25. INS : Microchip

229 45 30
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 22.30, zergan duduk dimeja belajar mencatat kapan terakhir dia tidak sadarkan diri dan menganalisa kemungkinan yang akan terjadi di hari-hari kedepannya.

Zergan juga membeli cctv mini dan meletakkan disetiap sudut ruangan. Waspada jika gema bangun dan melakukan sesuatu yang buruk didalam rumahnya.

Setelah menyiapkan segala sesuatu yang bisa membantunya dirumah, zergan pun keluar dan pergi ke toserba untuk membeli makanan dan minuman yang berkafein tinggi supaya dia bisa terjaga sepanjang malam. Zergan tau jika dia tidur gema akan bangun.

Tapi sayangnya zergan tidak tau siapa Abang-abangnya yang hilang itu. Karena hanya gema yang memiliki ingatan yang jelas. Zergan tetap zergan yang hidup sederhana tanpa dendam dan ingatan yang samar tentang merasa lalunya.

Zergan juga alergi darah sedangkan gema menyukai tangannya dilumuri darah. Mereka memang bertolak belakang baik sifat maupun pemikiran.

" Zergan ", ujar Gazzel didalam mobil tepat dipinggir jalan yang tak jauh dari toserba.

Zergan yang baru keluar dari toserba langsung menoleh mendengar namanya dipanggil.

" Iya bang ", ujarnya sembari menghampiri gazzel.

" Pino mana? Ini sudah larut malam tapi dia tidak pulang-pulang "

" Pino ketiduran dirumah bang, ayo ". Ajaknya sopan. Gazzel pun mengikuti zergan yang berjalan karena jarak toserba dan rumahnya tidak terlalu jauh.

Sesampainya dirumah sederhana gang Eden, gazzel menatap rumah sepetak itu. Semuanya ada disatu ruangan, tidak ada dapur ataupun ruangan lain. Hanya ada kasur dan rak-rak buku dan peralatan masak yang sederhana disebelah kamar mandi.

Gazzel langsung melihat adiknya tertidur pulas diatas kasur.

" Abang duduk dulu, zergan mau menyeduh teh "

" Ooohhh okelah, maaf ya Abang datang dengan tangan kosong ". Mendadak gazzel merasa iba melihat kehidupan zergan.

" Haha- santai saja bang ", zergan mengeluarkan beberapa cemilan ringan dan roti dari kantong plastik nya lalu meletakkannya dimeja tepat didepan gazzel.

Zergan menghidupkan kompor listrik dan memasak air.

Gazzel memandangi setiap sudut ruangan, bersih dan banyak materi pelajaran yang ditempel didinding. Rak kecilnya diisi dengan berbagai macam buku.

" Kenapa tidak tinggal bersama orang tuamu? ". Ujar Gazzel penasaran. Pasalnya tadi dia sudah kerumah orang tua zergan tapi hanya ada Cristal disana. Jadi gazzel mendapat alamat rumah ini dari adiknya Zergan.

" Mm~ heheh..., zergan sudah besar bang, tinggal bersama mereka hanya menambah beban dan membuat mereka kerepotan ".

Sejujurnya zergan juga tidak ingat dengan jelas kenapa dia tinggal terpisah, hanya saja dia masih ingat dengan samar kalau Devan ayah tirinya mengusirnya. Hal memalukan itu dia simpan sendiri, berlagak dewasa bisa tumbuh sendiri padahal dia serba kekurangan.

" Kamu sangat dewasa, pemikiran mu jauh diatas ku ". Puji gazzel.

" Ah abang bisa aja ", zergan duduk dan meletakkan dua gelas teh diatas meja.

" Ze.. "

" Iya bang? "

" Apa kamu punya foto waktu kecil? "

" Punya, kenapa bang? Tapi sepertinya ketinggalan dirumah "

" Penasaran aja, soalnya wajahmu tidak asing ".

Wajah zergan terasa familiar diingatan gazzel, saat pertama kali zergan masuk di SMA Cemerlang, gazzel sudah terpaku dengan garis wajahnya. Tapi setelah mengetahui zergan putra Devan pemilik pabrik kayu dia tidak lagi memikirkannya.

Black Swan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang