Bab 13.

14 8 0
                                    

"Dia tidak pergi..
Tapi mungkin dia sedang memperbaiki diri untuk mencintaimu kembali"
🍁- Zakia Az-Zukhrufa -🍁


Setelah membeli beberapa jajanan. Mereka mencari tempat yang sepi untuk menikmati jajanan itu.

"Kamu tahu kabar tentang Haqi lagi gak?"

"Kalo gak salah sih, kemaren dia bikin story perjalanan ke Lampung."

"Lampung?! ngapain dia kesana?" tamya Rania mengerutkan dahi nya.

"Seinget ku sih.. waktu Abi sama Umi nya Haqi jenguk aku. Umi Aisyah bilang kalo Haqi rapat sama temen temennya untuk kajian." jelas Zakia.

"Ouh.. untuk acara kajian."

"Dia itu Maa syaa Allah banget yha. Kayak nya kamu beruntung kalo dia beneran lamar kamu suatu hari nanti." goda Rania.

"Aamiin ajha deh.. tapi gak berharap lebih. Ntar klo jatuh salit tahu.." timpalnya.

"Zakia.. sebenernya aku baru kagum sama orang. Dia itu bikin aku berubah banyak dari dulu." jelas Rania.

"Kamu pacaran? atau bertukar pesan? astaghfirullah.. sadar Rania."

"Ihh.. apa apaan sih kamu tuh, aku berubah banyak karena dia itu sangat taat pada perintahNya. Makanya, lain kali kalo ada orang bicara dengerin dulu. Biar ending nya gak salah paham?!"

"Hehhhe.... maaf deh. Zakia khilaf."

"Jajan nya udah habis nih.. kita pulang ajha yuk!!" ajak Rania.

"Iyha.. aku juga udah capek gara gara tadi kita muter muter cuma buat cari telur gulung."

"Iyha juga yha.. yaudah lah, pulang yuk!!"

Zakia dan Rania pun pulang le rumah. Sampainya di depan rumah Zakia, Rania melambaikan tangannya dan tersenyum.

"Dadahh....." ucap Rania melambaikan tangannya.

"Dadahh juga.. hati hati yha Rania!!" balas Zakia.

Zakia masuk ke dalam rumah, ia mendapati Bunda dan Ayah duduk di ruang keluarga.

"Assalamualaikum.. Bund.. Ayah.." ucap Zakia mencium kedua tangan orang tuanya.

"Rania udah pulang??" tanya Bunda.

"Udah kok.. emangnya kenapa Bund?!" balas Zakia.

"Yaudah.. gak apa kok."

Zakia pergi ke kamar. Ia merebahkan dirinya di atas kasur sejenak.

🍀🍀🍀

Haqi pov_

Kini Haqi dan yang lainnya berkumpul di satu kamar. Mereka sedamg asyik mengobrol sambil membahas Akbar dengan tawaran Ustadz Faisal kemarin.

"Gimana tuh bar? kamu jadi lamar anak Ustadz Faisal gak?!" hardik Adnan.

"Kita cuma dua hari ajha lho disini. Jadi jangan bikin kita bingung." sahut Haidar.

"In syaa Allah aku jadi lamar anak ustadz Faisal. Tapi kalian temenin aku yha?!" ujar Akbar yang dibalas anggukan yang lainnya.

"Tenang ajha.. kalo memang itu yang terbaik in syaa Allah bakal di dekatkan." ucap Haqi.

"Makasih qi.. kamu selalu bikin pikiran aku tenang." ungkap Akbar tersenyum.

Karena sudah larut malam, mereka memutuskan untuk sholat malam sebelum tidur.

"Udah malem.. waktunya istirahat. Jangan begadang! gak baik buat kesehatan." pesan Haqi pada yang lainnya.

"Siaapp qi... Kita juga udah pada capek nih kayak nya. Seharian di luar." balas Ayas.

Ayas, Haidar dan Akbar kembali ke kamar mereka yang berada di sebelah kamar Haqi. Memang dua kamar diisi oleh tiga orang.

Gimana?
Gak terasa makin jauh ajha yha ceritanya...
Tenang, ini masih belom ada apa apanya yha...😊😊

Jangan lupa untuk selalu vote author yha.. apakah kalian menyukai cerita ini?? semoga saja suka.🤗🤗

Just Need a PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang