Bab 36

13 1 1
                                    


Naufal membawa istrinya kedalam kamar. Nisa merasa aneh, kala suaminya menatap dengan tatapan khawatir.

"Ada apa sih mas? kasihan Zakia lho.. aku tinggal sebentar." gerutu Nisa.

"Ini penting bangett habibati.. Barusan aku dapet kabar dari 'Pemuda Dakwah' kalau Haqi terlibat kecelakaan besar." jelas Naufal.

Mendengar itu, Nisa langsung terkejut dan  berpikir tak percaya jika Haqi terlibat dalam kecelakaan.

"inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.. bukannya dia ada rencana buat lamar Zakia habis pulang dari acara kajiannya di pegunungan ya mas??" tanya Nisa.

"Iya sayang.. tapi mas juga belum tahu kejadian dan keadaan Haqi gimana sekarang.." jelas Naufal.

    .....

Sedangkan Zakia, ia diam diam berdiri di depan pintu kamar kakaknya. Berusaha mencuri curi dengar apa yang sebenarnya mereka sembunyikan darinya.

"Gak.. gak mungkin." ujarnya menutup mulut dengan kedua tangannya menahan air mata agar tak membasahi pipinya.

Tiba tiba Naufal dan Nisa keluar dari kamar. Mereka terkejut menatap Zakia berdiri dengan matanya yang sudah merah menahan tangis.

"Dek!! kamu ngapain disini??" tanya Naufal memastikan jika adiknya tak mendegar apa yang baru saja mereka bicarakan.

"Aku udah denger semuanya kak!! gak ada yang perlu kakak tutupin lagi dari aku.." jelas Zakia.

"Dek!! dengerin penjelasan kakak dulu.." balas Naufal terpotong karena sang adik langsung menuju kamar serta membanting pintu dengan keras.

"Percuma mas kamu jelasin sekarang. Perempuan itu hatinya mudah rapuh. Dia butuh waktu untuk memahami semua keadaan ini. Nanti coba aku yang jelasin aja.." ucap Nisa mepuk pundak sang suami.

"Iya sayang.. makasih ya udah bantu aku tenangin Zakia." balas Naufal mencium punggung tangan sang istri.

"Udah termasuk bagianku untuk membantu kamu mas.."

.......

Zakia mengunci diri di dalam kamar. Air matanya tak dapat ia bendung lagi.

"Gak!! gak mungkin Haqi kecelakaan.. pasti kakak salah orang." gumamnya menangis sesenggukan.

Ia tak dapat menjernihkan pikirannya. Terus saja berpikiran negative sangat berpengaruh bagi  pernapasannya.

"Kotak itu.." Zakia langsung bergegas ke arah lemari.

Mengambil sebuah kotak yang harus ia buka tepat pada hari ini. Hari dimana kecelakaan itu terjadi.

Ternyata sebuah kotak itu berisi sebuah cincin. Dikotak cincin tersebut tertera nama Zakia dan tak luput dari secarik surat. Surat itu menyatakan bahwa pengirim tersebut akan menyematkan cincin tersebut tepat di hari lamarannya.

Masih ada satu amplop yang belum ia buka. Kunci tentang siapa pengirim tersebut ada pada amplop terakhir. Dengan nafas yang masih belum teratur, ia segera membukanya.

"Gakk!!! gak mungkin.." jeritnya

Seketika Naufal dan Nisa panik disaat menunggu Zakia di depan kamar. Naufal berusaha membuka pintu tersebut, namun tak ada hasil. Karena Zakia menguncinya dari dalam.

Just Need a PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang