Ingat chapter sebelumnya?
Bukan, bukan chapter flashback William mati, bukan.
Jadi di chapter sebelumnya, tangan OC kesayangan kita ilang karena digigit beruang.
Reader: Jadi giman dong, Author? Buntung sebelah, dong?
Woilah, ya nggak dong. Lupa kah bapaknya si mc, maksud saya bapak angkat, punya keahlian dalam hal mekanik? Dan jadilah dia buat tangan robot.
Reader: Yey, ga jadi buntung.
Tapi tunggu sebentar reader sekalian, plot sebenarnya baru saja dimulai, wuahahahahah.
.
.
Numi memperhatikan tangan 'baru' yang dibuat oleh William, tak bisa menyangkal bahwa tangan itu benar-benar dibuat sedemikian rupa agar mirip dengan tangan asli namun masih kelihatan bahwa itu tangan mesin.
Di sinilah Numi, duduk di kursi restoran dengan riang sambil mengotak-atik tangan barunya, dengan minuman soda di tangan kirinya. William memasuki restoran dengan muka datar sambil menenteng kantong kresek hitam di tangan kirinya. Numi tak bisa menyangkal tak tergoda untuk melirik sebentar ke arah plastik tersebut.
darah? Ia berkedip, atau dia salah liat?
Numi menatap plastik itu dengan lekat lalu menatap manusia berkemeja ungu di depannya "Abis nge-cat, pak? Apaan tuh merah-merah-"
"Bukan urusanmu, Numi" Pria itu mendengus kesal lalu berjalan menuju ruang kerja pribadinya, Numi menatap orang itu sebelum akhirnya menghilang masuk ke dalam ruangan. "Woilah, cuma nanya doang kok galak banget" Numi memutar matanya, kesal.
Kring
Numi mendengar suara ribut-ribut anak-anak kecil. Mereka berlomba-lomba berlari dan melompat ke dalam kolam bola. Beberapa anak juga bersorak sorai saat mereka berhasil memecahkan recor arcade. Sudut matanya menangkap seorang anak berambut emas- seperti Clara, rambutnya sependek lehernya, dengan jepit rambut pita merah yang menahan poninya menutupi penglihatannya. Bajunya berwarna pink muda, mengingatkan Numi dengan baju berwarna hot pink yang selalu Elizabeth setiap hari.
"Hiks... Hiks..."
Numi memakai topeng monyetnya, beranjak dari kursinya lalu menghampiri anak itu dan menepuk bahunya. Gadis itu berbalik menatapnya dengan mata basah karena air mata. Sempat terpaku, berusaha mencari kata-kata yang pas akhirnya Numi membuka mulutnya, menyiapkan tenggorokannya agar mengeluarkan suara yang terdengar ceria.
"Um... Kenapa kamu menangis? Di sini seharusnya kita bersenang-senang, loh" Numi menatap gadis itu, matanya biru, tiba-tiba ia teringat dengan Susie dari game FNAF.
Tunggu... Bukannya ia memang masuk ke dalam game FNAF?
"A-Anjingku hilang... Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi... tapi... Gak ketemu juga... hiks..." gadis itu terus menangis lalu berhenti saat ia melihat tangan Numi yang tak terlihat seperti tangan manusia pada umumnya. "Umm... Tanganmu kenapa?" tanyanya. Numi menghela nafas, "Kalau diceritakan bakal panjang banget, akan jadi cerita yang membosankan setengah mati. BTW, kamu bilang kamu mencari anjingmu?" Numi tersenyum. Senyum itu perlahan pudar saat ia merasakan kehadiran sesosok makhluk berdiri di belakangnya.
"Oh, gadis kecil, kamu mencari anjingmu? Jangan bilang anjingmu berwarna golden?"
Numi membeku saat melihat sesosok kelinci berwarna emas berdiri di belakangnya. Kelinci itu membetulkan pita ungu di dadanya lalu mendehem pelan, berusaha menyadarkan mereka berdua dari lamunan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dunia yang tidak aku inginkan AU FNAF by Numi_Cakep / HCheese
FanficApa yang terjadi kalau kamu tiba tiba pindah server ke game FNAF? Inilah yang dialami oleh Numi, perempuan biasa saja yang berumur 14 tahun, tiba-tiba dilempar ke game FNAF sama author-nya yang kurang kerjaan. "Astogeh, perasaan hidup gw baik-baik...