Pagi hari, Zakia sudah berada di meja makan sambil membantu Bunda di dapur.
"Berangkat dianter sama kakak yha.." ucap Bunda.
"Zakia ada janji sama temen nih Bund... soalnya nanti pulang kuliah sekalian main."
"Mau main kemana?"
"Main ke Mall bund... nemenin temen beli hadiah buat adeknya."
"Yaudah.. hati hati yha.."
Hasan, Ayah Zakia dan Naufal, kakak laki lakinya datang. Mereka sarapan dengan tenang pagi ini.
"Zakia udah di tunggu tuh Bund... duluan yha."
"Yaudah deh... jangan pulang sore sore lho yha..."
"Iyha Bunda sayang...."
"Gak pergi sama cowok kan?" hardik Naufal.
"Apaan sih kak, Zakia tuh bukan cewek sembarangan yha.." sangkal Zakia dengan kesal.
Ia segera keluar untuk menghampiri sahabatnya.
"Rania!! ayo berangkat. Aku dikasih izin sama Bunda nemenin kamu ke Mall...." ucap Zakia senang.
"Makasih yha.. yaudah, ayo berangkat! nanti keburu terlambat lagi."
Sampainya di kampus mereka masuk ke kelas masing masing. Walaupun satu universitas, namun Zakia dan Rania mengambil jurusan yang berbeda. Rania mengambil jurusan sastra Inggris dan Zakia jurusan sastra Indonesia.
Zakia sedang sibuk memperhatikan dosen yang menjelaskan namun pandangannya terlihkan saat ia mendapat notif dari seseorang.
"Siapa nih? kayaknya aku gak kenal sama akun ini deh..." batin Zakia.
Namun Zakia segera fokus kembali pada dosen. Bel istirahat berbunyi, kini Zakia ada janji bertemu dengan Rania di kantin.
"Aku pesen dulu yha.." ucap Rania.
"Ouh.. iyha iyha, makasih."
Zakia segera membuka instagramnya dan melihat notif yang dikirim seseorang tadi. Namun ia benar benar tidak mengenal akun tersebut.
Rania datang membawa minuman dan duduk disamping Zakia. Rania heran melihat sahabatnya yang dari tadi hanya fokus pada layar handphonenya.
"Zakia... kamu kok kayak mikirin sesuatu gitu, mikirin apa sih?"
"Eh... ini lho, ada akun instagram yang gak aku kenal. Dia kirim notif menyukai postingan aku, padahal kan aku cuma posting quotes sederhana ajha." jelas Zakia.
"Sini, coba aku lihat."
Rania pun membuka akun instagram seseorang tersebut, namun itu akun pribadi. Tanpa pikir panjang, Rania langsung menekan tanda follow.
"Rania!! kamu apa apaan sih, kita kan gak tahu akun itu siapa dan dia orang baik atau bukan?!" ujar Zakia sedikit kesal.
"Kalo kita mau tahu ini akun siapa, coba kita ikuti dulu ajha Zakia..." balas Rania tenang.
"Nanti kalo ada apa apa kamu harus tanggung jawab yha!!"
"Iyha deh.. Zakia Az-Zukhrufa."
Rania membuka postingan akun tersebut, dan ia sangat terkejut mengetahui pemilik akun tersebut.
"Rania.. kok kamu diem ajha sihh.." gerutu Zakia.
"Coba sini aku lihat!!" sahut Zakia mengambil paksa handphone miliknya.
Deggg!!!! Zakia sangat terkejut melihat pemilik akun tersebut. Ternyata pemilik akun tersebuat adalah Haqi Hanafi. Sudah terlalu lama Zakia tak mendengar kabar tentangnya, tiba tiba ia hadir tanpa diminta.
"Zakia... kamu gak apa apa kan?!" tanya Rania memastikan.
"Aku gak apa kok, yaudah yuk! kita balik ke kelas ajha."
Jam kuliah berakhir, kini Zakia dan Rania pergi ke Mall. Sampainya di Mall, mereka menggati pakaian dahulu sebelum pergi membeli barang.
Mereka asyik berjalan saja. Kalaupun nanti ada toko yang ingin mereka kunjungi, mereka akan mampir. Hampir satu jam berada disana, mereka memtuskan untuk makan siang kemudian pulang ke rumah.
"Kamu mau makan apa?"
"Aku terserah ajha, ikut kamu juga boleh kok."
Steak menjadi menu pilihan mereka di siang hari ini. Selesai makan, Rania mengantar Zakia pulang ke rumah.
"Udah selesai?" tanya Rania membuka pembicaraan.
Rania tahu pasti kini sahabatnya kembali mengingat masa lalunya dengan Haqi saat di Pondok Pesantren.
"Kamu masih mikirin dia?" tanya Rania.
"Ehm.. gak kok, aku gak mikirin dia Rania..." sangkal Zakia menutupi perasaannya.
"Mulut kamu bisa berbohong namun hati kamu tidak Zakia... ingat, simpan seseorang dalam do'a karena do'a itu akan tercatat di langit selamanya." jelas Rania menenangkan sahabatnya.
visual Zakia Az-Zukhrufa.
visual Rania Firdausi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Need a Pause
Romance(Sebelum baca jangan lupa follow akun author dulu yha...😊🤗🤗) Kisah seorang gadis bernama Zakia Az-Zukhrufa yang diam diam mengagumi sosok Haqi Hanafi pada akhir pendidikannya di Pondok Pesantren. Namun, mendengar kabar bahwa Haqi mengetahui hal i...