik-baik...