bertemu kembali dengan cinta pertama nya ketika duduk di bangku SMA
namun, gadis yang ia sebut cinta pertamanya itu mengalami kecelakaan ketika berusia sembilan tahun, membuat gadis yang kerap di sapa dengan sebutan alysa itu hilang ingatan terutama...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Malam ini terdapat dua laki laki yang sedang menghadap kedua orang tua nya, ruang keluarga seketika sunyi ketika daifan, sang ayah mulai membuka amplop yang berisi surat dari sekolah.
Tak butuh waktu lama untuk membaca surat itu, kerena ia tahu apa isi surat tersebut. Hal itu membuat tatapan nya beralih menatap kedua putra nya itu.
"Sudah berapa kali papa peringatan kan, jangan sampai papa sebagai orang tua di panggil pihak sekolah karena kenakalan kalian" ucap daifan tegas, langsung melemparkan surat itu ke atas meja.
Devan dan Davin tak menjawab, kedua nya masih terdiam karena meraka tahu sifat ayah nya lebih keras dari mereka ketika marah.
"Papa malu ketika berkali kali papa di panggil pihak sekolah" ujar daifan menggebrak meja.
Kesabaran nya sudah habis untuk menghadapi dua putra nya yang berandalan ini. sebagai ayah ia sudah mendidik kedua putra nya agar menjadi lebih baik.
"Kurang apa kalian dari kami?" Tanya daifan.
"Asal papa tau, semenjak kecil Devan dan Davin kurang kasih sayang dari mama dan papa. Kalian hanya mementingkan dunia bisnis kalian" Devan berani menjawab karena ia hanya membutuhkan perhatian dari kedua orang tua nya.
"Davin setuju dengan Devan, ma pa kami kesepian ketika kalian pergi dan lebih mementingkan pekerjaan dan bisnis kalian" sahut Davin.
"Kami kerja juga untuk kalian" jawab daifan meninggi kan nada bicara nya.
"Kita nggak butuh uang pa, uang bukan segala nya" ujar Devan mata nya mulai memanas.
"Ma, pa semenjak kecil kita ingin sekali di antar sekolah dengan kalian, kadang Davin juga iri melihat teman teman Davin di antar oleh papa dan mama nya"
Mendengar ucapan kedua putra nya membuat daifan beranjak dari duduk nya meninggalkan istri dan kedua putra nya.
Devi yang mendengar pernyataan dari kedua putra nya, membuat mata nya tergenang air mata, tanpa sadar cairan bening itu lolos dari mata nya.
Devan yang melihat nya langsung menghampiri Devi dan memeluk ibu nya. Ia juga tak bisa menahan air mata nya ketika berada di pelukan sang ibu. Sontak Davin pun ikut memeluk ibu dan saudara kembarnya.
"Ma, Devan sama Davin minta maaf udah buat kalian kecewa" lirih Devan.
"Nggak papa sayang, mama tau Devan dan Davin pasti nyari kesenangan di luar sana karena mama papa nggak bisa bareng kalian terus"
Setelah mengatakan itu Devi mencium kening kedua putranya.
"Maafin mama juga ya nak, belum bisa jadi ibu yang baik untuk kalian" jawab Devi mengelus rambut ke dua putra nya.
isak tangis Devan seketika semakin dalam, kedua nya menggeleng, mereka tak berniat untuk menyakiti hati ibu nya.
"Sehat selalu ya ma, Devan sama Davin masih butuh mama" ujar Davin.
Sekuat apa pun seorang lelaki dirinya akan lemah jika tentang seorang ibu. Begitu pun dengan Devan dan Davin sekras apa pun wataknya mereka akan lembut jika dengan ibu nya.
* * *
Keesokan pagi nya, Davin kembali berangkat sekolah dengan motor nya. Semalam Devi membujuk daifan agar mengembalikan kunci motor kedua putra nya.
Davin berangkat terlebih dahulu karena ia akan mampir ke rumah Rafael dan angga agar bisa berangkat sekolah bersama.
Sementara Devan, laki laki itu masih terlelap dalam tidur nya. Sudah berapa kali Devi membangun kan nya namun, sang empu tak juga kunjung bangun.
"Devan bangun nak, nanti telat" ujar Devi memasuki kamar dan membuka gorden kamar agar cahaya masuk.
Suara itu yang Devan rindukan setiap pagi nya, ia tak langsung beranjak dari tempat tidur nya kerja berniat untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.
"Adek mu udah berangkat, ayo sekarang siap siap takut telat" ujar Devi ketika melihat putra nya melamun.
"Mama nggak kerja hari ini?" Tanya Devan melihat mama nya masih mengenakan baju rumahan.
"Nanti agak siangan"
Devan mengangguk, ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Sementara Devi, ia tengah menyiapkan seragam putra nya. Ia sengaja akan pergi ke kantor ketika anak anak nya sudah berangkat sekolah. Karena dirinya juga merindukan peran nya sebagai ibu.
Ketika bersiap dan mentap jam, Devan bergegas turun karena sekitar sepuluh menit lagi gerbang sekolah sudah pasti akan di tutup.
"Ma, Devan langsung berangkat aja udah telat" ujar Devan menghampiri Devi dan mencium punggung tangan ibunya, tak lupa yang terakhir mencium kening Devi.
"Hati hati ya nak, jangan ngebut meskipun telat" teriak Devi di balas anggukkan Devan.
Devan berfikir dirinya sudah terlambat mau tidak mau ia harus menancap kan gas nya agar sampai lebih cepet ke sekolah.
Ketika berada di depan, gerbang sekolah hampir di tutup namun, Devan mencegah hal itu membuat nya lega karena tidak terlambat untuk masuk.
Karena terlalu terburu buru dalam memarkirkan motor Devan tak melihat motor nya menyenggol motor yang di kendarai oleh seorang gadis.
"Woi, lo bisa parkir motor nggak sih?" Tanya alysa kesal, karena dirinya hampir terjatuh.
"Cerewet banget lo jadi cewek" jawab Devan tak mau kalah.
Alysa bersedekap dada mentap tajam laki laki yang berada di depan nya "cari masalah Mulu lo sama gue" ujar nya.
"Males benget gue berurusan sama lo"
Alysa mendekat "eh asal lo tau ya, handphone gue jatuh gara gara lo dan sekarang lo hampir buat gue jatuh dari motor" ujar nya mendorong lengan pria itu.
"lo aja yang nggak bisa bawa motor, motor lo bagus tapi sayang lo nggak bisa bawa nya"
"Eh awas ya, gue kempesin ban motor lo" teriak alysa.
"Kempesin aja gue nggak takut"
Alysa menghentakkan kakinya kesal, masih pagi mood nya sudah berantakan karena bertemu laki laki brengsek itu.
🦋🦋🦋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.