Bab 7.

21 9 0
                                    

Haqi selesai mengurus administrasi Zakia. Kini, ia tak tahu apakah ia harus kembali untuk menemui Zakia atau justru pulang ke rumah.

"Astaghfirullah... aku harus minta maaf sama dia. Semoga Allah memberikan ampunan padaku." gumam Haqi.

Akhirnya Haqi kembali menuju ke kamar rawat Zakia. Namun saat Haqi hendak masuk ke dalam, ada Naufal menunggu di luar.

"Bang Naufal, kok disini. Gak masuk ke dalam?" tanya Haqi.

"Eh.. ternyata kamu masih ada disini. Ini, tadi habis hubungi temen dulu." ujar Naufal.

"Ouh.. ehmm bang, Haqi minta maaf yha.. udah sentuh adik abang. Haqi terpaksa karena takut Zakia kenapa kenapa." jelas Haqi.

"Udah.. gak apa kok, abang yakin kamu gak berniat macam macam qi.. justru abang mau terimakasih sama kamu. Karena udah bawa Zakia ke sini."

Haqi merasa lega. Naufal mengajak Haqi untuk masuk ke dalam. Ayah dan Bunda Zakia sudah datang, pasti Rania yang sudah menghubunginya.

"Haqi.. terimakasih yha, kamu sudah bawa anak om ke rumah sakit. Maaf sudah merepotkanmu" ujar Hasan.

"Iyha.. sama sama om, justru Haqi mau minta maaf karena udah sentuh anak om dan tante."

"Om gak masalah kok.. yang oenting niat kamu baik Haqi.."

Melihat itu, Zakia tersenyum. Ia paham bahwa Haqi tidak bermaksud macam macam pada dirinya.

Haqi pun pamit pada Hasan dan Sarah. Ia harus segera pulang ke rumah, karena takut Umi dan Abi khawatir.

Haqi pov_

Haqi langsung pulang ke rumah. Untung saja Ayas sudah mengirim motornya ke parkiran rumah sakit.

- Skip -

Sampainya di rumah, Haqi langsung mencium kedua tangan Abi dan Umi. Setelah itu ia menjelaskan apa yang terjadi hari ini.

"Haqi salah gak bi??" tanya Haqi sedikit gugup mendengar jawaban Ahmad, Abi Haqi.

"Kamu gak salah nak... yang penting kamu tahu keadaan yang membuatmu terpaksa melakukan hal itu." jelas Ahmad.

Haqi bernapas lega. Akhirnya setelah mendengar penjelasan dari Abinya, ia merasa tenang. Haqi pamit untuk istirahat ke kamar.

Adzan ashar berkumandang...
Haqi segera bangun dari tidurnya. Abi mengajak dirinya untuk sholat ke masjid bersama.

 Abi mengajak dirinya untuk sholat ke masjid bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Umi... Abi mana?? tadi katanya suruh bareng sama Haqi ke masjidnya."

"Masih siap siap di kamar.. mungkin sebentar lagi keluar."

Tak lama kemudian, Abi keluar. Tak lupa, Zidan juga ikut ke masjid bersama mereka.

"Haqi.. kamu kan sekarang udah lulus. Maka dari itu, Abi minta tolong ke kamu untuk jadi imam masjid yha.. mulai saat ini."

"In syaa Allah Abi.. jika itu kemauan Abi. Haqi akan kabulkan."

"Termasuk Abi minta menantu??" goda Abi.

"Duh... Abi, kalo itu Haqi belom bisa. Nanti deh, kalo Haqi udah sukses." balas Haqi mengukir senyum.

Sampainya di masjid, iqomah langsung di kumandangkan. Haqi segera berdiri di posisi imam, kemudian menuntut para jama'ah untuk merapatkan shaf.

Lantunan ayat Al-Qur'an yang di tambah suara merdu menciptakan suasana tenang di dalam masjid.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..."

Setelah sholat, Haqi berdzikir. Beberapa jama'ah mulai meninggalkan masjid. Selesai berdo'a, Haqi menghampiri Zidan dan Abi.

"Ayo bi.. Zidan.."

Umi mulai sibuk di dapu menyiapkan makan malam dan Abi sibuk membaca buku di halaman belakang. Sedangkan Haqi berniat mengajak Zidan untuk pergi bersamanya ke toko baju.

"Umi... Haqi sama Zidan izin pergi ke luar sebentar yha.."

"Iyha.. hati hati nak, jangan pulang malam. Nanti Abi khawatir."

- Skip -

Sampainya di toko baju. Haqi memilih beberapa kaos untuk ia pakai saat mengisin kajian di lampung bulan depan. Sedangkan Zidan sibuk melihat kemeja dan jaket.
Tak lama Haqi memilih, ia menhampiri adiknya.

"Kamu mau beli apa dek?"

"Emangnya boleh bang?"

"Kalo kamu suka ambil ajha gak apa. Nanti abang yang bayar."

"Terimakasih bang.."

Zidan mengambil dua kemeja dan aatu jaket virsity. Mereka menuju kasir untuk membayar barang.

"Ayo pulang!!"

"Bang.. abang masih suka sama kakak cantik yang waktu itu??"

"Apaan sih dek! itu masa lalu abang, emangnya kamu pernah ketemu sama dia lagi?"

"Pernah bang, kakak cantik itu selalu ngajar anak anak di masjid."

"Duhh.. udah lah dek! abang gak mau mikir sampe sana dulu."

Kira kira "kakak cantik" yang dimaksud sama Zidan itu siapa yha??

Jangan lupa terus dukung author dengan cara vote dan komentar yha...😊🤗rus dukung author

Just Need a PauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang