GOOD NIGHT 😣
Alaska, Xavier, Aidan yang di titipkan si mungil oleh Ayahnya terdiam bingung entah mereka harus melakukan apa?, apa lagi ketika mulut kecil itu menyedot rakus susu di dalam dot. Dan itu terlihat sangat lucu, ketika pipi itu bergerak cepat.
Agasta memerima telepon untuk sementara menitipkan putrinya kepada ketiga putranya, ia tau ketiga putranya sudah menyesal, dan memberi waktu untuk mendekati adik bungsu mereka. Setelah itu tentunya ia akan menghabiskan waktu dengan putrinya tanpa gangguan dari siapapun.
Si mungil di dudukan di atas meja makan, dan itu ulah Aidan bingung membawa badan mungil itu kemana dan berakhir tetap di meja makan.
"Apa kita akan memakannya?"Ceplos Aidan, sebab dari tadi mereka hanya diam memperhatikan dengan tangan masing masing mengepal ingin mencubit pipi yang menggoda mereka sedari tadi.
Alaska terlebih dulu meraih tubuh mungil itu untuk ia gendong, perkataan adiknya memang ada benarnya ia ingin memakannya dalam arti lain.
Sedari tadi ia tertarik untuk mengecup pipi ini, si mungil melepas dot di mulutnya tanpa sengaja jatuh dan berhasil di tangkap Xavier.
Mata bulatnya mengerjap mendongak menatap wajah tampan, Abangnya, bibirnya mengukir senyum dengan teriakkan melengking, senang saat Alaska mengecup pipinya dengan gemas.
"Maafkan Abang baby" gumam Alaska yang tentu di dengar kedua adiknya.
Si mungil menggaguk antusias mencoba menggapai wajah Alaska" aaf "ulang Anya.
Alaska yang paham membiarkan tangan gempal itu memainkan wajahnya, rasa sesak memenuhi dadanya.
Semudah itu mendapatkan maafnya, sementara kedua adiknya Aidan, Xavier ikut menitikan air mata.
Bibir Anya memberenggut melihat ketiga Abangnya sedih" angan angis angis anti hantu datang mamam loh" ucapnya polos, dan hal itu memghadirkan senyuman di wajah ketiga Abangnya.
Terlihat tulus meski sedikit kaku, senyuman mereka telah lama hilang dan sekarang senyuman di wajah ketiga pria itu akan kembali karena Adik bungsunya.
"Mamam hantu, bukan hantu yang mamam. Tapi Abang mamam kamu sini" gemas Aidan mencoba merebut adik bunsungnya dari Abang pertamanya.
Belum sampai meraih si mungil tangannya di tahan Xavier" yang muda harus ngalah sama yang tua ngerti" tegasnya tak ingin di bantah, memanfaatkan statusnya yang tinggi sebagai Abang.
Aidan menatap dingin Xavier"gak salah! yang tua ngalah sama yang muda atau lebih jelasnya Abang ngalah sama adek"
Xavier bersedekap dada"Salah itu!sejak kapan kayak gitu, ini akibat belajar sering bolos. Sana lebih baik lo belajar di hari libur, biar pinter"
Mendapatkan kesempatan Alaska membawa si mungil dalam gendongan biarkan dua dedemit itu berseteru.
Anya menyembunyikan wajahnya di ceruk Alaska ketika menatap salah satu bodyguard yang berkepala pelontos.
Ia takut melihat om om botak.
Alaska membawa adiknya menuju kamar, untuk menghindari ketiga pria termasuk Ayahnya.
Biarkan ia mendekatkan diri dengan adiknya yang menggemaskan ini, kebetulan juga semalam ia membelikan boneka sebagai permintaan Maaf dan hadiah pertama untuk si mungil.
Sebenarnya Alaska sedekit merasa geli ketika si mungil menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya.
Membuka pintu kamarnya masuk tak lupa menutup pintunya kembali lansung mengucinya agar tidak ada yang mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possessive [ END ]
FantasyFollow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia. Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekera...