12. INS : Kapten GenZion

233 47 9
                                    

Pelukan itu lepas setelah zergan mundur dan mendorong pelan tubuh Pino. Zergan merasa bingung dengan tingkah nekat Pino. Pasalnya banyak pasangan mata yang melirik mereka.

Walaupun zergan mulai menyukai Pino tapi dia tidak pernah berpikir melangkah sejauh itu. Apalagi berpelukan.

Pino yang polos dan naif tidak paham dengan isyarat zergan agar sedikit menjaga jarak dengannya.

Jemari Pino menggenggam tangan zergan, bibirnya terus mengukir senyuman. Dia seperti anak kucing yang sudah nyaman dengan pemiliknya.

 Dia seperti anak kucing yang sudah nyaman dengan pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zergan kembali terbuai dan balik menggenggam jemari Pino. Kedua mata mereka bertemu dan menembus batas pikiran masing-masing.

Beberapa saat kemudian gen datang dan langsung menghampiri Pino. Sifatnya yang grasak-grusuk tidak melihat genggaman tangan Pino dan zergan.

" Kenapa sendirian? ", Gen melirik sekilas zergan dengan penuh tatapan sinis tapi tidak berlangsung lama matanya berpindah melihat Pino dengan tatapan yang manis.

Sontak zergan melepaskan genggamannya dan menyembunyikan tangannya kebelakang.

Pino menatap zergan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Dia sedikit kesal karena zergan melepaskan tangannya.

" Heii ikan buntal... ", Tangan gen merangkul pundak Pino dan membawanya pergi. Pino melangkah kan kakinya namun mata coklat itu masih menatap zergan.

Zergan hanya bisa diam tanpa ekspresi melihat kepergian Pino. Dia tidak tau harus menunjukkan ekspresi seperti apa karena saat ini zergan masih bingung dengan apa yang terjadi.

Malam semakin larut Pino dan ketiga abangnya pun kembali ke rumah.

Pagi-pagi sekali genta dan gen sudah berangkat sekolah lebih dulu karena mereka akan mengadakan pertandingan di SMA Sejahtera.

Gazzel dan Pino baru saja meninggalkan rumah. Walaupun bintik-bintik merah masih ada di bagian-bagian tertentu ditubuhnya Pino sudah berangkat sekolah.

Suasana pagi ini sangat sepi karena banyak siswa-siswi bolos dan pergi ke SMA Sejahtera memeriahkan pertandingan.

Pino berjalan melewati kelas XII, XI namun dia tidak melihat zergan. Sesampainya dikelas, Cristal langsung menghampirinya.

" Aku dengar kamu sakit ", Ucapnya mencoba memecah jarak diantara mereka.

Sontak para siswa melirik Pino. Mereka merasa kesal karena Cristal mendekatinya.

" Mm~ iya " singkat Pino dan duduk di kursinya.

" Kemarin wali kelas memindahkan posisi tempat duduk kita. Sekarang kursimu disini ". Cristal memegang kursi disebelahnya.

Black Swan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang