Jika kita dipertemukan di jalan yang halal, maka akan ku ceritakan semua tentang betapa tersiksanya aku merindukanmu. Namun, aku harus tetap diam.
🍁- Haqi Hanafi -🍁
Naufal dan Nisa melayani tamu dengan sangat ramah. Tamu spesial Naufal kali ini adalah teman
temannya. Siapa lagi jika bukan 'Pemuda Dakwah'."Assalamu'alaikum bang.." ucap Haqi dan yang lainnya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabaraktuh. Abang kira kalian gak akan dateng. Gak tau nya yang lain ikutan juga." jelas Naufal.
"Iyha dong bang! kita kan temen juga. Selamat yha bang atas walimah nya. Kita do'akan, semoga keluarga abang samawa." jelas Haidar tersenyum.
"Aamiin.. abang do'ain kalian juga gak jomblo terus yha.." ledek Naufal.
"Duhh.. kalo itu kita gak bisa janji bang. Tapi sebentar lagi ada yang mau susul abang tuhh.." ucap Ayas menyenggol lengan Akbar.
"Emang bener tuh bar?" tanya Naufal.
"Iyha. Kalo bisa dateng yha bang, In syaa Allah dua minggu lagi." jelas Akbar.
"Ma syaa Allah. Cepet juga yha... nanti abang tanya istri dulu lahh.." balas Naufal menyengir.
"Oke bang.."
"Yaudah.. silahkan dinikmati hidangannya." ujar Naufal.
"Kita ke sana dulu yha bang." ucap Haqi.
"Ouh.. silahkan."
Haqi dan yang lainnya kembali ke tempat duduk. Para tamu undangan mulai di layani dengan beberapa makanan. Haqi terus memperhatikan sekitarnya seperti seseorang yang sedang mencari sesuatu.
"Qi.. lihat apan sih?!" ucap Haidar menepuk lengannya.
"Ehh.. gak apa kok. Lihatin tamu undangan ajha.. rame bagett." jelas Haqi berbohong.
Ayas tahu pasti jika sahabatnya sedang mencari keberadaan Zakia. Memang Ayas yang tahu bagaimana hubungan mereka sampai saat ini. Hal itu karena ia adalah teman Haqi semasa di Pondok.
"Ekhm.. udah lah. Kalo emang jodoh.. pasti ketemu kok." ucap Ayas membuat Haqi terkejut.
"Apaan sih yas?! gak ada lah.." balas Haqi mengelak.
"Qi.. inget nih! gak usah takut kehilangan dia yang belom halal bagimu. Kalo dia emang milikmu, maka dia akan tetap kembali padamu di waktu yang tepat dengan versi terbaiknya." jelas Ayas menepuk pundak Haqi.
"Syukron yas.. kamu selalu nasehatin aku dalam masalah perasaan ini."
"Afwan.. aku juga beruntung punya sahabat seperti kamu."
🍁🍁🍁🍁
Zakia pov_
Zakia dan Rania kembali bertemu. Karena kebetulan ia sangat dekat dengan Nisa, kakak kelasnya semasa di Pondok. Zakia dan Rania mengobrol bersama di kursi tamu.
"Ehh... harusnya Haqi dateng lho. Tapi kok, gak ada tuh lihat dia?!" pekik Rania melihat sekitar.
"Apaan sih Ran, udah lah.. gak usah bicarain dia lagi." balas Zakia.
"Kamu kenapa? dia buat apa ke kamu sampe kamu judes gini??" hardik Rania.
"Aku tuh lagi gak mau ajha terlalu dalam berharap sama orang yang gak pernah bisa aku pahami perasaanya." jelasnya.
"Heyy.. ayo lah!! jangan bad mood kaya gini."
"Iyha deh.. yaudah, aku mau minta air putih dulu yha."
"Iyha.."
Zakia pergi menghampiri para pelayan makanan kemudian meminta segelas air putih.
Namun saat ia pergi ke belakang gedung, ia mendapati Haqi yang sedang berdiri sendirian di dekat pintu kamar mandi.
"Lho.. itu bukannya Haqi yha, ngapain dia disana??" gumam Zakia.
"Ini air putih nya kak."
"Ouhh.. terimakasih yha mas."
Zakia ingin pergi meninggalkan tempat itu. Tapi langakahnya terhenti saat melihat Haqi memegang bagian perutnya seperti orang kesakitan.
"Dia kenapa yha?! apa aku susulin ajha yha?!"
Zakia akhirnya menyusul ke tempat Haqi.
"Assalamualaikum.. kenapa qi?"
Haqi menoleh mendengar suara familiar itu.
"Zakia.. kenapa kamu bisa ada disini? aku gak apa kok." balas Haqi masih memegang bagian perutnya.
"Aku tadi lewat sini. Terus lihat kamu, kayak nya lagi kesakitan. Jadinya aku susulin."
"Arghh.. kamu pergi ajha. Aku gak apa kok."
"Gak apa gimana? duduk dulu!" pinta Zakia.
Haqi pun menurut lalu duduk di kursi dekat pintu keluar kamar mandi. Zakia pun menyerahkan gelas yang ia bawa ke pada Haqi.
"Minum ini..."
"Terimakasih."
"Asam lambung saya kambuh. Jadi perut saya sakit." jelas Zakia.
"Kenapa paksain untuk datang?"
"Yha.. karena kakak kamu teman baik, yha saya gak mau ingkar janji." jelas Haqi.
"Masih sakit? atau mau saya ambilkan obat? kebetulan Bunda ada obat asam lambung."
"Boleh deh.."
Zakia pun pergi ke ruang ganti dan segera mengambil obat dari dalam tas Bunda. Lalu segera kembali ke tempat Haqi.
"Ini.. " ucap Zakia memberikan obat itu.
Setelah Haqi merasa lebih baik, ia pun berterimakasih pada Zakia.
"Terimakasih sudah menolong saya." jelasnya.
"Sama sama.. kalo gitu Zakia izin pamit. Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.."
Waduh.. makin kesini makin gimana nih, menurut kalian??
Hehhee.. btw ini belom ada konflik yha. Oke deh, habis ini kita bikin konflik nya yha...😁😏😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Need a Pause
Romance(Sebelum baca jangan lupa follow akun author dulu yha...😊🤗🤗) Kisah seorang gadis bernama Zakia Az-Zukhrufa yang diam diam mengagumi sosok Haqi Hanafi pada akhir pendidikannya di Pondok Pesantren. Namun, mendengar kabar bahwa Haqi mengetahui hal i...