Tujuh Belas

18 1 0
                                    

Pesta ulang tahun keluarga hanya pesta sederhana; teman-teman dekat saja yang datang. Dekorasi yang Tia dan Armand konsep; pesta kebun dengan bahan-bahan untuk barbeque-- yang menjadi Armand, video kejutan untuk bapanya yang Armand buat atas permintaan Tia; foto-foto keluarga mereka dimulai dari pernikahan bapa Tia. Tamu-tamu undangan pun hanya terdiri dari Siska dan suaminya, Dhika, Armand dengan Olivia, Ana dan anaknya, Bella, dam terakhir Lena yang tengah hamil tua dengan suaminya, Arsen.

Dimulai dari makan-makan yang berjalan lancar. Armand dan Oliv mudah sekali berbaur dengan bapak serta teman-teman Tia. Olivia bahkan telah menjadi favorit Kean, anak laki-laki itu tidak lepas dari pangkuan Olivia. Olivia bahkan sudah sangat cocok untuk menjadi seperti ibu. Tia jadi penasaran, kapan Naren akan melamar wanita itu, padahal jelas-jelas laki-laki itu sudah cinta mati pada Olivia sejak zaman purba.

Giliran pemberian kado, dan bapaknyalah yang mendapat banyak hadiah. Laki-laki setengah bayu itu bahkan terkejut ketika dia mendapatkan permainan tamagochi dari Armand. Tia hampir saja protes ketika bapaknya tertawa terbahak-bahak dan menepuk pundak Armand bahkan sampai memeluknya.

"Bapak enggak nyangka kamu bisa nemu mainan jadul ini. Bapak pikir kamu bercanda waktu bapak bilang bakalan izinin kamu deketin Tia kalau kamu bisa dapetin mainan Tamagochi," kekeh bapanya.

Tia melongo. bapaknya hanya 'menghargainya' sebuah Tamagochi? "Kok Tia bisa semurah itu, sih, Pa?"

bapa Tia kembali terbahak. "Lihat, Mand. Bapak bahkan gak ngerti kenapa kamu mau-mau aja ama anak bapa ini padahal pikiranya gak jauh dari negatif."

Tia mencebik kesal. Dia yakin Armand akan menyahuti godaan bapanya dengan senang hati.

"Karena saya mencintai, Tia, Pa. Makanya tidak masalah," jawab Armand tenang.

Jawaban Armand sukses membuat semua orang yang berada di sana menggoda Tia habis-habisan. Bapa bahkan kembali tertawa senang dan memeluk Armand.

"Jadi kapan kamu mau minta Tia secara resmi sama Bapa?" tanya Bapa.

"Bapak! Apa-apaan si?"

"Saya berencana secepatnya, Pa. Itu tergantung Bapak bersedia menerima saya dan keluarga saya kapan."

"Armand? Kok kamu gak--"

"Bagaimana kalau bulan depan? Waktu yang pas?"

"Tent--"

"Kalian gak nanya aku apa? Hellow, aku di sini, ya!" potong Tia jengkel.

"Haah, mau gak mau kan kamu tetep harus mau, dek," sahut Dena.

"Kok Teteh ikut-ikutan, sih?"

"Lah iya, dong. Bapak kan butuh cucu dari kamu juga. Iya, gak Pa?"

"Bener itu, Teh."

"Ih, kalian ini."

"Bilang aja lo seneng, Ya. Muka lo merah tuh, ya kan, Mas, Na?" goda Lena

"Plis, jangan kalian juga," gerutu Tia.

"Udah, udah. Mending kita lanjut liat foto-foto yang udah kamu buat, Mand. Dibawa, kan?" tanya Dena.

"Bawa dong, Den."

Armand menyiapkan video yang telah dibuatnya. Mereka akan menontonnya lewat layar yang terbuat dari kain dibentangkan dan menontonnya melewati pantulan dari projector. Agar telihat lebih besar, begitu menurut Tia.

Saat video diputar hal yang pertama muncul di layar adalah warna hitam, tiba-tiba muncul suara musik IDM serta dilatari teriakan-teriakan yang ikut bernyanyi. Munculah sesosok lelaki yang sangat mereka kenal. Armand.

"Tunggu, ini--" ucapan Armand terpotong ketika tanganya digenggam erat oleh Tia. "Tia ini bukan--"

"Gue bakalan cari cewek, gue pacarin, abis itu gue buang. Dan ini," Armand yang berada di layar memperlihatkan kertas dengan sederetan daftar, "gue bisa lakuin tantangan ini, dan bikin cewek siapapun itu bertekuk lutut ama gue. Alan, Gilang, dan Si Kampret Dilan adalah saksinya."

"Tia, aku--"

"Diam Armand!" desis Tia.

Video itu berubah menjadi slide show foto-foto Tia. Tia yang berada di baseman, foto lorong apartemen dengan Tia yang berada di depan pintu apartemennya, foto ketika mereka kencan di Bandung, dan foto ciuman-ciuman mereka. Foto-foto itu disertai tulisan tantangan yang berhasil Armand lakukan. Ketika foto-foto itu berakhir, layar berubah menunjukan halaman rumah Gilang dan Lea dengan Tia yang berdiri di hadapan Armand.

Tunggu ini--

Sebelum Tia sempat mencerna video apa itu, ayahnya telah menghampirinya dan menampar Armand keras.

Video itu adalah video ketika Tia menggoda Armand.

***



The Lies Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang