Bab 6.

29 11 0
                                    

"Ingatlah!! diam diam ada seseorang yang mendo'akanmu agar kamu disendirikan sampai ia bisa menemukan dirimu di waktu yang tepat, dan ia sedang mengusahakan hal itu."

🍁Haqi Hanafi🍁

Tak ada pembicaraan di dalam lift. Zakia pun hanya menatap tombol lift yang ada di hadapannya. Tiba tiba lift bergetar, lalu berhenti.

"Astaghfirullah... kok tiba tiba berhenti?" gumam Zakia sedikit panik.

"Ada apa??" tanya Haqi.

"Gak tahu, tiba tiba lift nya berhenti. Jangan jangan rusak." jelas Zakia.

"Minggir!!" Haqi langsung menekan tombol darurat.

Zakia sedikit panik, Haqi berusaha menekan tombol darurat beberapa kali.

"Tenang!! petugas pasti akan datang." ucap Haqi pada Zakia.

🍁🍁🍁

Di sisi lain....

Rania meminta pertolongan kepada petugas informasi agar segera mengeluarkan sahabatnya. Para petugas pun langsung bergegas menuju lift. Tiba tiba teman teman Haqi datang untuk meminta bantuan yang sama.

"Permisi... pak!! teman saya ada di lift yang sama. Tolong teman saya segera yha pak!!" ujar Ayas.

"Sahabatmu ada di dalam lift juga?" tanya Ayas menatap Rania yang menangis tak ada hentinya.

"Iyha... ini salahku, gak seharusnya tinggalin dia sendirian." jelas Rania masih khawatir.

"Sudah.. jangan menangis. Petugas pasti menyelamatkan mereka. Sahabatmu juga sudah dewasa, pasti dia bisa menjaga dirinya." jelas Ayas berusaha menenangkan.

"Masalahnya... sahabatku punya masalah pernapasan jika dia merasa panik." jelas Rania.

Ayas meninggalkan Rania. Tak lama kemudian, ia kembali membawa sebotol air mineral dan menyerahkannya pada Rania.

🍁🍁🍁

Zakia mulai merasa ada yang tak beres dengan napas nya. Haqi yang dari tadi terus menekan tombol darurat tiba tiba mendekat ke arah Zakia.

"Zakia!! kamu kenapa??" tanya Haqi.

"Gak tahu, tiba tiba dadaku sesak." jelas Zakia.

Sudah 15 menit berada di dalam lift, tiba tiba Haqi mendengar suara seseorang dari luar pintu.

"Ada orang di dalam?!??" teriak seseorang.

"Ada pak!! kami terjebak di dalam!!" balas Haqi.

"Tunggu sebentar!! kami akan mengeluarkan kalian."

Tak lama kemudian, pintu lift terbuka. Petugas berusaha mengeluarkan Haqi, namun Haqi menolak.

Ngapain lagi nih.. Haqi nolak tawaran petugas?!

"Pak!! bisa keluarkan kami berdua langsung??" tanya Haqi.

"Langsung??" tanya petugas heran.

Haqi mengusap wajahnya.

"Iyha pak!! masalahnya gadis ini mengalami sesak napas. Jadi saya ingin bapak langsung mengeluarkan kami berdua." ujar Haqi.

"Kalau begitu.. ambil tali ini!! kami akan menarik kalian berdua dengan tali itu!!" ucap petugas sambil menjatuhkan tali itu.

Haqi pun segera merekatkan pengait tali itu pada tubuhnya dan satu tali pengait lagi pada tubuh Zakia.

"Ini... pakai ini!! aku akan mengangkatmu. Aku harus melakukan ini, karena keadaan darurat."

Zakia langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Haqi. Haqi membopong Zakia ala bridal style. Saat keduanya siap, petugas segera menarik mereka ke atas.

"Alhamdulillah!! kamu gak apa apa?" tanya Haqi melirik Zakia.

Tanpa disadari Zakia sudah tak sadarkan diri. Langsung saja ia membawa Zakia ke dalam ambulance yang disediakan para petugas.

"Zakia.. bangun." ujar Haqi.

Haqi tampak panik dengan keadaan Zakia. Ia langsung menghubungi teman temannya.

Panggilan berlangsung...📞📞

Haqi:
Assalamualaikum!!
Ayas, aku titip motor
dulu yha..
aku mau ke rumah sakit.
Gadis yang ada di satu
lift sama aku pingsan.

Ayas:
Ouh.. oke qi, masalah
motor aman kok!!
ntar, kita susulin
motornya ke rumah sakit.

Haqi:
Oke.. makasih yas,
maaf udah bikin repot.

Panggilan terputus...📞📞

Sampainya di RS. Bandung Medical Center. Para perawat datang untuk membawa Zakia ke ruang medis. Haqi menunggu di luar ruangan, tak tahu apa yang harus ia katakan saat Zakia siuman nantinya.

"Wali dari pasien Zakia Az-Zukhrufa?" panggil dokter.

"Saya temannya dok, ada apa?"

"Pasien sudah sadar... dia hanya mengalami sesak napas karena panik saja." jelas dokter tersebut.

"Huft.. alhamdulillah. Kalo gitu.. saya akan pergi ke administrasi dulu dok." ujar Haqi.

Rania yang mengetahui bahwa sahabatnya dilarikan ke rumah sakit langsung bergegas. Sampainya disana, ia mencari dimana sahabatnya dirawat.

"Zakia!! alhamdulillah.. kamu udah sadar. Terus sekarang gimana?"

"Aku udah baik baik ajha kok Ran. Eh.. Haqi ada dimana? dia tadi sempet bopong aku keluar dari lift." jelas Zakia.

"Apa?? Haqi bopong kamu?? kok bisa sih kia.."

"Astaghfirullah.. Rania! dia yang tolong aku sampe rumah sakit ini."

Apakah mereka berdua akan kembali bertemu??

vote dan beri komentar ke author yha...😊😉

terimakasih untuk para readers yang sudah mengikuti ceritanya dari awal..😄😄




Just Need a PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang