bertemu kembali dengan cinta pertama nya ketika duduk di bangku SMA
namun, gadis yang ia sebut cinta pertamanya itu mengalami kecelakaan ketika berusia sembilan tahun, membuat gadis yang kerap di sapa dengan sebutan alysa itu hilang ingatan terutama...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Pagi ini pukul 08.00 Devan sudah setia mengetuk ngetuk pintu rumah alysa, setelah kurang lebih lima menit menunggu pintu tersebut terbuka menampilkan gadis kecil dengan rambut nya yang di kuncir.
"Ayo main"
"Evan rajin banget pagi pagi udah ke sini" ujar alysa.
"Di rumah sepi, mama papa kerja kalo Davin masih tidur nggak mau di ajak main" jawab Devan, membuat alysa terkekeh.
Setelah mendapatkan izin dari sang ibu, kini alysa dan devan bermain mengelilingi kompleks perumahan menggunakan sepeda.
Meskipun devan terlihat di bebaskan oleh kedua orang tua nya. Namun, diam diam tanpa sepengetahuan Devan. Ayah nya sudah memberi perintah pada seseorang untuk memantau kemana saja putra nya pergi.
Alysa berniat untuk mempercepat mengayuh sepedah nya, agar bisa menyusul Devan yang berada di depan nya.
Bukan Devan nama nya jika tidak menjahili alysa, bukan nya mengalah bocah itu semakin mempercepat sepedah nya agar tak di kalah kan oleh alysa.
Karena terlalu fokus pada Devan yang berada di depan nya, alysa tak melihat terdapat batu kecil di depan nya. Hal itu membuat sepedanya oleng dan dirinya terjatuh.
Devan yang melihat nya terkejut dan langsung berlari ke arah alysa yang sudah terduduk di bawah.
"Agis kamu nggak papa?" Tanya Devan membantu alysa berdiri dan kembali duduk di bangku yang berada di pinggir jalan.
"Hiks Evan sakit lutut aku berdarah" tangis alysa.
Devan merasa bingung ketika Alysa menangis. Dirinya takut terkena marah Natasha ketika membawa alysa pulang ke rumah.
"Sakit nya masih bisa di tahan?" Tanya Devan membuat alysa mengangguk.
Karena merasa bingung Devan merogoh sapu tangan yang berada di saku nya dan melilitkan ke lulut alysa agar menutupi luka nya.
Dengan bermodal nekat Devan Mambawa alysa pulang ke rumah nya. Agar luka alysa di obati oleh Natasha.
Melihat alysa yang kesakitan ketika di obati, Devan merasa bersalah kerana mengejar dirinya alysa jadi terjatuh dan menjadi seperti ini.
"Tante Devan minta maaf karena nggak bisa jaga agis" lirih Devan merasa bersalah.
"Nggak papa nak, lain kali kalo main hati hati ya" ujar Natasha mengelus punggung Devan.
Setelah selesai mengobati luka alysa, kini kedua bocah itu tengah duduk di pinggir kolam renang, dengan kedua kaki nya yang di masuk kan ke dalam kolam.
"Agis maaf ya gara gara Evan agis jadi kaya gini" ujar Devan yang sudah berapa kali mengatakan maaf pada alysa, membuat alysa ingin tertawa.
"Udah berapa kali Evan minta maaf, agis udah maafin lagian ini bukan salah Evan tapi salah agis yang terlalu ngebut bawa sepedanya"
"Agis ngebut karena ngejar Evan" jawab Devan
"Pokoknya ini bukan salah evan, dan Evan nggak perlu merasa bersalah"
"Evan iri sama agis" ucap nya tiba tiba membuat alysa terkejut dan langsung menatap Devan.
"Iri kenapa?" Tanya alysa.
"Agis punya mama dan papa yang sayang sama agis. Sedangkan Evan, mama papa hanya sibuk dengan kerjanya dan nggak punya waktu buat Evan dan Davin"
Alysa mendengar nya terdiam seketika, se kesepian ini kehidupan Devan "Evan yang sabar ya, kalo Evan kesepian kan ada agis buat nemenin main"
"Terima kasih agis"
"Sama sama Evan, jangan sedih lagi ya"
🦋🦋🦋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.