1. INS : Rumah Harapan

1.3K 66 5
                                    

Hai guys ..
Jumpa lagi nih sama author mager
Walaupun lagi mager tapi nyempetin nulis karna alurnya gentayangan terus bikin mumet.

Kali ini author ngajak kalian sekolah dan balapan. Wkwk...

Author gak pernah bikin cerita anak sekolah, jadi pengen aja punya satu cerita tentang anak SMA. Tapi, jangan dicontoh ya guys. Cukup di baca aja. 😂

Bertabur Typo mohon dimakan.

Bisakah ini disebut rumah? Tanpa seorang ayah dan ibu hanya ada banyak anak-anak dan satu wanita tua yang mengurus semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah ini disebut rumah? Tanpa seorang ayah dan ibu hanya ada banyak anak-anak dan satu wanita tua yang mengurus semuanya.

Rumah sederhana dibawah kaki gunung Angsa, tembok berwarna putih kekuning-kuningan karena warna aslinya sudah pudar.

Panti asuhan milik seorang nenek bernama Ima sudah berdiri selama bertahun-tahun lamanya. Dia menghabiskan umurnya merawat anak-anak yang tidak punya tempat dan naungan untuk menjalani kehidupan.

Naasnya nenek Ima baru saja menghembuskan nafas terakhirnya setelah usianya genap 100 tahun.

15 anak kecil menangis tersedu-sedu karena orang yang merawat mereka sudah pergi untuk selama-lamanya.

Jasad nenek Ima dimakamkan didekat rumah harapan, hanya ada anak-anak panti asuhan yang menangisi kuburan itu.

Seorang donatur datang menghadiri acara pemakaman dan membayar semua biayanya. Selama bertahun-tahun mendirikan panti asuhan hanya ada satu orang yang mau mendanai panti asuhan ini.

Harry Anggara, seorang pengusaha kaya raya yang mendirikan banyak sekolah dan mendanai beberapa panti asuhan.

Setelah berjam-jam menangisi kuburan itu anak-anak kembali ke rumah. Mereka menyambut baik kedatangan Harry karena dari dulu mereka sudah mengenalnya.

Gazzel, Anak tertua berumur 11 tahun mengambil minuman untuk Gabriel. Di ekori Genta, anak kecil berusia 10 tahun membawa nampan berisi beberapa cemilan ringan.

" Kalian tidak perlu melakukan ini, saya turut berdukacita atas kepergian buk Ima, secepatnya saya akan mencari orang yang bisa mengurus kalian. Tenang saja, saya tetap akan mendanai rumah harapan ini ".

" Terimakasih om ", Ujar Gazzel mewakili adik-adiknya.

" Untuk beberapa hari kedepan saya akan sering mengunjungi kalian. Gazzel tolong urus adik-adik yang masih kecil. Jangan biarkan mereka bermain terlalu jauh. Sekarang banyak terjadi penculikan ".

" Baik om, Gazzel akan menjaga mereka semua ".

" Kalau begitu saya pulang dulu, kalau ada apa-apa hubungi saya ya ".

Gazzel mengangguk dan mengantar Harry keluar.

Suasana rumah harapan mendadak sepi setelah kepergian sang nenek. Banyak anak-anak mengurung diri dan enggan untuk bermain.

Black Swan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang