Bodygoard Menyambut seperti biasa kedatangan tuan mereka, tubuh tegap dengan kepala sedikit menunduk. tangan masing masing dari mereka mengepal menahan rasa gemas dengan apa baru saja melewati mereka. Paras imut nan lucu itu membuat mereka terpana.
Sebelumnya suara Ricard mengintrupsi mereka dan memperkenalkan cucunya saat memasuki Mansion pria paruh baya itu.
Jelas dengan singkat berita mengejutkan itu langsumg tersebar di kalangan pekerja di Mansionnya ini.
Suara lucu memekik senang di tengah keheningan suasana Mansion" lumah besal, besal sekali dalipada lumah yayah"mata obsidian coklat Anya terlihat berbinar.
Ricard berjalan semakin angkuh ketika mendapatkan pujian dari seorang anak kecil untuk Mansion miliknya, Anya masih berada di dalam gendongannya.
"Apa kau ingin turun dan berlari?"tawar Ricard pada si mungil.
Kedua alisnya bertaut dengan bibir kecilnya yang mengerucut setiap ekspresi Anya tidak lepas dari tatapan pria paruh baya itu yang tengah menahan senyuman gelinya."no, no Anya Lali lali jatuh. humm...... telus abang malahin Anya anti" ucap si mungil mengingat ketiga Abangnya yang selalu melarangnya untuk tidak berlari.
"Hahaha, kau begitu penurut pada Abangmu padahal dulu mereka nakal sekali" ucap Ricard memasuki lift menuju ruangan pribadinya di sana.
Ya ketiga cucunya saat menginjak usia 5 tahun masing masing dari mereka begitu aktif terutama Aidan, Xander, lalu terakhir Alaska. Hingga barang barangpun tak luput mereka pecahkan.
"paman! pengasuh mbang!" tebak si mungil tepat saat pintu lift tertutup, wajah pria itu terlihat masam saat si mungil terus saja memanggilnya dengan sebutan paman di bandingkan kakek. Jika di tanya mengapa tidak memanggilnya dengan sebutan kakek? maka jawaban yang di terima Ricard membuat dirinya bungkam" Anya ndak unya kakek, kata yayah ndah boyeh panggil olang lain kakek. anti kakek cedih di atas cana" ucap si mungil.
Ricard matia matian menahan geramannya, kurang ajar sekali putranya mengatakan dirinya sudah mati pada cucunya ini.
"Aku, bukanlah pengasuh Abangmu. kau harus tau itu, tidakkah kau menyadari aku siapa? Coba tebak selain kata pengasuh. Apa kata yang cocok untukku?" ucap Ricard ketika si mungil menatapnya dengan kepala menyender pada bahunya mata bulatnya berkedip lucu mencoba berpikir. Tepat pintu lift terbuka Ricard membawa Anya masuk kedalam ruangan pribadinya menggunakan sandi.
"Apa kau masih tidak bisa menebaknya?" ujar Ricard meletakkan hati hati tubuh gempal itu tepat di meja kerjanya.
Di ruangan kerja ini tempat ternyaman bagi Ricard berketutat sehari hari tidak pernah ia tinggalkan dengan lembaran lembaran kertas yang berharga.
Kaki pendek Anya terlihat menjuntai di meja tinggi Ricard membuat si mungil dengan senang menggerakkan kakinya mengayun. Tidak lupa jari jempolnya ia masukkan kedalam mulut goanya yang basah, sudah waktunya si mungil meminum susunya di sore hari.
Tangan Ricard menarik pelan jari jempol Anya dari mulut kecilnya" Apa yang sedang kau lakukan ini kotor!"
Mulut kecilnya terbuka kehilangan sesuatu menghadirkan tawa di bibir pria tua itu" mimi, num mimi~" ucap si mungil matanya terlihat sayup mulai mengantuk.
Ricard cukup terkejut apa cucunya masih meminum susu di dalam dot, di pangku kembali tubuh mungil itu dalam dekapan hangatnya menggemaskan sekali ia kecup pipi gembul itu untuk kesekian kalinya.
Mengayun ngayun seperti menidurkan bayi meski masih terlihat kaku, si mungil terlihat mencari cari sumber nutrisinya.
"hiks mimi num mimi~"si mungil mulai merengek dengan segera Ricard melakahkan kakinya keluar ruangan menyuruh bodygoard untuk membeli tiga rasa susu beserta dot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Possessive [ END ]
FantasyFollow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia. Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekera...