Bab 31.

12 3 0
                                    

"Jangan berlebihan dalam mencintai, jangan berlebihan dalam mempercayai. Karena sesuatu yang berlebihan, akan membuatmu merasakan
sakit yang berlebih."

- Zakia Az-Zukhrufa -

🌊🌊🌊

Haqi pun sampai di rumah. Beberapa perlengkapan mulai ia persiapkan untuk kajian dua hari lagi.

"Apa lagi ya.. in syaa Allah udah deh." gumamnya.

Setelah tarawih dari masjid tadi. Ia langsung duduk di kursi meja belajarnya. Membaca ulang materi kajian yang sudah ia persiapkan untuk dua hari ke depan. Kemudian ia lanjutkan untuk tilawah seperti biasa sebelum tidur.

"Alhamdulillah.." ia menutup al qur'annya.

Kemudian pergi wudhu dan bersipa untuk tidur. Tak lupa ia menyalakan alarm yang biasa membangunkannya untuk sholat tahajjud.

......

Zakia pov_

Kini dirinya sedang duduk di pinggir kasur sambil mengamati surat yang tempo hari ia dapatkan dari seseorang yang tak di kenal.

"Hufftt... siapa pengirim surat ini ya? apa aku buka kotak biru itu sekarang ya? tapi nanti aku ingkar janji dong sama pesan dari orang itu." gumamnya.

Perasaannya bercampur aduk, antara menahan untuk membukanya atau harus membukanya sekarang.

Ia letakkan surat itu di laci nakas. Kemudian ia pergi ke kamar mandi bersiap untuk tidur.

"Hadeuhh.. pusing pusing. Dari kemaren mikirin siapa pengirim paket itu." ujar Zakia kesal pada dirinya sendiri.

❄❄❄

Pukul 02.30

Zakia terbangun mendengar alarm berdering dari handphone miliknya.

"Uahmm... udah jam segini aja sih. Kayaknya semalem tidur cepet deh." gumamnya kemudian bangun dari tidurnya.

Seperti biasanya, ia pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu kemudian melaksanakan sholat tahjjud. Selesai sholat, ia turun ke dapur untuk melihat apakah bunda sudah bangun.

"Duhh.. lupa. Aku semalem belom sempet masak buat sahur lagi.." keluhnya menepuk jidat.

Zakia langsung mengeluarkan beberapa butur telur, kemuduan daun bawang, sosis, dan menyiapkan nansi sisa tadi malam. Tentu saja ia akan memasak nasi goreng yang mudah dan simple. Karena waktunya pasti sempit jika harus memasak yang lainnya.

"Zakia?? kamu ngapain masak?" tanya bunda menghidupkan lampu ruang keluarga.

"Semalem Zakia lupa masak, jadi Zakia senpetin masak sekarang deh. Maaf ya bund.." lirihnya.

"Gak apa apa.. kamu pastu capek juga bantuin bunda masak."

Makanan siap, Zakia membawa nasi goreng rumahan itu ke atas meja makan. Menyiapkan tiga piring dan yang lainnya. Kemudian menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Ehm... enakk juga ya nasi goreng kamu." puji ayah sambil meneguk air di dalam gelas.

"Hehhe.. makasih ayah, padahal Zakia asal aja masukin bumbu dan bahannya lho.." jelasnya.

Just Need a PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang