35. INS : Hilangnya Zayn

261 40 38
                                    

Satu Minggu berlalu begitu saja, gazzel dan ketiga adiknya hidup sederhana di rumah harapan. Gazzel dan Genta pergi ke sekolah menggunakan transportasi umum yang disediakan khusus untuk anak sekolah. Satu Minggu ini mereka melaksanakan ujian akhir untuk kelas XII.

Hanya Hana, gen dan Pino yang selalu ada di rumah. Mereka tidak memiliki alat transportasi jadi tidak ada yang pernah keluar.

Penyelidikan kasus Harry tidak ada perkembangan membuatnya tetap harus ditahan. Baru satu kali Pino bertemu ayahnya itupun hanya beberapa menit.

Jam dinding menunjukkan pukul 10, Hana baru saja selesai menggoreng telur untuk mereka. Gen pergi ke sungai mencuci pakaian sedangkan Pino membersihkan dan menyapu rumah.

Setelah pekerjaan nya selesai, Pino duduk didepan rumah sambil menggambar dibuku gambarnya. Dia sangat menikmati kehidupannya saat ini. Hidup sederhana hanya mengandalkan apa yang ada tidak membuatnya mengeluh.

Karena banyaknya kejadian yang menimpa mereka, Pino sedikit lebih dewasa. Dia tidak lagi bersikap manja, apapun yang bisa ia kerjakan pasti dia lakukan. Sudah satu Minggu Pino tidak bertemu zergan, karena mereka diliburkan selama ujian kelas XII.

Pino sangat ingin bertemu dengan teman-temannya tapi karena kasus ayahnya dia mengurungkan niatnya. Bukan malu tapi Pino tidak mau mendengar pertanyaan tentang ayahnya. Karena dia tidak mau mengakui tuduhan itu.

Ditengah lamunannya menatap gambar yang baru saja ia lukis. Tiba-tiba gen datang mengejutkan nya.

" Wrghhh.....ikan buntal "

Pino melirik santai " haruskah pino pura-pura terkejut? "

" Aow..., kenapa dengan raut wajah adikku hmm? "

" Ya ampun, itu kalimat yang sangat menggelikan Gen ". Pino memutar bola matanya malas.

" Abang ketemu burung, kakinya patah ". Gen memperlihatkan burung yang ia dapat diseberang sungai.

" Terus kenapa dibawa pulang? "

Gen masuk kedalam rumah dan mengambil kotak P3K lalu kembali duduk disebelah Pino.

" Buat apa kotak P3K nya? " Pino menutup buku gambarnya dan mulai fokus melihat gen mengurus burung berwarna abu-abu itu.

Gen mengeluarkan betadin dan perban untuk membalut luka di kaki burung itu.

" Wah wah wah..., hatimu sangat baik gen " puji Pino

Gen menarik sebelah alisnya lalu mengobati burung itu. Beberapa saat kemudian Hana datang membawa dua piring nasi goreng dan telur mata sapi diatasnya.

" Ayo makan dulu "

Gen dan Pino pun mengambil piring itu dan memakan nasi goreng buatan Hana. Tidak ada rasa lain selain nasi, masakan Hana selalu hambar tapi mereka tetap memakannya tanpa berkomentar.

" Pino melukis apa? " Hana mengambil buku gambar itu dan membukanya.

Hana terdiam sejenak melihat lukisan Angsa yang sangat bagus dan diatas angsa itu ada nama seseorang " zergan ".

" Pino suka angsa? "

" Hah? Mm~ " Pino mengangguk sambil mengunyah nasi gorengnya.

" Lalu zergan? Kenapa ada nama zergan diatas angsanya? "

" Mm~ Abang ze itu seperti Angsa, cantik tapi susah buat ditangkap "

" Hah? ". Bingung gen

" Bukan apa-apa " ujar Pino santai sebenarnya dia juga tidak tau apa yang dia katakan, Kalimat itu keluar begitu saja.

Black Swan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang