[ 6 ] 💖

26.7K 1.8K 313
                                    

Alaska menatap tajam bocah yang memeluk kaki kanannya terlihat anak itu seperti monyet yang tengah bergelatung pada ibunya tidak melepaskan kakinya sedikitpun, ia tak peduli tetap melangkah mengunci pintunya kembali.

Alaska terpaksa membuka pintu, ia tak mau kehebohan bocah ini malah mengacau hingga ketahuan oleh Sean dan juga Azura paman dan bibinya.

Si mungil tentunya berada si dalam gendongan abangnya, tangan mungilnya terus menepuk dada bidang Alaska ingin turun"Anya au ain ulun ulun" antusiasnya.

Hancur sudah rencana memonopoli si mungil jika sudah datang pengacau tetapi tetap saja Alaska tak terima kekalahan"tidak kamu bermain bersama Abang, jangan bermain bersama anak nakal baby"

"nanti baby di gigit, di dorong, di buang "ucap Alaska menambahi supaya adiknya takut. Tentu saja perkataan Alaska membuat bocah yang tengah memeluk kakinya mencebikkan bibirnya kesal enak saja di kira ia hewan apa?.

Mata bulatnya berkedip setelah mencerna ucapan Abangnya" akal ndak boyeh jadinya?" tanya polos si mungil.

Ekpresi si mungil ini benar benar membuat Alaska menggigit bibir dalamnya gemas"benar benar polos sekali"

"Tidak! Abang Alaska bohong princess. Mana ada gigit gigit aku baik loh, jika ingin tau ayo kita berteman?" melepaskan tangannya dari kaki Alaska, tersenyum cerah ketika perhatian boneka cantik itu beralih padanya.

Teo menganggap gadis kecil itu boneka cantik, karena baru pertama kali baginya melihat wajah semenggemaskan Anya kulit putih, mata coklat, bibir pink, rambut ikal panjang yang terlihat imut dan lucu apa lagi mendegarkan suaranya yang lembut.

"Namaku Teo si ganteng kalem anak nya daddy Sean, namamu siapa Princess?"mengabaikan tatapan dingin Alaska yang di tunjukkam padanya.

"Anya, Anya Qu-in-zy"si mungil susah payah mengucap namanya baginya begitu sulit.

Teo bertepuk tangan "wah nama yang cantik sama seperti orangnya "pujinya dengan senyum ceria, kemudian beralih menatap pria tinggi menyebalkan di hadapannya"Ayolah bang Alaska turunkan baby Anya! Kau tidak ingin mengalah padaku pada anak kecil sepertiku leherku pegal nih jika harus mendongak terus menerus"dumelnya.

Alaska mencoba mengabaikan dan membawa kembali si mungil duduk di tepi ranjang di ikuti bocah itu yang menghentakkan kakinya kesal.

Teo mencoba menaiki ranjang dengan susah payah ketika badan boneka cantik itu di dudukan di sana" Baiklah abang menginjinkanmu bermain bersama tapi ingat baby nanti, kamu tidur di sini bersama Abang okey"tanganya mencubit gemas hidung si mungil.

Si mungil tertawa dengan Anggukkan" Teo secepat mungkin duduk di samping Anya.

"ya ampun wangi khas bayi!" ucapnya, aroma minyak telon lebih tepatnya" kalo ginimah mau gak aku culik terus jadi adik aku nanti kita bisa main sepuasnya?" tawar bocah itu,

Tentu saja hal itu membuat tangan Alaska melayang menggetok kepala bocah itu cukup kuat" Berani sekali kau bocah sudah berbaik hati aku mengijinkanmu masuk dan bermain kau ingin mengambil Millikku, maka pergi Keluar" usirnya pada bocah itu.

Teo mengusap kepalanya cukup sakit, terlihat matanya yang berair" Mommy!"teriaknya di dalam kamar Alaska berpura pura menangis demi menarik perhatian si mungil.

Tentu saja suaranya tak bisa di dengar, kamar Alaska kedap suara.

Wajahnya si mungil memberenggut dengan kedua alis menekuk tak suka jika Abangnya melukai teman barunya, berdiri dari kasur dengan kedua tangan memegang pinggangnya."ndak boyeh gitu cama eo kan angis, bang ahat. Anya ndak cuka" marahnya.

Untuk kali ini Alaska terkekeh melihat marah adiknya yang menggemaskan itu, apa lagi ketika kedua tangan gempalnya di letakkan di pinggang bukannya terlihat garang malah jatuhnya lucu.

Family Possessive [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang