Happy reading
🦋🦋🦋7 tahun kemudian...
Terdapat seorang gadis yang berlari tergesa gesa, dirinya merasa takut karena terdapat dua laki laki yang mengejar nya dari arah belakang. Ia terus melangkah kan kakinya tergesa gesa, tidak memperdulikan dimana dirinya sekarang.
Alysa, gadis itu berlari ke arah gang sempit yang terlihat gelap. Ia merasa bingung kemana lagi dirinya harus berlari sedangkan gang ini adalah gang buntu.
"Akhh" teriak gadis itu terkejut ketika tangan kanan nya di tarik oleh seseorang agar ikut dengan nya.
Alysa kembali mengatur nafas nya, posisi nya berjongkok memegangi lutut nya yang terasa pegal.
Namun, dirinya penasaran siapa orang baik yang telah menolong nya kabur dari kedua preman itu.
Tatapan nya beralih menatap laki laki itu, ia berfikir seperti nya laki laki itu seumuran dengan nya.
"Makasih udah nolong gue" ucap alysa.
"Sama sama" setelah mengucapkan itu, laki laki itu berniat untuk pergi namun alysa mencegah nya.
"Tunggu" cegah alysa, ia merasa tekur berada di gang sempit dan gelap seperti ini.
"Maaf, Lo bisa anterin gue sampai keluar dari gang ini?" Sambung nya.
"Ayo, ikut gue"
Alysa hanya menurut, seperti nya laki laki ini baik namun, memang dia terlihat tak suka banyak bicara.
Setelah kembali menemukan jalan raya, alysa merasa sangat lega dan berniat untuk menghubungi ayah nya.
"Sekali lagi makasih" ujar alysa, laki laki itu hanya menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.
"gue pamit"
Melihat laki laki itu berjalan menjauh alysa tersenyum, ia berjanji akan membalas kebaikan laki laki itu jika suatu hari nanti dia bertemu.
Malam hari nya, seperti biasa alysa lebih suka duduk di kursi balkon kamar nya, memandangi bintang sudah ke biasaan nya semenjak kecil.
Namun, karena merasa angin malam yang dingin, ia beranjak dari duduk nya kembali memasuki kamar. Tak lupa dengan mengunci kembali jendela kamar nya.
tok tok tok
"Alysa turun nak, papa mau bicara" teriak Natasha di balik pintu.
"Iya ma, sebentar"
Setelah lima menit lama nya, akhirnya alysa keluar dari kamar menuruni tangga, menuju ruang keluarga.
"Papa mau bicara masalah perpindahan sekolah kamu" ujar Adrian, membuat alysa menghela nafasnya.
Alysa sudah tau hal ini, karena mendengar percakapan kedua orang tua nya malam tadi.
"Pa, lysa kan udah gede, lysa mau tetap sekolah di sekolah lysa yang sekarang"
"Alysa, papa mau yang terbaik untuk kamu, sekolah yang papa pilih itu sekolah yang terbaik nak, kamu bisa meneruskan hobi kamu di sekolah yang baru"
Alysa kembali menghela nafas nya, ia tak mau mengenal orang baru ketika berada di lingkungan sekolah yang baru, sekolah yang sekarang sudah sangat nyaman baginya.
"Lantas, mengapa papa mengizinkan alysa sekolah di sekolah itu, alysa baru beberapa bulan loh pa, ma masuk SMA itu"
"Papa mohon nak, kali ini saja turuti permintaan papa"
Alysa terdiam ia berfikir terlalu egois jika harus mengiyakan perkataan ayah nya. Namun, di sisi lain ia juga tak mau membuat kedua orang tua nya kecewa.
"Alysa, mama sama papa tau yang terbaik untuk kamu, nanti di sekolah kamu yang baru, kamu akan bertemu kembali dengan Alena, kamu ingat teman kecil mu?" Tanya Natasha, mengelus punggung putrinya berniat untuk menenangkan.
"Oke, alysa mau dan itu semua terserah mama dan papa" setelah mengucapkan itu alysa beranjak dari duduk nya kembali memasuki kamar.
Natasha dan Adrian menghela nafas lega, mereka sebagai orang tua tau dan merasakan apa yang terbaik bagi putri nya.
🦋🦋🦋
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVSA [ON GOING]
Randombertemu kembali dengan cinta pertama nya ketika duduk di bangku SMA namun, gadis yang ia sebut cinta pertamanya itu mengalami kecelakaan ketika berusia sembilan tahun, membuat gadis yang kerap di sapa dengan sebutan alysa itu hilang ingatan terutama...