[ 17 ] 💖

11.1K 998 137
                                    


Setelah beragumen dengan ketiga putranya yang tidak setuju jika putrinya di perkenalkan pada kakek mereka, mereka ragu dan takut dengan apa yang akan di putuskan oleh Ricard Emiliano Dirgantara. Agasta meyakinkan ketiga putranya jika semua akan baik baik saja. Agasta tidak ingin mengulur waktu lagi sebelum semuanya terlambat.

Hari ini putrinya begitu menggemaskan dengan pakaian lucu. berwarna pink menutupi kulit putihnya, Agasta bangun telat hingga si mungil sudah di mandikan oleh salah satu maid yang di suruh putranya Aidan.

Mencium gemas pipi putrinya yang berada di gendongannya tangan gempalnya memainkan dasi Agasta sedangkan tangan satunya memegang dot di mulutnya.

Beberapa mobil sudah berjajar siap untuk jalan, ke tiga putranya tentu saja ikut pergi dengan kendaraan masing masing.

Mata si mungil terlihat sayu menyender di dada bidang sang Ayah meminum susunya yang hampir habis" jalan jalan pelgi aik bim yayah?" ucapnya melepas dot di dalam mulutnya, penasaran.

Agasta tersenyum menanggapi putrinya" iya jalan jalan di mansion kakek, princess mau? halamannya lebih luas dengan hewan hewan yang banyak, princess bisa jelajahi bersama Ayah"

Anya mengangguk senang" Anyak, bunga? Agasta langsung membuka pintu mobil masuk, ketika melihat ketiga putranya sudah siap, tentunya ia membawa supir untuk membawa mobilnya.

"iya di sana juga banyak bunga lebih dari pada punya Ayah"

Si mungil termenung, kakek? sosok kakek begitu asing untuknya dahinya mengkerut halus, duduk di pangkuan Ayahnya ketika pintu mobil tertutup.

Semua keluarganya membenci dirinya, termasuk Ayahnya dan juga Abangnya dulu, apa kakeknya akan menerima keberadaannya.

Apa? Sosok kakek akan menyanginya sama seperti Ayahnya sekarang.

Kedua mata bulatnya mendongak menatap Ayahnya ketika mendapatkan usapan di dahinya membuatnya terkejut."sayangnya Ayah memikirkan apa hmm?"

Sebelum putrinya menjawab, pintu gerbang di buka lebar bertepatan dengan mobil hitam bermerek BMW 8 Series 840i Gran Coupe.

Memasuki halaman Mansion dengan mobil hitam lainnya yang mengikuti.

Mobil Agasta yang sempat jalan dan berhenti, Agasta cukup terkejut dengan kedatangan pemilik mobil yang sudah ia ketahui siapa orangnya mengunjungi Mansion.

Agasta mengecup pipi bulat putrinya terlebih dulu sebelum keluar dari mobil hatinya di liputi rasa gelisah saat ini.

"Sayangnya Ayah, diam dulu di sini sebentar? Ayah ingin berbicara dengan kakek. Anya tidak boleh keluar sebelum Ayah menyuruh mengerti princess?"

Anya mengangguk paham" oteh, Anya mengelti yayah"

~000~

Semua berkumpul di ruangan keluarga, suasana saat ini tidak bisa di bilang baik terutama Agasta dengan aura dinginnya di hadapan Ricard, pria tua yang meyandang sebagai orang tuanya.

Tatapan matanya beralih menap tajam seorang pria yang tak jauh berbeda dengan umur Ricard.

urat leher Agasta terlihat jelas dengan gigi bergemeletuk sesaat sebelum kalimat Ricard selesai tangannya memecahkan meja di hadapanya.

Prank

"Bagaimana bisa kau dengan gampangnya menyerahkan hak asuh putriku pada pria sepertinya! Apa hakmu tuan Ricard!"wajahya terlihat memerah menatap nyalang pria tua itu.

Tak jauh berbeda dengan Ayahnya Alaska, Xander, Aidan di luputi rasa amarah.

"Bagaimana bisa anda mengambil keputusan sepihak!" saut ketiganya berbarengan.

Family Possessive [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang